Selamat membaca
°•°•°
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu Sean kini hadir di depan mata. Kulihat dia sangat-sangat tampan dengan jas emas yang membalut apik tubuhnya. Di saat menerima uluran tangan para tamu pun, aku tetap mencuri pandang ke pemilik mata teduh itu.
"Selamat sahabatku! Deadeo Deodoranku! bahagia selalu bersama kekasih hatimu yang dari dulu ini, sampai sekarang, ya, De!" heboh Alin dengan air mata yang tumpah di pipi mulusnya. "Selamat sekali lagi!"
Kubalas pelukan Alin. Aku pun ikut menangis bahagia di dalam pelukannya. "Makasih, Lin... aku bisa di sini juga karna kamu. Makasih!"
"Sama-sama... udah ah, jangan nangis lagi! aku mau makan, De!"
Aku tahu, itu alibinya agar bedaknya tidak luntur. "Oke kalo gitu, selamat menikmati hidangannya jepit pitaku!" Alin terkekeh sebelum mencium pipiku.