Seorang wanita tua tiba-tiba datang dan terkejut melihat Sammy tengah menyentuh lengan Emy sambil saling menatap manja, setelah sadar ada seseorang yang datang Sammy pun melepas pegangan tangan nya lalu menggaruk rambut kepala gondrong nya yang tidak gatal, "Eh bi Nani, selamat pagi" sapa Sammy canggung, padahal biasanya pemuda tersebut tidak sekalipun menganggap ke hadiran nya bi Nani.
"Maaf mengganggu tuan muda, apa anda baik-baik saja atau kah mungkin kepala tuan ikut terbentur oleh sesuatu?"
"Maksudnya?" Emy menahan tawa nya melihat kecanggungan Sammy di depan bi Nani dan juga pertanyaan absurd dari wanita paruh baya berambut di sanggul tersebut.
"Eh bukan apa-apa, makanan sudah siap untuk nona Emy dan juga tuan muda"
"Terima kasih, aku akan pergi mandi terlebih dahulu" jawab Emy lalu gadis itu pun kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu sedangkan bi Nani pun ikut pergi ke arah depan rumah.
Setelah sarapan, Sammy pun sudah mengenakan bajunya berupa kaus oblong berwarna putih berlengan pendek yang menampak kan perban pada lengan bagian atas kanan dan juga bagian bawah pada lengan kirinya, pemuda tampan itu kemudian mengajak Emy berjalan-jalan melihat pemandangan desa yang berada di tengah hutan belantara bernama desa Bakunjang yang artinya bepergian tersebut lalu di setujui oleh Emy, tapi bukan nya membawa ke tengah kerumunan desa Sammy malah membawa nya menaiki sebuah bukit yang cukup tinggi yang berada di belakang desa.
Alasannya karena Sammy tidak mau terlihat mencolok apalagi dia saat ini sedang bersama dengan seorang wanita asing, Sammy pun mengulurkan tangan nya untuk membantu gadis cantik tersebut naik ke atas bukit yang cukup terjal tersebut dan akhirnya terlihatlah pemandangan dari desa tersebut yang tidak jauh berbeda dengan desa-desa pedalaman yang rumahnya memiliki arsitektur tradisional yang kental, mereka pun tidak memiliki gadget namun mereka memiliki akses listrik jadi bisa memiliki hiburan seperti televisi yang berasal dari mesin diesel. Mereka pun tidak memiliki kendaraan seperti mobil maupun motor, yang mereka miliki hanya sebuah kendaraan yang masih tradisional seperti kuda, kerbau dan sepeda ontel, Sammy menjelas anak-anak muda yang merupakan manusia serigala memiliki insting memburu jadi terkadang mereka secara berkelompok akan berburu jika jarak nya di rasa jauh, sedangkan anak-anak muda yang terlahir sebagai manusia biasa akan di kirim keluar desa agar dapat berbaur dengan manusia biasa kadang juga beberapa manusia serigala pergi ke kota untuk merasakan bagaimana rasanya jadi manusia biasa dengan syarat harus bisa menyembunyikan identitas aslinya.
Sammy juga menjelaskan bahwa manusia serigala dapat berubah bentuk kapan pun mereka mau dan kekuatan mereka akan memuncak pada saat bulan purnama muncul sehingga beberapa manusia serigala memilih untuk berubah pada saat itu karena secara naluri sisi binatang mereka memberontak ingin keluar, tapi manusia serigala yang tinggal di desa ini sudah di latih sejak kecil untuk tidak menyerang manusia baik memakan atau melukai, karena apapun yang terjadi sisi kemanusiaan mereka tidak boleh menghilang dan harus lebih besar dari pada sisi naluri binatangnya.
"Tapi apakah tidak apa-apa dengan mengajak ku pergi kesini hanya berduaan saja, nanti kekasih mu yang hampir menyerang ku semalam akan marah lagi"
"Kekasihku? Aku tidak punya, ah pasti Rina karena dia memang sudah lama mengejarku" "Dia terlihat cantik, apa kau yakin tidak menyukai nya?"
"Hampir semua wanita yang melihatku akan jatuh cinta padaku, apa kau juga?"
"Ternyata kau cukup narsis juga iya diam-diam, di kota ada banyak laki-laki yang lebih tampan dari mu jadi biasa saja tuh" jawab Emy santai,Sammy pun tertawa kecil
"Aku hanya bercanda, aku hanya tidak punya perasaan apa-apa padanya itu saja"
"Aku juga punya seorang teman pria yang baik, aku cukup menyukai nya akan tetapi sepertinya dia hanya menganggap ku sebagai seorang teman saja" Pria berambut gondrong sebahu tersebut pun menatap serius gadis cantik itu, tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari seorang wanita,
"Menjauh lah dari Sammy ku..!" Rani datang sambil berlari kencang kearah mereka sedangkan dibelakang nya nampak berjalan santai seorang pria berambut bergaya short neat yang tidak lain adalah Joni, Rani kemudian datang lalu menyerempet paksa keduanya dan duduk di tengah-tengah antara Emy dan Sammy, setelah sampai Joni tiba-tiba datang lalu melingkari tangannya dari arah belakang punggung Rani sampai pada kaki nya yang saat itu sedang di tekuknya lalu mengangkat tubuh wanita setinggi 158 cm tersebut seolah-olah hanya sebuah boneka lalu menurunkan kembali secara pelan-pelan tiga langkah dari tempat semula, Rani langsung berteriak
"Joni sialan..." Sammy dan Emy pun berdiri dan merasa heran dengan kelakuan aneh mereka berdua"
"Maaf mengganggu kalian berdua, namaku Joni dan ini Rani" Joni mengulurkan tangannya kepada Emy yang langsung di sambut oleh tangan Sammy,
"Namanya Emy" Sammy langsung saja menggenggam tangan Emy dan langsung membawa nya pergi, sebelum pergi Sammy mengatakan dengan tegas. "Tolong jangan ganggu kami dulu! aku tidak mau tamuku sampai ketakutan lagi khususnya dengan mu Rina, aku tidak akan pernah memaafkan mu jika kau berani melukai tamuku" mereka berdua pun pergi sedangkan Rina hanya diam dengan tatapan kosong.
"Dia tak pernah tersenyum bahkan tertawa seperti itu sebelumnya sejak kematian ibunya, siapa wanita itu dan se spesial itukah bagi Sammy atau kah karena wanita itu hanyalah seorang manusia biasa?" tak terasa air mata Rina mengalir dari ujung matanya.
Joni mendekat lalu akan memeluk nya sebelum Rina menunduk untuk menghindar dari pelukan pemuda setinggi 180 cm tersebut, setelah cukup jauh Sammy membawa Emy masuk kedalam hutan dan keduanya hanya diam membisu, lalu mereka pun berhenti di sebuah padang rumput yang di penuhi dengan bunga liar yang cantik. Angin bertiup lembut dan menggoyangkan rerumputan hijau yang cukup luas, Emy pun terpana dengan suguhan pemandangan alam yang indah tersebut lalu mereka pun duduk di atas rerumputan yang menjalar kemudian Sammy pun menjatuhkan tubuhnya keatas rerumputan lalu memejamkan matanya, Emy kemudian terpana menatap ketampanan dari wajah pemuda tersebut sampai jantungnya berdetak kencang, gadis cantik itupun berdiri lalu menghampiri sebuah bunga liar, Sammy membuka matanya lalu menatap Emy
"Apa kau tidak merasa terlalu kasar terhadap gadis itu?" Emy kemudian berbicara tanpa menatap Sammy.
Aku hanya tidak ingin membuatmu tidak nyaman dengan ulah ke kanak-kanakan nya, aku akan minta maaf kepadanya nanti [kalau tidak lupa]" Sammy mengatakan bahwa tempat padang rumput ini adalah tempat favoritnya, pemuda tampan itu juga mengatakan ingin segera pergi keluar dari desa ini akan tetapi masih takut jika nanti mungkin dia tidak akan bisa mengendalikan sisi binatangnya.