________________________
"I..itu tidak mungkin. My daughter could not possibly do it." Ucap lidya tidak percaya.
"Namun itulah yang telah terjadi.--" Kalimat itu terdengar begitu meyakinkan kepada lidya.
"Ohya, kepala sekolah juga sudah memutuskan akan tidak menyekolahkan annabeth selama 2 minggu. Atau dengan kata lain, dia akan diskorsing selama jangka waktu yang sudah ditetapkan."
_______________________
Next chapter
_______________________
"What are you doing annabeth?!" Lidya berucap dengan sangat marah kepada annabeth.
"Aku tidak melakukan apa-apa mom! Bahkan aku tidak ingat apa yang terjadi!" Balas annabeth, dengan suara yang tinggi.
"Kau tidak ingat?" Tanya lidya.
"E...entahlah." Balas annabeth.
**
Disisi lain, ada jack yang menceritakan tentang, apa yang terjadi dengan annabeth saat disekolah tadi. Awalnya jack ragu untuk menceritakannya, namun karena evellyn tetap memaksanya untuk tetap memberitahukan apa yang terjadi, akhirnya jack mengalah untuk menceritakannya.
"A..ku tidak tahu. Itu semua berjalan sangat cepat. Ibu tahu, annabeth tidak memiliki teman disekolah, karena dirinya di anggap berbeda. Bahkan tadi, dia sempat dibully oleh beberapa siswa. Namun, aku datang disaat waktu yang tepat. Saat para siswa sibuk menyorakinya dengan kata-kata yang kasar, aku datang dan membawanya pergi darisana. --"
jeda beberapa detik, dengan cepat iapun kembali melanjutkan ucapannya.
"Oh dan iya,aku juga bertemu dengannya saat di kantin. Aku dan dia juga sempat mengobrol beberapa menit, sampai seorang gadis melemparnya dengan semangkuk yougurt." Lanjutnya.
Evellyn menarik nafas kaget, kemudian berujar.
"Semangkuk yougurt?"
"Yes mom, semangkuk yougurt. Dan apa ibu tahu, yang terjadi selanjutnya?"
Evellyn menggeleng sambil mengangkat bahunya, tanda bahwa dia tidak tahu.
"Annabeth menjadi sangat marah. Tapi, ada yang aneh darinya." Jack berucap dengan kata-kata yang pelan di akhir kata.
"Aneh?" Evellyn bertanya.
"Sangat aneh. Marahnya itu, tidak terlihat seperti... marah yang umummya terjadi pada setiap orang. Wajahnya tiba-tiba terlihat begitu pucat, namun dengan sumburat merah dimatanya.--" evellyn memerhatikan penjelasan jack dengan seksama. Tanpa jeda jack kembali melanjutkan ucapannya.
"Kemudian, dia memukul meja dengan keras dan pergi menuju ketempat gadis itu berada. Dan yang paling tak kusangka, adalah saat dia menampar gadis itu berkali-kali. Tapi, aku tidak hanya tinggal diam. Aku menghampirinya dan kemudian menghentikannya, namun dia malah berteriak-teriak."
••
"Stop annabeth!" Ucap jack sambil memeluk annabeth dari belakang untuk menghentikannya.
Namun annabeth tetap memberontak agar jack tidak menghentikannya. Awalnya ia memang memberontak, namun semakin lama kelakuannya makin aneh.
Disaat dia sedang sibuknya memberontak, iapun juga berteriak tidak jelas. Namun, suara-nya itu tidak terdengar seperti biasanya. Suara itu terdengar lebih dewasa, atau dengan kata lain mungkin lebih tua dari umurnya saat ini.
Jack yang mendengar hal itu, akhirnya mengerti. Bahwa apa yang ia ingin hentikan ini, bukanlah annabeth yang sebenarnya. Mungkin hanya tubuh annabeth yang ia lihat di depannya, namun yang berada di dalam tubuhnya bukanlah jiwanya. Ia pun memutuskan untuk melakukan sesuatu.
Jack yang sedari tadi hanya memeluknya dari belakang dengan tangan annabeth yang ikut terkunci bersama tangannya, langsung membalikkan tubuh annabeth.
"Get out in here!" Jack berteriak tepat di depan wajah annabeth. Annabeth berteriak panjang dan langsung membuat se-isi kantin di selimuti oleh rasa takut.
Tanpa diduga-duga, jack langsung menampar annabeth dan annabeth seketika terdiam dan tidak berteriak-teriak lagi. Wajahnya-pun yang tadi terlihat pucat, dan matanya yang merah, kini kembali normal.
"Kau menamparku?!" Annabeth berkata dengan suara yang marah.
"Kau memang pantas ditampar!" Jack membalasnya juga dengan marah.
"Memang apa yang ku lakukan sampai kau menamparku?" Tanya annabeth bingung.
"Apa kau tidak ingat yang kau lakukan?" Jack membalas ucapannya dengan bertanya juga.
"Apa aku barusan melakukan sesuatu? Seingatku, yang terakhir kali terjadi, ada yang melemparku dengan mangkuk yang berisikan yougurt."
••
"Aku sangat kaget sangat mendengar itu. Bahkan ibu, tidak akan bisa membayangkan ekspresiku saat itu." Jack bercerita panjang lebar.
"Apa dia hanya berbuat hal yang kau ceritakan tadi? tidak ada lagi?"tanya evellyn.
"Tidak ada lagi. Hanya itu mom." Jawabnya singkat.
Evellyn membalasnya dengan 'oh' panjang namun dengan ekspresi wajah yang bertanya-tanya 'mengapa annabeth bisa seperti itu'.
**
Alunan irama dari hiasan lonceng yang digantung, di teras belakang rumah lidya, berbunyi ditiup angin yang cukup kencang sore ini. Annabeth sedari tadi hanya menatap lonceng itu. Namun, tatapan annabeth beralih, ketika evellyn menepuk pundaknya dari belakang.
"Haii annbeth" evellyn menyapa. Annabeth hanya membalasnya dengan senyuman masam.
"Ada apa denganmu?" Tanya lidya.
"Ti..tidak, aku hanya..emm, sedikit berpikir" balas annabeth dengan menatap lonceng itu dengan tatapan kosong.
"Berpikir tentang apa?" Tanyanya lagi.
"Aku yakin jack sudah menceritakannya kepadamu, iya kan?" Balas annabeth, dengan akhir kalimat yang bertanya kepada evellyn.
"Oh, iya. Dia sudah menceritakannya. Emm..., namun kenapa itu bisa terjadi?" Evellyn kembali melemparkan kalimat dengan bertanya.
"I don't know.... hal itu berjalan seperti kilat. Sangat cepat. A..ku hanya merasakan tubuhku berat, dan ketika aku kembali seperti normal,... maksudku, saat tubuhku kembali tidak berat lagi, semua orang menatapku ketakutan. Aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi." Balas annabeth dengan penjelasannya.
Penjelasan annabeth tersebut membuat evellyn terkejut. Dalam kasus-kasus sebelum kasus annabeth, ia tidak pernah menghadapi yang seperti ini. Jika kerasukan atau hal-hal semacamnya pasti ia selalu menjumpainya, namun yang ini berbeda. Hal jahat itu, selalu mengikutinya kemanapun ia berada. Namun ia tidak tahu hal jahat apa yang mengikuti annabeth.
"Annabeth?"
"Ya?"
"Apa aku boleh melihat sepatu itu? Maksudku, sepatu yang kau temukan dalam lemari itu." Annabeth yang mendengar ucapan evellyn, langsung berbalik ke-arahnya dengan tatapan kesal. Kemudian, ia berdiri lalu berujar.
"Tidak! Jangan! Jika kau menyentuhnya aku akan membunuhmu!" Dan sejurus kemudian, ia menutup pembicararaan tanpa berbicara apapun lagi, hingga dia tiba-tiba terjatuh dan langsung kejang-kejang.
"Annabeth!"..
**
Annabeth bersikap aneh setelah ia kejang-kejang tadi sore. Sikapnya, tidak seperti biasanya. Sejak tadi, ia hanya mengurung diri di dalam kamar dan menatap ke arah sepatu itu, tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Oleh karena itu, evellyn menginap malam ini dirumah lidya, hanya untuk berjaga-jaga agar sesuatu yang tidak di-inginkan, tidak terjadi.
"Annabeth? Ayo makan." Ucap lidya dari ambang pintu.
Annabeth tidak menjawab sedikitpun. Namun lidya terus berusaha membujuknya untuk makan. Namun hasilnya tetap sama. Lidya tetap tidak pergi dari tempatnya saat ini. Ia terus menatap annabeth di tengah-tengah heningnya malam diantara mereka. Keheningan terasa mencekam kala annabeth berbalik dan kemudian menatapnya tajam.
Tiba-tiba annabeth berteriak sangat kencang hingga kedua ujung bibir kanan dan kirinya, sedikit robek. Lidya yang melihat hal itu, tentunya sangat terkejut. Ia berusaha untuk mendekati annabeth, namun angin yang sangat kencang, yang tidak tahu darimana asalnya, membuat lidya terlempar hingga tubuhnya terbentur di tembok. Bunyi bedebam yang keras membuat evellyn langsung berlari ke kamar annabeth, dan menemukan annabeth dan lidya dengan keadaan yang sangat tidak baik.
"Oh my god!"
________________