Arion mengantarku pulang setelah makan malam. Tadinya, aku sudah berniat pulang setelah memakan schotelnya yang super enak. Sepertinya, apa pun olahan tangannya selalu lezat. Dan aku merasa sangat beruntung memilikinya sebagai kekasih. Semoga ia tidak keberatan memilihku sebagai kekasihnya. Dengan kemahirannya itu, ia bisa saja membuka usaha kuliner. Namun, Arion bukan tipe pengusaha yang suka mengikuti tren. Saat ini, di mana-mana bermunculan tempat kuliner kekinian. Tempatnya pun tidak perlu besar, bisa dari kontainer bekas yang disulap jadi tempat ngopi, atau juga menjual makanan olahan seperti ayam dengan berbagai jenis bumbu, kebab, martabak atau lainnya. Tetapi seperti biasa, ia tidak akan pernah membiarkanku pulang tanpa menikmati masakannya untuk makan malam kami. Dia memang sangat memanjakanku jika aku berada di apartemennya. Sampai di rumah, Arion tidak langsung pulang, tetapi mengobrol dengan orang tuaku yang sudah lama kangen dengannya.