Chereads / My Boyfriend Is Lycanthropus / Chapter 9 - Bab IX

Chapter 9 - Bab IX

Sebelumnya seorang pemuda tampan berambut bergaya short neat tengah membawa dua ekor hewan tupai dewasa yang telah mati di dalam sebuah kantung plastik berwarna merah berukuran besar, pemuda tersebut tidak lain adalah Joni yang berencana memberikan buruan nya kepada Rina sebagai ucapan minta maaf karena kemarin dia berbohong tentang Sammy yang merupakan pria yang di cintai Rina akan mengenalkan calon istri nya, pemuda tersebut pun berjalan ke rumah Rina kemudian sesampai dirumahnya Rina, pemuda itu pun dipersilahkan masuk oleh nenek nya Rina.

Setelah Joni menaruh kantung plastiknya di atas meja, Rina kemudian keluar dari dalam kamar lalu tiba-tiba berlari ke luar rumah tanpa menyambut kedatangan teman masa kecil nya tersebut, rumah Rina yang berada paling belakang di dekat bukit memungkinkan Rina mampu mencium aroma tubuh pria yang dia cintai bersama dengan aroma tubuh wanita asing yang ia temui semalam, memang Sammy dan Emy berjalan melewati rumah Rina untuk naik ke atas bukit.

Joni pun segera mengejar gadis cantik tersebut dan mengetahui alasan kenapa Rina tiba-tiba saja berlari keluar rumah, dikarena kan pemuda itu juga mencium bau dari Sammy dan Emy, pemuda itu pun berusaha menahan nya dengan mengatakan untuk jangan mengganggu mereka akan tetapi percuma saja karena Rina dengan keras kepala nya tetap mengejar kedua orang tersebut seolah-olah kekasih nya akan di rebut oleh gadis asing itu, Joni yang merasa kasihan dengan Rina berusaha melindunginya dari rasa sakit yang lebih banyak karena dia pun mengetahui bahwa Sammy tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Rina.

Meski dia pun harus merasakan sakit yang sama karena gadis yang ia cintai mati-matian mengejar pria lain yang merupakan sahabat nya juga sejak kecil, setelah Sammy dengan tegas mengatakan untuk jangan menggangu nya dengan gadis asing tersebut Rina pun menjadi sedih,

"Kalau tidak ada wanita asing tersebut, aku pasti sudah bisa merebut hatinya Sammy dikarena kan sejak kecil kita sudah berteman dekat dengan dirinya, sedangkan wanita yang tidak jelas identitasnya tersebut bukan lah apa-apa, aku lebih mengenal Sammy lebih dari nya"

"Sudahlah!, tidak terhitung dia sudah menolak mu dengan halus, kau saja yang tidak peka atau pura-pura tidak tahu"

"Kau.. kau selalu saja menghalangi ku dekat dengan Sammy, mulai saat ini kau jangan pernah lagi mendekatiku! aku mohon.." Rina pun pergi begitu saja, sedangkan Joni hanya terdiam sambil menatap gadis yang ia cintai pergi begitu saja, meski dalam hati ia merasakan hati nya teriris karena harus menyimpan sebuah rahasia antara dia dan Sammy yang bisa menjelaskan kenapa Sammy tidak dapat membuka hatinya terhadap gadis cantik tersebut.

Rina pun sampai dirumah nya lalu melihat sebuah bungkus plastik besar berwarna merah kemudian gadis cantik tersebut pun membuka nya dan terlihat lah dua ekor tupai dewasa dengan sebuah kertas amplop didalam nya, Rina pun membukanya lalu terdapat sebuah surat ia pun langsung membacanya.

"Dari sahabat mu Joni, maaf sudah menghilangkan buruan mu semalam jadi aku ganti dengan tupai yang berukuran lebih besar. Semoga kau menyukainya dan memaafkan sahabat mu yang bodoh ini.."

*** *** ***

Emy kemudian menghampiri Sammy lalu duduk disebelah nya, "Dunia ini begitu luas dan indah, hanya karena kau sedikit berbeda dengan manusia lain tidak berarti kau harus tetap berada ditempat yang sama dan dipenjara oleh rasa takutmu, cobalah untuk lebih berani maka kau akan lebih mengenal tentang dunia ini" jawab Emy sambil menatap padang rumput hijau di depannya.

Sammy terlihat terus menatap gadis cantik tersebut dan semakin merasa terpesona,

"Aku akan memberikan sebuah pengakuan, sebenarnya aku sudah beberapa hari ini memperhatikan mu dan teman-teman mu saat aku berburu di dalam hutan"

"Benarkah?, syukurlah kalau begitu karena dengan begitu kau pun bisa menyelamat kan aku"

"Saat itu aku tidak tahu bahwa kau jatuh ke dalam sungai, aku pun berusaha mencium bau mu saat melihat teman-teman mu kehilangan dirimu dan syukurlah aku masih bisa sempat menolong mu sebelum harimau itu berhasil menyerang mu"

"Kalau kau mungkin memperhatikan kami karena ada yang kau sukai? Jika itu teman ku nampak nya.."

"Kau benar, aku memperhatikan kalian karena menyukai seorang gadis cantik yang telah mengobati hewan buruan ku, kelinci itu terlepas tanpa sadar karena aku pikir dia sudah mati tapi ternyata aku kena tipu, saat aku akan menangkapnya kembali seorang gadis lalu datang mengambil nya kemudian malah mengobati nya, aku pun tidak jadi memakan nya"

Emy hanya terdiam karena sadar bahwa pemuda tampan tersebut ternyata menyukai diri nya dan jantung nya pun kembali berdetak dengan kencang.

"Aku dapat mendengar suara detak jantung mu, kau menyukai ku kan?" tanya Sammy serius.

"A..paan sih" Emy berusaha mengelak. Sammy kemudian bangun untuk duduk, tiba-tiba pemuda tampan itu merasa kesakitan sambil menyentuh luka pada bagian perutnya, Emy pun terkejut dan segera mendekat kemudian memeriksa luka nya Sammy dengan cemas, saat Emy menenggak kan kepala nya ke atas dia pun dapat melihat wajah tampan nya Sammy, lalu tiba-tiba kedua tangan pemuda tersebut menyentuh wajah nya Emy dan langsung saja mencium bibir nya dengan lembut, Emy yang terkejut hanya terdiam dan matanya pun terbuka lebar tapi perlahan matanya pun tertutup.

Di tempat lain,

"Ayam.. eh ayam" Bi Nani di kejutkan dengan kedatangan tuan nya yang secara tiba-tiba sudah berada dibelakang nya ketika diri nya sedang menjemur pakaian,

"Kemana anak-anak muda itu pergi? jadi curiga, biasanya anak nakal itu jika sedang merasa kesakitan akan tetap berada di dalam kamar nya terus seperti saat dirinya jatuh dari atas tangga akan tetapi ini habis di serang oleh harimau sampai hampir sekarat, sekarang malah disappear"

"Benar tuan, biasa nya tuan muda tidak pernah menyapa saya tapi tadi pagi tiba-tiba saja tuan muda menyapa saya di depan gadis asing tersebut"

"Apa pada akhirnya anak nakal itu telah mendapat sebuah pencerahan?"

"Lah sekarang emang harinya cerah iya tuan?"

"Bodo amat.." ayah dari Sammy yang bernama pak Hendra sekaligus adalah kepala desa itu pun pergi begitu saja dan bi Nani yang nampak kebingungan karena di jawab ketus pun cuek lalu melanjut kan kembali pekerjaan nya, tiba-tiba terdengar suara dari seorang pria memanggil pak Hendra.