Langkah kaki yang berbenturan dengan lantai yang dingin itu, membuat seorang pria yang dalam keadaan terikat ketakutan.
Claudia mengetatkan rahangnya dengan sepasang mata elangnya yang tertuju pada pria yang diyakini sebagai satu dari sekian musuh yang ingin menggulingkan kekuasaannya dan juga adiknya. Raut wajahnya yang datar menyiratkan amarah yang tak terbendung.
Posisinya sekarang berhadapan dengan pria yang terikat pada rantai yang terlihat masih baru. Satu single sofa bertekstur kulit hitam disediakan oleh beberapa Warrior-nya. Claudia duduk di sofa itu dengan kedua kaki yang menyilang, siku tangan diletakan di tangan sofa serasa jarinya mengusap dagunya. Postur duduk gadis cantik yang seperti ini semakin mengintimidasi dan, berkuasa.
"Aaarrrgghh ..... sshhh, get off me! Don't you know who I am? =(Aaarrrgghh.....sshhh, lepaskan saya! Apa kau tidak tahu, siapa saya?)
Claudia tersenyum miring mendengar makian yang tertuju kepadanya.
"What if your words were more true to yourself? =(Bagaimana kalau kata-katamu itu lebih tepat untuk dirimu sendiri?)" tanya balik Claudia.
"You're the one looking for information about the secrets of the Tartarus organization. Even you also find out about my life and also my lil sis. =(Kau yang mencari informasi tentang rahasia organisasi Tartarus. Bahkan kau juga mencari tahu tentang kehidupanku dan juga adikku.)" Lanjutnya.
Penuturan gadis cantik ini membuatnya menyadari bahwa dirinya sendiri yang salah mencari lawan. Astaga, seharusnya dia tidak boleh mengusik ketenangan RDE dan HQOD kalau tidak mau hidupnya berakhir ditangan dua gadis kejam itu. Hal inilah yang menjadi aturan tidak tertulis bagi mereka yang berurusan didunia gelap atau mereka yang hanya hidup normal.
"Tell me, who ordered you? =(Katakan, siapa yang menyuruhmu?)" tanya Claudia dengan nada yang pelan tapi menusuk.
"I won't tell you, even though I will die in your hands. =(Takkan kuberitahu, meski aku mati ditanganmu.)" Pria itu bersikeras.
DOR!
Satu timah panas menembus perut pria itu. Tentu saja dia merintih kesakitan, Claudia menghampirinya dan mencengkram rahangnya. Pria itu merasakan rasa sakit yang hebat di bagian rahangnya karena tenaga gadis itu begitu kuat. Pastinya, akan menimbulkan biru lebam di bagian itu.
"If I want, I'll crack your bones right now! =(Jika aku mau, ku retakan tulang-belulangmu sekarang ini juga!)" ucap Claudia dengan nada datar.
"I still won't tell you! =(Saya tetap tidak akan memberitahumu!)"
Claudia belum puas, kini dia memberinya banyak pukulan dan tendangan bertubi-tubi bagai seorang atlet yang berlatih dengan sebuah samsak. Lihatlah hasil dari perbuatannya, pria tersebut mendapat luka lebam disekujur tubuhnya. Kemudian menginjak kaki pria itu, lalu sedikit berjongkok meneliti dari ujung rambut hingga ujung kaki tubuh pria tersebut.
"My question remains the same, answer! =(Pertanyaanku tetap sama, jawab!)"
"Huh, in your fucking dreams! =(Itu dalam mimpimu!)"
Emosinya memuncak. Dengan kemarahannya, gadis yang dijuluki RDE ini membenturkan kepala pria tersebut ke dinding. Kebetulan, para pengawalnya merantai pria tersebut tepat di dekat dinding pada ruang yang remang-remang itu. Tidak perlu berkali-kali, pria itu terhuyung-huyung sekaligus kepalanya benjol.
"Fine ... well, I confess! =(Baik....baik, aku mengaku!)" Lihat, akhirnya dia mengaku setelah mendapat perlakukan kejam dari Claudia.
"The one who asked me was Kim Jong Suk, CEO of Spicy Food. He'll pay $ 50 million if he gets the company files and all of your privacy. =(Yang menyuruhku adalah Kim Jong Suk, CEO Spicy Food. Dia akan membayar 50 juta dolar jika berhasil mendapat file-file perusahaan dan semua privasi kalian berdua.)" Jawabnya dengan jujur.
Kemarahan Claudia makin menjadi. Darahnya mendidih, "Gimme your dagger! =(Berikan belatimu!)" Ucapnya dengan nada tegas. Seorang pengawalnya memberikan belatinya pada Nona-nya.
Rasa haus darahnya muncul. Pertama, Claudia memotong kesepuluh jari pria itu. Kemudian, membelah perut pria itu dan mengeluarkan beberapa organ pencernaan dan isi perut si pesakitan. "Arrrrggghhh, you devil girl! =(Arrrggghhh, dasar kau gadis iblis!)" maki pria itu meski sudah diambang kematian.
"Yes, I'm a Devil, Regnant Dark Empress, Lady of Psychopath, Leader of Mafia and Gangster in The World. Call me as you want, I don't give a fuck! =(Ya, akulah Iblis, Ratu Kegelapan, Nona Psikopat, Ketua Para Mafia dan Gangster Di Dunia. Terserah kau menyebutku apa, aku tidak perduli!)" tutur Claudia dengan nada yang sangat dingin.
Tanpa berkata lagi Claudia berjalan beberapa langkah meninggalkan pria tersebut. Para pengawalnya bingung, apa yang akan dilakukan oleh Ketua mereka?
Tidak pernah terpikirkan oleh siapapun, si gadis psikopat itu melempar belati yang dipegangnya tanpa melihat target. Namun, lontarannya tepat sasaran alias menancap di kepala pria tersebut. Kini, pria tersebut meregang nyawa ditangan seorang ketua mafia dunia.
"Headshot!" batin Claudia terenyum miring.
"Weet je wat je moet doen? =(bahasa Belanda: Kalian tahu harus berbuat apa?)"
"Begrepen, juffrouw. =(bahasa Belanda: Dimengerti, nona)"
Tentu saja para pengawalnya—yang biasa dipanggil dengan sebutan Warrior mengerti perintah langsung dari pemimpin mereka. Sudah menjadi kebiasaan dimana orang yang dibunuh Claudia dan Jessica, mayatnya akan diberikan kepada ratusan anjing husky yang terlatih sebagai anjing pelacak untuk membantu para Knight [dalam artian sebagai satpam] untuk menjaga atau berpatroli di Kawasan benteng Tartarus. Dan para anjing itu juga digunakan petinggi Tartarus lainnya dalam menjalankan misi lapangan.
******
Rotterdam, Netherlands.
Spesific loc: Claudia & Jessica's Mansion.
Dentingan piano mengalun melalui jari-jemarinya yang lentik. Jessica dengan raut wajah yang datar, menekan tuts-tuts piano dengan kedua mata yang terfokus pada sebuah partitur lagu klasik. Dia memainkan piano yang terletak dibawah tangga yang didesain secara melingkar di mansion berlantai tiga.
Gadis yang tidak lain tidak bukan adalah Claudia, kakak dari Jessica, turun dari tangga. Dia tampak rapi dengan pakaian kasual ala penyanyi rock dengan tas ransel dari suatu brand fashion ternama dunia.
"Jess, kita harus ke Indonesia!" kata Claudia to the point sukses membuat mulut Jessica menganga.
"Are you crazy? Hidup kita sudah lebih baik disini. Dan aku belum siap bertemu mantan keluarga kita!" bantah Jessica. Pasalnya, dia sempat mengalami mental breakdown karena kejadian 10 tahun yang lalu ketika ditindas keluarganya.
"Justru itu. Dengan begitu, kita bisa membalas dendam kepada keluarga Singh dan menghancurkan perusahaannya!" sorot mata elangnya menyiratkan dendam kesumat yang besar.
"Kalau begitu, aku ingin ikut. Semoga mereka tidak mengenali kita yang sekarang. Karena sosokku dan Kak Claudia yang lemah dan pecundang sudah MATI dan terkubur untuk selamanya. Dan aku ingin mereka hancur dan bertekuk lutut dibawah kaki kita!"
Jessica maju selangkah dan melempar belati itu ke sebuah kanvas foto berbingkai emas berukuran besar dari sebuah keluarga dengan background putih. Itu adalah pemotretan keluarga besar Singh tanpa kedua gadis itu. Mata elangnya menyiratkan sebuah dendam. Sama halnya dengan Claudia, kakaknya. Entah bagaimana mereka mendapatkannya? Itu semua karena keahlian anak buah dari kakak beradik yang Tangguh itu.
"Ya, kita akan membuat mereka hancur!"