Selamat membaca
°•°•°
"Mama tahu Dea bahagia sama Sean."
"Tapi Dea nggak yakin kalo acara pernikahan Dea lancar, Ma... belum nikah aja udah ada banyak masalah."
"Kamu jangan bilang gitu.Hal baik itu jangan ditunda-tunda, Dea..." saran Mama Kezia, mama kandungku.
"Udah... Mama fokus sehat aja. Jangan pusing-pusing mikirin pernikahan Dea." Mama terdiam sambil menatap langit-langit kamar di rumah sakit.
Memang, aku tengah berada di rumah sakit tempat Mama dirawat sejak semalam. Pagi ini, Mama sendirilah yang memintaku datang bersama Sean. Di dalam ruangan ini, cuma ada aku sama Mama.
Mama sendiri yang menyuruhku masuk, sementara Diya, Sean, dan Papa menunggu di luar. Kalau Nino... bocah tengil itu lagi sibuk ngurus kerjaan yang aku sendiri enggak paham apa kerjaannya.
"Tolong panggilin Sean... Mama mau bicara."