Chereads / ILY PARIS / Chapter 3 - I LOVE YOU PARIS

Chapter 3 - I LOVE YOU PARIS

New York City, Amerika serikat 2018

Ceklek!

Suara pintu terbuka menampilkan seorang gadis cantik dengan balutan wearable bath towel. Kulit putih susunya, rambut panjang yang hitam, alis tebal, hidung mancung serta tingginya sekitar seratus tujuh puluhan menambah kesan anggun. Gadis keturunan Korea itu menatap kearah sahabatnya dengan tatapan aneh.

"Aaaaa!!! Oh My God!" girang gadis cantik nan mungil itu.

"What's going on, Liya?" tanya gadis Korea heran.

Gadis cantik nan mungil yang bernama Auliya langsung memeluk sahabatnya erat, "Rein, ini seperti sebuah mimpi! Mr. James mengirimiku penawaran surat kontrak pemotretan di Paris." Auliya melepaskan pelukannya, "Sesuai dugaan ku tahun ini akan menjadi tahun paling indahhh!!!" pekiknya meloncat-loncat diatasi kasur.

Rein, si gadis Korea itu lantas mendengus kesal melihat kasur yang rapi tadi kembali acak-acakan, "Stop Liya! Kau membuat kasurnya berantakan, aku baru saja membereskannya sebelum mandi. Tapi ini apa? Baru saja aku kembali, kasur ini berasa terkena badai." protesnya.

Auliya mengentikan aksinya dan melirik kearah bawah, "Ups! Sorry. Aku akan membantumu membersihkannya." tungkasnya mulai memunguti bantal yang jatuh berserakan didekat kasur.

Rein memilih menuju walk in clothes untuk berganti baju. Tak lama gadis Korea itu keluar dengan penampilan santai, kaus oblong abu-abu dan hotpants menambah gayanya yang keren. Rein sempat tersenyum tipis saat melihat sahabatnya merapikan kasur akibat ulahnya sendiri, gadis itu pergi menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Disisi lain Auliya selesai dengan pekerjaannya, ia pergi ke dapur duduk diatas meja pantry memperhatikan Rein yang tengah memasak. Mereka memang best friend sejak SMP.

Setelah kepindahan Auliya ke New York City, Amerika Serikat. Ia memulai hidup barunya dengan normal tak ada suasana berkabung lagi bahkan Auliya telah mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Disitulah karir-nya dimulai.

Dia menjadi gadis penggila travelling. Gadis dulunya pemurung, sekarang telah terganti menjadi gadis periang dan petualang. Bahkan di usianya yang terbilang masih muda, Auliya telah berkeliling dunia. Ia telah dinobatkan sebagai selebgram terkenal.

Menginjak remaja ia juga dipertemukan dengan teman baru Rein Jiso, gadis keturunan Korea lah yang menjadi teman sekaligus sahabat Auliya sekarang. Pertemuan mereka dulu hanya sebatas teman biasa di sekolah Junior high school colombus, Auliya beberapa kali menolong Rein saat dibully teman sekolah karena penampilan culunnya, dikunci di kamar mandi bahkan pelecehan yang akan dilakukan teman sekelasnya. Auliya melihat itu tak tinggal diam, ia selalu menolong siapapun termasuk Rein dari situlah mereka berteman baik.

Rein selalu menjadi pendukung Auliya, ketika sedih maupun bahagia. Mereka tinggal satu atap di salah satu apartemen mewah, berkat kesepakatan berdua yang memilih menyewa apartemen dengan sistem patungan dalam membayar sewaan apartemen. Bukannya orang tua kami tak punya uang! Tapi hanya ingin hidup mandiri. Kata itulah yang sering mereka katakan.

Auliya dan Rein memilik pekerjaan berbeda, semenjak menginjak remaja banyak penawaran kontrak untuk mereka. Kedua gadis itu menerimanya dengan alasan masing-masing orang tuanya sibuk dan tak keberatan dengan keputusan anaknya. Orang tua Rein seorang CEO diperusahaan R'Jso terbesar di Korea Selatan yang bergerak di bidang industri sedangkan Mario, daddy Auliya sendiri adalah seorang Diplomat BKRI yang dipindah tugaskan. Gadis keturunan Indonesia itu menjadi selebgram sekaligus traveller berbeda halnya dengan Rein, ia memilih menjadi seorang model disalah satu majalah ternama. Dari situlah mereka mendapatkan uang. Jadi itu bukanlah sebuah masalah kan?

"Jadi bagaimana menurut mu?" tanya Auliya pada Rein yang masih berkutat dengan masakannya.

Rein menoleh sebentar menatapnya, "Itu tergantung kau, tapi kali ini aku rasa tak bisa menemanimu untuk travelling." balas Rein berjalan kearah meja pantry.

"Oh ayolah! Ini satu hal yang ku inginkan pergi ke Paris! Kenapa kau tak ikut?"

Auliya beralih duduk di atas kursi dekat meja pantry, Rein meletakkan sepiring pancake di atas meja dan melepaskan apronnya. Kini mereka duduk saling berhadapan.

"Aku harus kembali ke Korea."

"Tapi kenapa?" tanya Auliya terkejut. "Bukankah kau merasa nyaman disini?" tambahnya lalu memasukan suapan pertama pancake buatan Rein kedalam mulut.

Rasa lezat seketika memenuhi mulut Auliya, spontan ia memejamkan mata menikmati breakfast nya. Memang patut diacungkan dua jempol untuk pancake buatan Rein.

Rein tersenyum tipis melihat tingkah Auliya tengah menikmati pancake buatannya. "Orang tuaku membutuhkan aku, mereka menginginkan ku untuk mengambil alih perusahaan nya sebagai CEO." jelas Rein.

"Sayang sekali, padahal ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu pergi ke Paris bersama." ujar Auliya lesu.

Selama ini si gadis Korea itulah yang selalu menemani kemanapun Auliya pergi travelling. Ditengah kesibukan melanda hebat, Rein selalu berusaha untuk meminta ijin cuti pada manager-nya walau beresiko besar ia akan tetap membujuk sang manager. Seperti merasa tak keberatan jika nanti kehilangan pekerjaannya hal itu tak sebanding dengan apa telah dilakukan Auliya. Pekerjaan bisa dicari lagi bukan? Kalau sahabat berhati malaikat, kau akan mencarinya kemana?

"Kau tak usah bersedih, aku akan selalu menghubungi mu." kata Rein sambil memunguti piring kosong bekas makanan tadi dan mencucinya.

Auliya membantu Rein mencuci piring, "Baiklah. Keputusanku sudah bulat, aku akan pergi ke Paris mengambil endors itu sekalian juga buat nambah foto di Instagram." putusnya.

Setelah selesai mereka kembali duduk di kursi dekat meja pantry.

"Berapa lama kau di Paris?" tanya Rein mengambil minuman yang berada disampingnya.

Auliya nampak mengingat, "Mungkin sekitar satu tahun." jawabnya enteng.

Rein terdiam sejenak menatap Auliya sesaat.

"Aku akan selalu mendukung keputusanmu. Tapi kau mulai berangkat kapan?" tanya Rein kembali.

"Besokkkk." girang Auliya sambil merentangkan kedua tangannya.