Vera mengajak Naya dan Fisa duduk di ruang tengah. Vera memfokuskan perhatiannya kepada Naya.
"Jawab mama dengan jujur, apa benar tadi kamu mempermalukan Fisa di depan pimpinan Mahardika Fashion?"
Naya menghela nafas. Lagi-lagi Fisa berbuat masalah seperti ini. Naya jengah.
"Ma, Naya tidak berbuat apa-apa. Apa mama percaya dengan ku?" Naya berharap mamanya akan percaya tapi itu mustahil.
"Naya, mama-" Naya memotong ucapan mamanya, ia merasa tidak ada gunanya dibicarakan jika mamanya tidak pernah mempercayai Naya.
"Cukup, Ma. Aku rasa pembicaraan ini tidak perlu dilanjutkan lagi. Aku mau ke kamar."
"Naya …" panggil mamanya.
Sementara Fisa bergerak cepat, ia memegang bahu Naya dan membalikkan tubuhnya.
Plakk!
Mata Fisa menyala penuh amarah. Tatapannya siap menusuk penglihatan Naya. Fisa terlihat benar-benar kesal.
"Beraninya kau mengabaikanku setelah apa yang kau perbuat tadi?" Mata Fisa melotot.
"Apa yang telah aku perbuat?"