"Putra, apa masalah Naya dan keluarganya serius?" tanya Bu Sanjaya.
"Aku rasa begitu, kakaknya itu selalu menjadi rivalnya. Tante Vera selalu memanjakan kak Fisa sejak kecil. Perlakuan tante Vera ke Fisa dan Naya sungguh berbeda."
"Ah, mana bisa seorang ibu bersikap demikian kepada putri-putrinya."
"Aneh kan, Ma?"
"Hmm, pasti ada alasannya. Mama yakin, Vera punya alasan yang kuat." Bu Sanjaya memprediksi.
"Kita bicarakan ini nanti lagi. Naya sudah datang." kata Putra memberikan isyarat kedatangan Naya dengan menggunakan matanya.
"Hmm, mama tau."
Putra menghampiri Naya, ia merangkul dan mengusap lengan Naya dengan lembut.
"Apa sudah jauh lebih lega sekarang?"
Naya hanya terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan Putra. Naya melangkah dengan pandangan kosong.
"Tidak apa-apa. Ada aku di sampingmu. Kamu bisa mengandalkanku."
"Terima kasih, Putra."