Selamat membaca
°•°•°
Di pagi yang masih sama dan di tempat yang serupa juga, semua sahabatku berkumpul. Duduk-duduk di gazebo tanpa melanjutkan obrolan setelah aku teriak tanpa disaring tadi. Namanya juga kelepasan. "Maaf Diya, aku keceplosan."
Diya yang kupikir akan tersinggung, malah menyahut santai, "aku terhibur. Memang seharusnya Nino pakek itu." Menyelipkan tawa kecil yang membuatku mendelik.
"Astaga! seharusnya itu nggak kalian lakuin...!" seruku menahan kesal yang seakan meletus sekencang mungkin. "Nggak usah dibahas lagi, bikin emosi."
"Sayang..." Sean mengusap pelan pada punggungku yang terbungkus baju tidurnya Alin. Belaian itu membuat hatiku lebih kalem lagi bagai putri malu yang menutup daunnya. Otakku seakan terkontrol hanya kerena perhatian kecil Sean yang kurasa sangat manis ini. "Inget, jangan terlalu dipikirin. Enggak bagus untuk kesehatan. Aku enggak suka, De."
"Hem... iya."