Chereads / MISTERI GELANG KUTUKAN ! / Chapter 19 - Cincin dan Gelang kutukan

Chapter 19 - Cincin dan Gelang kutukan

Gue memutuskan kembali ke Bandung setelah menghadir pertemuan tahunan yang diadakan bokap gue, nyokap terkejut dengan keputusan gue tapi akhirnya menyetujui. Gue udah menentukan sikap gue sekarang, walau nanti akan berseberangan dan membuat bokap gue murka.

Apakah gue berubah, mungkin setelah semuanya terjadi. Gue engga suka tindakan bokap gue, sebandel-bandelnya gue masih bisa di pertanggung jawabkan. gue orang yang lemah ? mungkin karena gue ini manusia masih punya hati nurani.

Sesampainya di Bandung ada sopir yang menjemput gue, selama gue tinggal di kuliah di Bandung punya rumah sendiri disebuah perumahan. Gue engga tinggal di kos-kosan atau pun rumah kontrakan.

Di rumah ini gue tinggal sendiri, ada pembantu tapi tidak tinggal dirumah, dia hanya datang membersihkan rumah, mencuci baju dan memasak setelah itu pulang, walau ada sopir itu hanya sesekali membutuhkannya lebih banyak setir sendiri.

"Den Satria sudah sampai !" ujar sopir gue.

"Terima kasih, bapak pulang saja ! kalau ada apa-apa nanti saya telpon !" jawab gue, si bapak sopir pun pergi dia sudah tahu tentang gue.

Gue suka perumahan ini tidak besar dan luas tapi keamanannya terjamin 24 jam, Rumah gue paling pojok. Disebelah rumah gue ada dingding pembatas antara rumah ini dan persawahan dan sungai dari lantai 2 rumah gue itu bisa terlihat semua termasuk sebuah gunung di kejauhan.

Memang sih agak pinggir kota Bandung, dari kampus pun cukup lumayan jauh dengan kendaraan tapi gue suka dengan suasananya yang seperti ini. Rumah gue tipe minimalis moderen yang dari sananya sudah seperti itu hanya gue ubah sedikit di dalam beberapa, apa lagi gue sekarang kuliah jurusan Arsitek. Ilmu gue kepakai sedikit, banyak kok yang merombak semuanya.

Disini tidak ada pagar jadi langsung masuk rumah, gue pake jalan lewat garasi rumah. Disitu ada mobil gue, cukup sedan kecil buat kendaraan kemana-mana. setelah itu ruang dapur, ruang makan, tengah dan tamu ada tangga dua belakang dan depan ada 3 kamar disini. Satu di bawah buat kamar tamu, dua diatas satu kamar utama buat gue, satu gue ubah jadi "kantor", sebenarnya sih buat santai ada seperangkat komputer gue disitu komplit, tapi engga secanggih di apartemen gue di Jakarta tapi cukupan deh.

-----------

Gabut ! sudah beberapa hari ini gue balik ke Bandung, ah tak terasa besok sudah mulai kuliah. Banyak aktvitas yang akan gue hadapi dari mulai kuliah sampai main basket.

Keesokan harinya gue bangun sedikit terlambat, akhirnya sadar hari ini belum mulai perkuliahan jadi sedikit santai. gue turun dan bi Suti sudah menyiapkan sarapan pagi buat gue.

"Pagi den !" ucapnya.

"Pagi Bi !" jawabku gue pun duduk di meja makan segelas susu dan roti tawar panggang sudah siap di meja, gue ambil selai coklat dan memakannya, setelah selesai makan aku memberikan amplop gaji bulanan buat bi Suti.

"Terima kasih den !" dia sangat senang menerima gajinya.

Gue pun menuju garasi dan memanaskan mobil sebentar, setelah itu pamitan ke bi Suti, ia punya cadangan kunci rumah jadi setelah selesai dia tahu akan mengunci rumah ketika pulang.

Gue pun pergi ke kampus, sesampainya di kampus ternyata sudah banyak yang datang. Gue pun turun dari mobil dan masuk ke area kampus, bertemu beberapa teman say hello tapi gue enggak ngobrol. gue memutuskan ke kantor Adminitrasi. Biasa lah membayar untuk bulan ini biar engga repot nantinya, sesampainya disana cukup penuh dan kemudian giliran gue. Setelah beres gue pun pergi baru beberapa menit berlalu gue mencium bau yang pernah tercium di stasiun kereta ! bau serigala tapi berbeda dengan yang tercium waktu gue di klub Seven tempat mangkalnya klan serigala putih.

Siapa orangnya gue menjadi penasaran, penciuman gue berakhir di ruang admin. Hmm aneh, ketika gue intip hanya tinggal satu orang ! tunggu ... itukan si cupu ! begitulah teman-teman di basket menyebutnya, gue sebenarnya engga terlalu perduli dengan orang lain mau membullynya itu urusan mereka, yang gue tahu dia itu temannya Dion. Tapi enggak mungkin deh ... tunggu itu di lengannya punya gelang yang sama dengan si Ayumi dari klan Serigala putih !

-----------

Rasanya gue aneh ! kenapa gue lakuin itu ke dia, gue bukan homo kali ! tapi entah kenapa gue jadi perhatian sama dia ya ? sialan ! ini semua gara-gara kejadian itu hingga harusnya tak berurusan dengan dia. Ketika dia mau pulang dengan terpaksa gue mengajaknya naik mobil gue, awalnya sih menolak ! tapi akhirmya dia mau juga.

"Sorry sebenarnya gue engga mau turut campur ! gue engga perduli elu akhirnya mati atau apapun itu ! tapi semua berubah karena satu hal !" ujar gue menjelaskan semua di mobil, dia hanya terdiam saja.

"Kenapa mereka mau gelang gue ?" tanyanya sambil menatap gue.

"Ya karena gelang itu termasuk salah satu benda legenda !" jawab gue.

"Maksudnya ini ?" tiba-tiba dia memperlihatkan buku yang judulnya Benda legenda.

"Elu dapet dari mana tuh buku ?" tanya gue penasaran.

"Perpustakaan !" jawabnya singkat, gue terdiam kok bisa ada di sana.

Untuk lebih mendalami hal ini gue bawa dia ke rumah gue supaya lebih tenang dan aman. Dia terkejut ketika gue bawa ke sana tapi tak menolak. Ketika masuk rumah gue dia tertegun,

"Ini rumah elu ?" tanyanya.

"Ya iyalah, emang menurut lo rumah siapa ?" tanya gue heran.

"Ya barangkali aja lu ngontrak ?" jawabnya cuek, sebenarnya gue pengen ketawa karena tingkahnya kayak anak kecil.

"Enggalah ini rumah pribadi gue ! gue pengen private aja ! engga suka keramaian !" jawab gue, dan perhatikan dia dari ujung rambut sampai kaki.

"Elu fitnes ?" tanya gue karena yang lihat terakhir sih masih kurus engga seatletis ini. Dia menatap gue seperti males jawab, rupanya sudah banyak yang bertanya seperti itu.

"Jangan-jangan ini karena pengaruh serigala elu ya ?" tanya gue menebak, dia hanya mengangguk saja.

"Apa aja kekuatan elu setelah menjadi manusia serigala ? maksud gue selain taring, cakar dan perubahan wujud lu ?" dia kembali menatap gue, sebenarnya gue udah tahu berdasar penelitian tapi mungkin itu bisa saja berbeda.

"Elu pasti udah tahu !" jawabnya singkat. Gue tersenyum.

"Oh ya gue lupa elu mau minum apa ?" gue nawarin dia minum. Gue menyadari dia bersikap waspada terhadap gue, karena gue masih klan pemburu.

"Cincin lo nyala !" ujarnya sambil menunjuk cincin di jari gue dan terkejut.

"Gelang lo juga !" jawab gue heran ketika melihat gelangnya bercahaya.

"Ini pasti ada sesuatu ?" katanya memperhatikan gelangnya "Gue akan mengaktifkan seluruh kekuatan gue !" sambil memejamkan matanya dan ketika dia bilang udah terbuka tak ada yang berubah di dalam dirinya, dia hanya terdiam terpaku.

"Lo lihat engga ?" tanyanya sambil melihat sekelilingnya seperti tidak ada dirunah ini tapi di tempat lain, kemudian dia mendekat dan menyentuh tangan gue, tiba-tiba gue seperti ditarik ke sebuah tempat yang tidak gue ketahui !

Bersambung ....