Ditengah keheningan pada ruang makan, hanya terdengar suara dentingan pisau dan garpu yang mengoyak sepiring makanan olahan daging, terdapat dua gadis sedang asyik menyantap makanannya. Sementara di ruang dapur, para koki membuat hidangan bercita rasa yang tinggi dengan dibantu para pelayan. Para koki yang memasak bukan orang sembarangan. Mereka adalah koki profesional yang bekerja pada pemilik rumah. Pelayan dirumah mewah tersebut juga berpakaian rapih dengan seragam yang sama dan nametag yang sesuai, semuanya bekerja pada Claudia dan Jessica yang merupakan pemilik rumah dan juga majikan mereka semua.
Diluar mansion sebuah limusin hitam antipeluru berhenti didepan rumah sebesar istana itu.
Salah satu Warrior, membukakan pintu bagi seorang pria Belanda berumur 40 tahunan untuk keluar. Dia adalah Daendels, orang kepercayaan CJ Sisters dan juga Panglima Agung organisasi Tartarus. Kode namanya adalah Ares, General of Fort Tartarus II. Pria paruh baya itu tidak sendirian memasuki mansion. Para Warrior yang berpakaian serbahitam dan urakan itu mengiringi langkah atasan mereka.
Para Warrior di sekitar mansion, para pelayan, semua pekerja mansion menunduk hormat saat tangan kanan CJ Sisters itu memasuki ruangan. Pria jangkung itu melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruang makan ber-dekorasi mewah nan elegan itu.
"Hormat kepada Nona Besar kami," Ucap Daendels menunduk hormat bersama para bawahan yang lain.
"Ada kabar penting?" tanya Claudia dengan nada datarnya dan juga tatapannya yang dingin.
"Pihak Tumorolen ingin bertemu. Mereka ada keperluan dengan kita, Nona Besar."
"Sudah janji?" tanya Jessica dengan nada yang tidak kalah dingin sambil meminum wine-nya.
"Belum Nona Besar. Karena mereka sama sekali tidak bisa menghubungi kalian." Jawab Daendels jujur. Ya, tidak semua orang bisa menyentuh Claudia dan Jessica. Menghubungi mereka saja tidak akan bisa. Hanya orang yang benar-benar dekat padanya atau bisa dipercaya yang bisa menghubungi mereka.
"Bilang pada mereka untuk bertemu di C & J Resto! Jangan sampai telat." Tegasnya.
"Akan saya beritahu mereka, Nona Besar." Jawab Daendels dan langsung undur diri Bersama para Warrior.
******
C & J Resto merupakan restoran terbesar di dunia yang diserbu para pemburu kuliner dan penggila dunia malam di mancanegara, terutama di kalangan anak muda. Memiliki lebih dari 50.000 gerai yang tersebar di ratusan negara dan berbagai tempat di masing-masing negara tersebut. Tempat dimana, bar, kafe, dan restoran, menjadi satu. C & J Resto meraup keuntungan sekitar US$ 50 miliar atau sekitar 730 triliun rupiah per tahunnya.
Suasana di restoran ini selalu ramai pengunjung. Tercatat sekitar lebih dari 6.000 pengunjung per harinya. Secara overall kualitas disini bisa melebihi restoran berkelas lainnya. Apalagi, dengan memiliki keamanan yang sangat terjamin dan interiornya yang kekinian.
Sesisi restoran sedang gempar dengan kedatangan dua gadis bertopeng dengan pakaian sebahitam yang membuat penampilan mereka terkesan misterius dan menakutkan. Terlebih lagi dengan aura mencekam yang dirasakan semua orang di sekitar mereka. Keduanya tidak sendirian, 20 Warrior turut mengawali pergerakan Nona Besar mereka.
Siapa lagi kalau bukan Claudia dan Jessica yang memakai baju khas mafia mereka. Claudia dengan jaket kulit Panjang bergambar muka iblis wanita di tengah lambang pentagram. Dengan topeng yang dipakainya, dia sering dipanggil dengan sebutan Lilith daripada dengan inisial RDE. Jessica, dia dipanggil dengan sebutan HQOD karena memakai jubah panjang, topeng yang menutupi hingga pangkal hidung. Keberadaan kedua mafia kejam tersebut membuat area disekitar keduanya hening seketika. Tidak mau berurusan atau melihat tatapan mengintimidasi dari mata elang kakak beradik itu. Begitu keduanya berlalu dari mereka, seketika suasana menjadi ramai kembali.
Keduanya menaiki lift menuju salah satu private room di restoran tersebut sambil menunggu kedatangan tamu mereka. Ruangan yang ini sudah di reservasi oleh pemilik restoran ini.
Di lantai satu dan dua, adalah restoran biasa. Hanya untuk sebagai tempat tongkrongan biasa, atau tempat untuk memuaskan rasa lapar perut atau lapar mata. Selain itu, disana banyak spot foto menarik. Banyak orang yang setiap berkunjung disini, tidak lupa berfoto dulu. Termasuk para figur publik yang berlangganan disini.
Lantai tiga adalah tempat anak-anak bermain. Lengkap dengan ayunannya, perosotannya, dan satu kolam untuk mandi bola, dan beberapa wahana kecil untuk anak-anak yang ingin menikmati hingga puas.
Lantai empat dan lima, terdapat masing-masing 40 ruang pribadi yang bisa digunakan oleh penyewa ruangan. Entah untuk acara makan sekeluarga, atau membicarakan hal yang penting. Setiap ruangan identik dengan dua pintu yang agak besar dan interiornya yang bergaya imperial. Setiap ruangan didesain sedemikian rupa agar kedap suara. Jadi, privasi pelanggan terjaga dan tidak mengganggu kenyamanan antarpelanggan.
Lantai enam, tersedia dua ruangan besar untuk merayakan ulang tahun, merayakan suatu keberhasilan, family gathering, dan acara lainnya. Jika mem-booking untuk mengadakan suatu acara, akan dikenakan biaya sebesar 60 juta rupiah, dan itu termasuk dengan keamanan yang ketat. Namun jika membayar 150 juta, pem-booking akan mendapatkan paket bonus berupa jasa dekor, MC dan band indie sebagai hiburan dari pihak C & J Events. Serta hidangan paket Gold dari C & J Catering. Biaya ini terbilang cukup terjangkau untuk restoran dan kafe bintang lima.
Lantai tujuh adalah C & J CLUB. Daya tampungnya mencapai 2.000 orang. Klub malam yang satu ini pernah masuk jajaran top 100 klub malam terbaik dunia. Beberapa DJ terbaik nasional dan internasional pernah tampil di klub malam ber-interior ala cyberpunk ini. Band indie atau band terkenalpun juga suka tampil disini. Sebut saja, Easywell, David Gurita, dan Yellow Clay. Didalam klub malam ini, terdapat bar yang menyediakan semua jenis minuman. Mau minuman keras, minuman bersoda, jus buah, aneka susu, bahkan air putihpun juga ada. Semua disediakan untuk semua pengunjung setelah presentase menunjukkan, hanya 90% orang yang menyukai minuman keras. 10% pengunjung hanya ingin menikmati musiknya saja dan lebih menyukai minuman non-beralkohol.
Sederhananya, C & J Resto selalu diserbu pengunjung karena tempat ini memanjakan para pengunjung. Moto 'Pembeli Adalah Raja' dan moto 'Kebahagiaan Anda Adalah Kepuasan Kami' sudah mandarah daging bagi para pegawai.
Lantai delapan, adalah gudang untuk menyimpan stok bahan makanan mentah dan ribuan minuman keras. Ini tugas Amelia Winter sebagai seorang Knightess untuk menjaganya. Sebagai orang yang bertanggungjawab atas keamanan gudang, dia dibekali ilmu beladiri dan kemampuan menggunakan senjata dengan level militer.
Lantai sembilan dan sepuluh tersedia masing-masing 40 kamar. Setiap kamar tersedia 2 tempat tidur, kulkas dua pintu, lemari pakaian, AC, TV, dan kamar mandi dalam. C & J Resto menyediakan 80 mess dari lantai 9 dengan lantai 10 bagi para pegawai atau staff yang tempat tinggalnya jauh dari tempat kerja.
Lantai sepuluh terdapat tiga ruang. Ruang pertama adalah ruang penyimpanan uang kas restoran yang hanya diakses melalui sidik jari pada layer monitor. Yang otomatis, dinding pembatas akan bergeser hingga terlihat pintu berangkas berbahan metal yang bisa dibuka dengan PIN yang hanya diketahui orang kepercayaan Sang Pimpinan. Ruang Berangkas tersebut adalah tugas seorang Knight dari organisasi Tartarus bernama Joram Dijksma, seorang pria campuran Belanda–Indonesia. Joram dibantu oleh 20 Warrior yang merangkap sebagai pihak keamanan seisi gedung restoran.
Ruang kedua, adalah ruang senjata dan alat pemadam kebakaran. Semua jenis senjata api dan senjata tajam ada disini. Itu berguna jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya. Dan semua senjata tersebut sudah mendapat surat izin kepemilikan senjata dari pemerintah.
Ruang ketiga begitu terpisah dengan kedua ruangan yang tadi. Ruangan yang satu ini hanya bisa diakses pemilik restoran dan beberapa orang yang bisa dipercaya. Lapisan pintu pertama diakses dengan sidik jari, lapisan pintu kedua diakses dengan sensor wajah, lapisan pintu ketiga diakses menggunakan drawing pattern yang pola-nya hanya diketahui orang kepercayaan pimpinan, lapisan pintu keempat menggunakan PIN yang hanya diketahui oleh Claudia dan Jessica alias CJ Sisters. di ruang berukuran 4x4 meter inilah tempat mereka memantau semuanya dibalik layar yang menampilkan semua yang tertangkap kamera CCTV. By the way, teknologi keamanan untuk seluruh bagian di restoran ini dipasang oleh tim tenaga ahli dari perusahaan teknologi dan pembangunan Prism Corp dengan level maximum security.
Dari lantai 1-7, bisa diakses melalui lift biasa. Lantai 1-9, diakses melalui lift khusus pegawai. Sedangkan lantai 1-10, diakses oleh lift khusus pemilik restoran. Lift yang ini hanya bisa diakses menggunakan kartu yang digesek pada Electronic Data Capture yang berada disamping pintu lift. Hanya orang-orang kepercayaan CJ Sisters yang memiliki kartu untuk mengakses semua lantai di restoran ini.
Mungkin menjadi sebuah pertanyaan bagi kalian, mengapa harus meminta surat izin kepemilikan senjata padahal pemilik restoran ini adalah pengusaha dan mafia ternama nomor satu didunia yang bisa dibilang bagaikan memegang dunia dalam gengaman keduanya? Jawabannya, karena Claudia dan Jessica bukanlah penguasa yang bertindak seenaknya dan meresahkan semua orang.
Disinilah CJ Sisters menunggu kedatangan pihak Tumorolen yang katanya ada keperluan dengan keduanya dengan 20 orang bertampang sangar yang berdiri dibelakangnya.
Ini sudah hampir jam 4 sore. Tapi, yang bersangkutan belum datang. Kalau Jessica tidak menahannya untuk menunggu hingga mereka benar-benar tidak jadi datang, Claudia akan angkat kaki dari sini dan membatalkan pertemuannya. Dia bukanlah orang yang suka menunggu lama.
Tok...tok...tok
"Come in!=(masuk!)" suruh Jessica tanpa melihat ke pintu.
Pintu tersebut dibuka oleh rombongan orang yang menggengam satu koper dengan hiasan ukiran yang unik dan detail secara posesif. Sementara pemimpin rombongan mereka adalah seorang pria yang didampingi oleh dua wanita cantik yang kira-kira tinggi badannya 175 cm. Pakaian mereka nyentrik dengan jas dengan warna yang terkesan berani. Si pemimpin rombongan dari pihak Tumurulen dengan kedua wanita pendampingnya begitu totalitas. Si pria dengan tuksedo klasik ala bangsawan eropa jaman dulu, memakai topi hitam yang lebar dan tegak serta memegang tongkat yang sering dipakai oleh para bangsawan eropa jaman dulu juga. Sementara kedua wanita tersebut memakai pakaian ala peri. Tidak lupa dengan hiasan berupa sayap kupu-kupu yang tersemat di belakang punggung dan mahkota bunga yang menghiasi rambut pirang mereka yang terurai. Membuat Claudia dan Jessica jengah melihatnya. Bagaikan Kubu Pangeran bertemu dengan Kubu Bandit.
Pria tersebut duduk di kursi yang berhadapan dengan Claudia dan Jessica. Pria itu memanggilnya dengan sebutan Lilith dan HQOD karena dia dan rombongannya tidak tahu nama asli dan wajah asli dari dua orang paling berpengaruh di abad ini, "Sorry, we're late. There was a long traffic jam earlier. =(maaf, kami terlambat. Ada kemacetan panjang tadi."
"It is okay! We understand. Indeed, the city of Jakarta is synonymous with traffic jams, =(Tidak apa-apa! Kami mengerti. Memang, kota Jakarta ini identik dengan kemacetannya,)" tutur Jessica.
"We know you didn't eat anything on the way here. It's good, we eat first before starting to talk, =(Kami tahu, kalian tidak makan apa-apa selama perjalanan kesini. Ada baiknya, kita makan dulu sebelum mulai bincang-bincangnya,)" lanjutnya.
"Serve food! =(Hidangkan makanan!)" perintah Claudia dengan nada tegasnya.
Pintu dibuka, oleh seorang pria berwajah khas Mongoloid dengan pakaian dan atribut sebagai Head Chef. Pria tersebut menginstruksi beberapa pelayan restoran yang dikhususkan untuk menghidangkan makanan bagi mereka. Dengan cepat namun teliti, pelayan–pelayan itu menaruh hidangan makanan dan aneka pencuci mulut yang siap menggoyang lidah. Inilah yang dimaksud Jessica alias HQOD sebagai pembuka kata.
"What do you need here? =(Perlu apa kalian disini?)" tanya Claudia.
"Previously, I introduced myself. My entourage and I are Richard de Witte, the person in charge of the Tumorolen program. =(Sebelumnya, saya memperkenalkan diri. Saya dan rombongan saya adalah Richard de Witte, penanggungjawab dari acara Tumorolen.)" Kata seorang pria yang lebih akrab disapa Richard atau Mr. de Witte.
"To the point! =(Langsung intinya!)" ujar Claudia menatap Richard tajam.
Begitu dingin tatapan yang dilihat pria berpakaian nyentrik itu. Selain itu dia juga merasakan aura intimidasi dari mata elang milik gadis yang pelit bicara tersebut.
Yup, walaupun keduanya terkesan dingin dan tidak tersentuh, tetap saja ada perbedaan dari mereka. Jessica kadang-kadang berbicara lebih dari 5 kata namun tidak jauh dari kalimat yang menyakitan, mengintimidasi, dan terlalu merendahkan. Sedangkan Claudia lebih irit bicara. Namun sekali bergerak, tidak ada kesempatan bagi lawan untuk meloloskan diri secara fisik atau mental.
"We ask for your help to secure our EDM music concert. =(Kami memohon bantuan dari kalian untuk mengamankan konser EDM kami.)" Kata seorang pria yang diketahui sebagai utusan dan penanggungjawab dari pihak acara besar itu.
"What made you ask our help? Can't you ask for help from the Belgian Police? =(Apa yang membuat kalian meminta bantuan kami? Apa kalian tidak bisa memohon bantuan dari Kepolisian Belgia?)" tanya Jessica.
"We've tried it. However, the police were slaughtered by a criminal group who would also destroy directly if we continued to carry out Tumorolen. =(Kami sudah mencobanya. Namun, pihak kepolisian dibantai habis oleh satu kelompok kriminal yang juga akan mengobrak-abrik langsung jika Tumorolen tetap kami laksanakan.)" Tutur Richard. "Right, Lauren? =(Benarkan, Lauren?)"
"Yes, and maybe we will cancel or divert the day for our event to take place despite the disappointment of many fans, =(Benar, dan mungkin kami akan membatalkan atau mengalihkan hari untuk berlangsungnya acara kami walau menimbulkan kekecewaan dari banyak penggemar,)" lanjut wanita pendamping berambut merah yang bernama Lauren itu.
"Have you ever had terror related to this? =(Pernah mendapatkan teror terkait dengan hal tersebut?)" tanya Claudia sambil menyantap steaknya.
"Twice, My Lady. First, the stage that was built 5 months ago was burned down by a mysterious actor. Second, our technicians, our promoters, some volunteers, died horribly on the spot. =(Dua kali, Nona. Pertama, panggung yang sudah dibangun dari 5 bulan yang lalu terbakar habis oleh pelaku misterius. Kedua, teknisi kami, promotor kami, sebagian para volunter, tewas ditempat secara mengenaskan.)" Penjelasan Lauren sukses membuat Claudia dan Jessica terdiam dan saling melempar pandangan. Keduanya berasumsi dalam diam. Kelompok kriminal yang meneror mereka pasti bukanlah mafia atau gangster ecek-ecek yang bisa ditangani oleh aparat penegak hukum biasa.
"What a rewards? =(Apa imbalannya?)" tanya Jessica.
"This will be your payment, Lady Lilith, Ms. HQOD. =(ini akan menjadi bayaran untuk kalian, Lady Lilith, Nona HQOD.)" Ujar Richard, bersamaan dengan beberapa dari pihak Tumorolen yang menaruh koper berukiran unik diatas meja yang tadi sudah dikosongkan setelah menikmati makanan pembuka dari ketua dan wakil dari Tartarus. Isi dari koper-koper tersebut adalah dua buah wristband berornamen warna emas dan biru laut, merchandise dari Tumorolen, dan gepokan uang masing masing bernominal 100 euro. Jika dihitung semuanya, ditaksir sebanyak 40 juta euro atau sekitar 709 miliar jika dirupiahkan.
Perlu ditekankan lagi, Nama Lilith adalah kode nama lain dari Regnant Dark Empress (RDE) dan juga merupakan panggilan akrab Claudia didunia hitam.
Setelah keduanya mengatakan mau untuk melakukannya, Claudia memberi isyarat dengan tangan kirinya pada para Warrior-nya untuk mengambil kotak tersebut. Merasa tidak ada yang perlu dibicarakan, keduanya langsung pergi meninggalkan pihak dari Tumorolen. Sementara itu, mereka berusaha cepat untuk mencari keduanya tapi mereka kehilangan jejak saat sampai di lantai dasar.
"Excuse me sir, do you see two figures of girls dressed in black? =(Permisi pak, apakah anda melihat dua sosok gadis berpakaian serbahitam?)" tanya Richard.
"No, sir. =(Tidak, tuan.)" Jawab seorang satpam.
Mereka berdua cepat sekali, pikir mereka.