Chereads / PARANORMAL CASE (The Red Shoes Of Annabeth Allison) / Chapter 9 - •8• (Gadis Bersepatu Merah)

Chapter 9 - •8• (Gadis Bersepatu Merah)

"Ta..tapi--" untuk kedua kalinya, ucapan claire kembali terpotong oleh Agnes.

"Okey claire, kau sekarang sudah menjadi salah satu dari kami. So, jangan sungkan untuk berbicara pada kami" ujar Agnes dengan nada bicara yang friendly terhadap claire. Setelah itu, Anne, Lidya, Melly dan Agnes keluar kelas dengan bibir yang membentuk senyuman yang menandakan semua berjalan lancar.

Setelah mereka sampai depan kelas, mereka saling menempelkan telapak tangan, disertai dengan tawa bahagia mereka.

"Permainan baru saja dimulai".

-NEXT STORY-

Keluar dengan langkah angkuh, Anne dan Lidya menyusuri koridor dengan penuh percaya diri. Jangan tanya kemana anggota yang lainnya, mereka lebih dulu pulang.

Mereka berdua berjalan, dan satu hal yang membuat mereka berhenti adalah ketika mata mereka tertuju pada Claire. Claire telihat sedang memasukkan beberapa buku kedalam lokernya. Kemudian anne berjalan kearah claire tanpa memerdulikan lidya yang tepat berada disampingnya.

" hai claire", ucap anne sambil menepuk bahunya. Claire berbalik terkejut ketika melihat bahwa orang yang menyapanya adalah anne. Orang yang ia pikir seharusnya sangat membenci dirinya.

" hai anne, ada apa?" tanyanya tersenyum canggung.

"tidak, aku hanya menyapa teman sekaligus angota baru geng kami" ucap anne bangga. Lidya yang sedari tadi hanya diam berdiri, akhirnya berjalan pergi kearah anne dan tempat claire berada.

"yah.." claire berkata dengan sedikit tawa yang canggung.

"berhentilah bersikap canggung terhadap aku dan teman-temanku. Kau sekarang adalah bagian dari kami. Jadi kau tidak perlu sungkan terhadap kami" lidya menerobos percakapan diantara mereka.

" yup, lidya sangat benar. Jadi mulai besok kau akan ke kantin ataupun ke kelas bersama dengan kami. Ingat, bersma dengan kami" anne berucap kemudian berjalan pergi meninggalkan claire yang terhenyak ditempatnya tanpa merespon perkataan anne.

Sambil berjalan keluar sekolah, anne tertawa bersama lidya memikirkan tentang betapa mudahnya claire tertipu oleh ucapan dan perlakuan baik mereka terhadap claire.

"jujurlah, bukankah claire sangat bodoh? Sepertinya dia sudah termakan oleh umpan kita" ucap anne tertawa sinis.

"kau benar sekali. Apa kau melihat bagaimana ekspresinya? Dia benar-benar adalah gadis yang sangat mudah ditipu" lidya berujar dengan tertawa puas. Sebelumnya lidya berpikir bahwa sangat kasihan melihat claire di permainkan oleh teman-temannya. Tapi setelah melihat ekspresi wajah claire tadi membuatnya ingin ikut bermain bersama teman-temannya.

"Besok permainannya akan kubuat lebih menarik. Lihat dan tunggu saja" ucap anne bangga.

Disisi lain, claire berjalan keluar sekolah dengan wajah yang terlihat sedang berpikir keras. Banyak pertanyaan yang bermunculan di benak claire.

"kenapa mereka melakukan itu?"

"apakah aku hanya dikerjai?"

"atau apakah aku benar-benar sudah menjadi teman mereka?"

Disaat ia berpikir keras, seorang gadis datang menghampirinya dengan menyebut namnya dengan keras.

"claire!" ucap gadis itu, hingga claire berbalik kearah asal suara itu.

"kenapa?" tanya claire bingung.

"apa kau benar-benar menjadi salah satu dari geng anne?" tanya gadis itu dengan suara pelan.

"E..entahlah" claire berujar gaguk.

"benarkah? Aku tidak menyangka kau akan direkrut oleh mereka" gadis itu terkejut.

"kenapa kau beranggapan seperti itu?" tanya claire bingung.

"tidak. Aku hanya.. ya.. seperti itulah. Karena setahuku mereka tidak pernah melirik anggota baru. Bahkan sudah beberapa kali siswi dari sekolah ini berusaha untuk masuk menjadi salah satu dari mereka, namun semuanya gagal" gadis itu menjelaskan. Claire terdiam mendengarkan ucapan gadis yang bahkan tidak ia kenal.

"aku harap kau tidak berakhir seperti gadis lainnya" lanjut gadis itu dengan wajah yang pasrah.

"memangnya kenapa dengan gadis yang lainnya? Apa yang terjadi dengan mereka?" tanyanya lagi dan lagi.

"mereka hanya dipermainkan oleh geng dari mereka. Bahkan ada yang berakhir dikeluarkan dari sekolah ini, dan itu semua, sejujurnya karena ulah geng mereka" jawab gadis itu panjang.

Claire terhenyak. Tanpa berbicara apapun lagi, gadis itu pergi meninggalkan claire yang terdiam di tempatnya.

____________••••_____________

Keesokan harinya, terlihat claire berjalan sambil membawa beberapa buku ditangannya. Saat sudah beberapa langkah lagi sampai dikelasnya, ia melihat Anne, Lidya, Melly dan Agnes sepertinya sudah menantinya di depan kelas.

"morning claire. Akhirnya kau sampai juga. Kami sudah menunggumu begitu lama disini" ucap Agnes berbohong. Claire tentunya terkejut sekaligus bingung mendengar ucapan agnes.

"memangnya ada apa kalian menungguku?" tanya claire.

"akhirnya kau bicara juga kepada kami. Kau kan tahu sendiri, bahwa kau adalah slah satu dari kami. Tentu saja kami harus menunggumu. Karena apapun yang kita lakukan, kita harus selalu bursama-sama" kata melly senang.

Claire tertawa kecil, sebelum masuk dan menyimpan tasnya. Langkahnya masuk, diiringi dengan tatapan aneh dar teman-teman sekelasnya. Mereka melihat claire dengan tatapan tidak suka terhadapnya. Bahkan, teman sebangkunya pun berusaha untuk menghindari claire. Itu sangat nampak, ketika claire sudah ingin menyimpan tasnya, namun teman sebangkunya malah menjauh darinya dan memalingkan wajahnya untuk tidak menatap claire.

Claire duduk di kursinya, berusaha tidak memerdulikan teman-temannya yang menatapnya benci. Hingga beberapa waktu berlalu anne dan gengnya datang menghampiri claire yang duduk terdiam di bangkunya.

"hei claire, apa kau tahu akan ada acara apa diantara kami?" lidya menghampirinya terlebih dahulu dan memberikan pertanyaan kepada claire yang dibalas gelengan kepala claire.

"sebentar malam adalah ulang tahun anne. Jadi kau harus datang. Seluruh murid yang bersekolah disini akan datang keacara ulang tahunnya. Terlebih lagi, kau kan adalah salah satu dari kami. Jadi, tentunya kau harus datang" lidya berucap dengan nada yang gembira.

"e..entahlah, aku hanya.. yah.." ucap claire giguk dan bingumg.

"C'mon claire, kau harus datang. Apalagi kau adalah murid baru disekolah ini. Dengan adanya acara seperti ini, akan membuatmu mempunya banyak kenalan disekolah ini" ucap anne meyakinkan, sebelum pada akhirnya claire mengangguk bahwa ia akan datang pada pesta ulang tahun anne malam ini.

Setelah meyakinkan claire untuk pergi ke pesta ulang tahun anne malam ini, mereka keluar dari kelas. Merasa sudah sedikit menjauh dari kelas, mereka pun tertawa terbahak-bahak menertawakan betapa lugunya claire yang sangat mudah dipermainkan oleh mereka.

"dia benar-benar adalah gadis yang lugu" melly berucap sambil tertawa.

"kau benar sekali. Orang-orang sepertinya memang sangat mudah dipermainkan HAHAHA!----" anne tertawa lebih keras sebelum melanjutkan ucapannya.

"----kita lihat saja apa yang akan terjadi malam ini. Pasti ini akan sangat seru"

_________••••_________

Malammpun telah tiba, satu persatu tamu undangan datang memenuhi halaman rumah anne yang sangat besar itu. Anne dan temannya sudah berada ditengah tempat pesta di adakan, menunggu claire yang tak kunjung datang.

"dimana gadis itu? Mengapa ia sangat lama" tanya anne resah.

"tenanglah, aku yakin sebentar lagi dia akan segera sampai" ucap melly meyakinkan anne.

Dan benar saja, tak lama setelah anne mengucapkan keresahannya, tibalah anne menggunakan sebuah gaun merah ukuran pendek yang disertai dengan sepatu merah yang begitu indah. Siswa pria pun tak berhenti untuk menatap claire yang baru saja tiba dengan penampilan istimewanya itu.

"sepertinya tamu yang kau undang lebih cantik daripada dirimu malam ini" ucap Hairley salah satu murid famous disekolahnya juga.

Mendengar ucapan dari hairley, perasaan marah dan benci langsung masuk kedalam tubuh anne. Bahkan lebih besar daripada sebelumnya. Dan perasaannya itu sangat terpancar di wajah anne.

"dia benar-benar menghancurkanku malam ini. Dan lihat aku akan menghancurkannya bahkan sampai ia tidak akan menginginkan dirinya lagi!"

CONTINUED-