Chapter 8 - •7• (Masa Lalu)

"HAHAHAHAHA!! Ingin mendekat? Baiklah, mari mendekat wahai evellyn seorang paranormal sampah dan Lidya Allison si tukang bully"

Lidya menghentikan langkahnya. Ia merasa bagaikan ribuan jarum menusuk jantungnya ketika tiba-tiba kembali terlintas di benaknya kehidupan masa lalunya.

"Ka...kau.? Siapa kau sebenarnya?! Darimana kau tahu tentangku?"

"Kau tidak ingat? Aku pikir, akulah korban yang tidak mungkin akan kau lupakan" ucapnya membuat lidya makin tegang di tempatnya.

"Cla..claire?"

_________________________

NEXT STORY

________________________

Mereka keluar dari kamar tersebut setelah melihat keadaan annabeth yang mulai membaik.

"Siapa claire?" Tanya evellyn sembari memegang bahu lidya. Lidya terdiam. Ia kembali mengingat putaran masa lalu yang suram. Kekejaman, kesalahan, dan perbuatan yang ia buat sendiri.

"Lidya, apa kamu baik-baik saja? Tidak apa-apa,kamu bisa menceritakannya nanti"

Kata evellyn lagi.

"Tidak evellyn. Aku tidak akan menceritakannya nanti. Aku lebih baik menceritakannya sekarang. Itu kejadian 23 tahun yang lalu--"

***

19 februari 1962

4 orang gadis, Agnes, Anne,Lidya dan Melly sedang tertawa bersama sembari kaki mereka melangkahkan masuk ke dalam kelas. Mereka adalah salah satu geng di sekolah yang sangat populer. Populer karena kenakalan mereka.

"Agnes, dimana lipstick ku? Apa kau menghilangkannya?" Tanya Anne.

"Aku tidak pernah menghilangkannya. Tanya sama Lidya. Dia terakhir yang memakainya" jawabnya.

Semua memperhatikan mereka. Di usianya yang seperti itu, mereka sudah memakai make up yang sangat tebal. Bahkan mereka sudah beberapa kali masuk ruang BP akibat penampilan mereka yang tidak sesuai dengan usia mereka.

"Apa lihat-lihat? Mau juga?" Ucap melly sinis. Semua orang yang pada awalnya menatap mereka, langsung berbalik membelakangi mereka. Mereka semua takut akan apa yang terjadi selanjutnya jika mereka punya masalah dengan geng tersebut.

Tidak lama setelah itu, guru dan seorang gadis berambut pirang masuk kedalam kelas. Semua orang memperhatikan gadis tersebut. Termasuk anggota geng yang nakal tersebut.

"Hai. My name is claire west. Nice to

meet you" ucapnya dengan anggun. Semua pria yang berada dikelaals itu menjawab "nice to meet you to!" Dengan serentak.

Setelah beberapa jam, bel berbunyi memandakan jam istirahat telah tiba. Semua siswa/i berbondong-bondong keluar dari kelas menuju ke kantin, termasuk claire anak baru tersebut. Meski ia adalah siswi baru, banyak orang yang menyukainya karena dia adalah gadis yang sopan, polos, cantik dan mudah bergaul dengan siapapun.

Beralih dari claire, Empat orang gadis nakal yang sangat terkenal disekolahnya, sedang melewati koridor sekolah dengan dagu yang terangkat dan dada membusung kedepan. Semua orang memperhatikan mereka, namun dengan tatapan takut dan waswas. Ketika berjalan dengan sombongnya, salah satu dari mereka yaitu Anne tidak sengaja bertabrakan dengan claire yang sedang membawa jus alvokad. Tentu saja minuman itu seluruhnya tumpah dipakaian Anne.

"Oh.. i'm sorry. Aku tidak sengaja" ucap claire sambil mengusap tumpahan minuman yang tertumpah di baju Anne. Anne menatap claire dengan tatapan penuh amarah. Lidya menepis tangan Claire dengan sangat kasar dari baju anne.

Sambil mendorong Claire Lidyapun berucap "Hei! Kau itu anak baru disini, berani sekali kau menjatuhkan minumanmu di pakaian anne!".

"Aku sudah meminta maaf. Lagipula, aku juga tidak sengaja menumpahkan minumanku di pakaiannya." Ucap claire membalas ucapan lidya dengan tanpa ragu.

Mereka menatap claire dengan sinis. Salah satu dari mereka,yaitu Melly, melangkah kearah claire, dengan niatan untuk memukulnya. Namun Anne menghentikannya.

"Stop Melly! Kita akan mengurus dia nanti. Ayo kita mengurus pakaianku terlebih dahulu. Ini benar-benar merusak penciumanku!" Ucap anne sinis. Ia melangkah pergi, dan tak lupa untuk menyambar lengan kiri claire dengan keras hingga dia tersungkur jatuh. Semua orang berbalik kearah claire sambil membicarakan sesuatu.

"Dia pasti akan dapat masalah!"

"Aku yakin, dia akan babak belur!"

"Dia tidak akan pulang hari ini, aku yakin!"

Claire mengangkat tubuhnya berusaha berdiri. Setelah ia berdiri, Seorang gadis datang menghampirinya.

"Kau lebih baik pindah sekolah" ucap gadis itu. Claire nampak terheran-heran sebelum akhirnya membalas perkataan gadis itu.

"Kenapa aku harus pindah?aku tidak melakukan apapun, lagipula ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah ini" balas claire santai.

"Terserah. Aku hanya memperingatimu untuk hati-hati. Kau sudah berurusan dengan orang salah" ucap gadis itu memperingati, kemudian pergi meninggalkan claire yang masih mematung bingung. 'Memangnya apa salahku?' Tanya claire dalam hati.

Disisi lain, ada Anne yang sedang sibuk membersihkan pakaiannya dari tumpahan jus tadi.

"Jadi An, apa yang akan kau lakukan dengan anak baru itu?" Tanya Melly kepada anne.

Anne tersenyum sinis, kemudian menjawab "Akan aku lakukan, apa yang biasa aku lakukan kepada orang-orang seperti dia".

"Tapi An.., bukankah dia tidak sengaja?" Tanya lidya kepada anne, dan disambut tatapan sinis dari teman-temannya itu.

"Oh lidya, apakah kau bisa bersikap lebih seperti penguasa disekolah ini? Kau tahu, pakaian ini baru kubeli kemarin. Dan ini pakaian adalah impor. Aku sangat susah mendapatkannya. Lalu, anak baru itu dengan mudahnya mengatakan maaf setelah dia mengotori bajuku? Oh tidak. Aku tidak bisa menerimanya!" Kata Anne emosi. Lidya diam, dan menghembuskan napasnya dengan keras sebelum ia berucap "Terserah padamu" dengan nada yang pasrah.

"Tapi, kira-kira pelajaran apa yang bagus kita berikan kepada anak baru itu yah?" Tanya Agnes, dan dibalas dengan senyuman licik Anne.

Beberapa waktu berlalu, mereka yang sedari tadi berada di toilet, keluar setelah lama berdiskusi didalam sana. Masih dengan gaya yang angkuh, mereka berjalan di koridor hingga sampailah mereka di kelas. Terlihat claire, di ujung sana sedang duduk sambil membaca buku. Sebelum masuk, mereka berempat saling melirik satu sama lain, seperti saling memberikan kode dari satu dengan yang lainnya. Anne terlebih dahulu masuk kedalam kelas, kemudian disusul dengan yang lainnya dan segera menghampiri Claire yang sedang sibuk dengan urusannya. Claire berbalik dan melihat mereka berempat, sedang mengepung bangkunya. Anne melirik kearah Lidya. Tangan lidya langsung bergerak merampas buku yang sedang dipegang oleh claire.

"Bukuku!" Teriaknya menatap kearah lidya. Lidyapun membalas dengan mengatakan "calm down claire. Aku akan mengembalikannya. Lagipula aku tidak berniat membaca buku ini" dengan nada santai.

"Claire.." anne membungkukkan tubuhnya, dengan siku yang bertumpuh diatas meja.

"Apa kau ingin berteman? Kami pikir, kami kekurangan anggota disini. Benarkan guys?" Teman-teman Anne mengangguk.

"Tapi aku pikir kalian akan--" belum sempat claire melanjutkan ucapannya, Agnes malah sudah memotongnya dengan berujar "tapi apa claire? Apa kau tahu? Banyak gadis-gadis lain yang ingin bergabung dengan kami. Tapi kami me-no-lak nya. Kau tahu kenapa? Karena kami menunggu orang Se-Per-Timu! Maksudku, orang-orang yang cantik dan pandai sepertimu" claire terdiam mendengarnya. Mereka berempat tersenyum licik.

"C'mon claire, ini adalah permohonan kami"

Ucap Melly dengan nada suara bersungguh-sungguh atas ucapannya, yang dia buat-buat untuk meyakinkan claire.

"Ta..tapi--" untuk kedua kalinya, ucapan claire kembali terpotong oleh Agnes.

"Okey claire, kau sekarang sudah menjadi salah satu dari kami. So, jangan sungkan untuk berbicara pada kami" ujar Agnes dengan nada bicara yang friendly terhadap claire. Setelah itu, Anne, Lidya, Melly dan Agnes keluar kelas dengan bibir yang membentuk senyuman yang menandakan semua berjalan lancar.

Setelah mereka sampai depan kelas, mereka saling menempelkan telapak tangan, disertai dengan tawa bahagia mereka.

"Permainan baru saja dimulai"

_______________________

CONTINUED

_______________________