Beberapa hari kemudian Nara keluar dari rumah sakit. Hari ini nara ingin kembali bekerja dan menemui Sam untuk menjelaskan semuanya. Saat Nara membuka pintu mobilnya dan melihat Sam datang dan menghampirinya.
Sam memberikan isyarat pada nara untuk masuk ke dalam mobilnya. Nara mengangguk dan masuk ke dalam mobil Sam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Sam,kita mau kemana?"
"Aku belum sarapan,jadi kita akan sarapan dulu"
"Tapi ak-"
Sam berdecak kesal. "Aku tahu kamu akan nolak,nara. Kamu ingin ke kantor polisi dan menyelesaikan misi mu karna prioritasmu sekarang adalah rich dan bukannya aku"
Nara terdiam tak berani membantah lagi. Sam melirik nara dengan tatapan kesal. "Kalau itu mau mu baiklah,aku akan memutar arah"
Dengan cepat nara menggelengkan kepalanya. Ia lalu menggenggam tangan Sam. "Hari ini aku akan pergi kemana pun kamu mau. Hanya ada kamu dan aku.
Sam tak merespon,dia masih memasang wajah kesal. Melihat wajah kesal pacarnya,nara mencium pipi Sam. "I love you Sam"
"Jangan coba untuk merayuku Nara karna itu gak akan berhasil"
"Apa kamu gak sayang aku lagi?"
"Aku gak tahu. Kita bahas itu nanti" jawab Sam cuek.
Nara hanya menggelengkan kepala kebingungan tidak mengerti dengan sikap Sam sekarang.
Sampai di restoran yang buka 24 jam. Sam turun dan melangkah masuk ke dalam restoran tanpa menunggu nara turun dari mobil. "Segitu kesalnya dia"
Nara masuk dan duduk dihadapan Sam. "Kamu udah pesan apa?"
"Chicken cheese" Sam cuek dan sibuk dengan ponselnya.
"Minumnya?"
"Greentea"
Nara kesal dengan sikap cuek Sam. Ia merebut ponsel Sam yang sedang dimainkan. "Kamu kenapa sih? Kok cuek gitu?"
"Balikin!"
"Gak akan sebelum kamu jelasin alasan kamu cuekin aku"
"Cepat balikin!" Sam semakin kesal.
"Jadi selama aku dirawat kamu cheat sama gisel ya!" Nara berdecak kesal saat memeriksa ponsel Sam
"Bukan urusanmu!" Sam mengambil ponselnya dari tangan Nara.
"Kamu kenapa sih?"
Sam tak merespon. Nara mendegus kesal. Sarapan mereka datang dan Sam langsung menyantapnya dan mengabaikan Nara. Selesai menyantap sarapannya. Sam menarik tangan Nara dan membawanya ke mobil. Sam membanting stiurnya menuju apartment nara.
Sam kembali menarik tangan nara untuk ikut masuk ke apartment.
"Kenapa mengantarku pulang?" Tanya Nara
"Aku gak mau mempermalukan mu"
"Aku gak ngerti"
Sam mengeluarkan selembar kertas dari jaketnya dan memperlihatkan ke Nara. "Apa maksud ini?"
Nara terkejut melihat lembaran kertas itu yang ternyata adalah undangan pertunangannya dengan Rich pada tanggal 09 april.
("09 april,oh my god dua hari lagi" batin Nara)
"Sam,dari mana kamu dapatkan undangan ini?"
"Ayahmu yang mengantarkan undangan ini orang tuaku. Tolong katakan dengan jujur Nara,apa kamu setuju dengan pertunangan ini" Sam menekan di setiap ucapannya dan menodongkan pistol kearah Nara.
"Sam,dengarkan dul-" Nara mencoba menenangkan Sam.
"Jawab aja,ya atau gak" Sam menarik pelatuk pistolnya.
"Ya"
Sam kesal dan melepaskan pelatuk pistolnya. Anehnya Nara tidak terluka sedikitpun,tapi kaca jendela yang berada dibelakangnya yang menjadi sasaran amukan Sam.
"Sam,apa kamu mencoba menyakitiku?"
"Menyakitimu? Kamu yang nyakitin aku! Apa kamu gak ngerti? Aku kecewa padamu nara! Get it!"
"Dengarkan dulu sayang" nara mencoba memberikan penjelasan
"Demi tuhan tolong jangankan apapun lagi atau emosiku gak akan terkendali lagi!!"
"Sam aku mohon jangan lakukan hal yang kekanak-kanakan" nara mendekati Sam
"Jangan mendekat! Aku mohon,emosiku gak terkontrol"
"Sam listen to me,I love you and always love you,okey" nara menggenggam tangan Sam.
Sedetik kemudian Sam menepis genggaman tangan Nara. "Kamu bohong! Kalau kamu sayang aku,kamu gak akan setuju dengan pertunangan kalian"
"Terserah Sam! Aku udah coba jelasin tapi kamu gak mau denger. Aku bahkan gak tahu kalau pertunangan ku diadakan tanggal 09 nanti" Nara mulai kesal
"Aku gak percaya,aku terlanjur kecewa sama kamu!!"
Nara hanya diam. Ia sudah kehabisan seribu kosakata untuk menjelaskan pada Sam.
"Aku kecewa Nara. Good bye!!" Sam beranjak meninggalkan apartemen Nara.
Nara yang ditinggal Sam hanya bisa menangis sepanjang hari.
*** *** ***