"Wah, apa ini namanya pergaulan bebas? Salah pergaulan?" Batin Zhizi
"Tidak buruk. Lagian aku sudah terlanjur basah, kenapa tidak mandi sekalian" lanjutnya.
Selama Aina dan yang lain asik membahas bisnis mereka Zhizi hanya diam menatap sekitar, ia tidak tahu harus melakukan apa, melamun adalah keahliannya saat tidak ada kerjaan seperti ini.
"Zhi?"
"Zhizi?!!"
"Hah?!" Ucap Zhizi yang tersadar dari lamunannya
"Lo ngelamun?" Tanya Roy
"Gak kok, kenapa?"
"Lo tahukan kalo tentang ini hari dirahasiakan?"
"Dari Lucas? I know"
Akhirnya mereka bubar dan kembali ke kelas masing-masing untuk masuk mata pelajaran selanjutnya. Untuk sampai ke kelas IPA 2 Zhizi harus melewati kelas IPA 1, tempat Lucas. Dan kebetulan laki-laki itu sedang bertengger di koridor depan kelasnya
"Hoi" ucap Lucas
Zhizi yang tadi acuh tak acuh dengan keberadaan Lucas kebingungan karena tumben sekali Lucas menyapanya disekolah.
"Kesambet Lo?" ucap Zhizi
"Gak sih nyapa doang"
"Oh...."
Hanya sebuah percakapan singkat tapi beberapa perempuan sudah keheranan melihat kejadian itu. Roy yang memang menyaksikan itu saat masuk ke kelas yang sama dengan Lucas berusaha mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dia merasa sudah waktunya Lucas bertemu perempuan yang sedikit menarik perhatiannya.
Sekepergian Zhizi dari melewati kelasnya, kini Lucas langsung masuk kedalam kelas ketimbang caper diluar. Dia duduk di bangku paling pojokan bersama Roy
"Jadi caper nih ceritanya?" Goda Roy
"Caper? Siapa? Gue? Gak banget"
"Jadi ngapain Lo tiba-tiba nongkrong didepan? nunggu guru masuk? Biasa juga Lo milih duduk di bangku Lo"
"Ah bacot"
Roy geleng-geleng kepala melihat Lucas yang masih gengsi mengakui tingkahnya sendiri.
Dikelas sebelah Zhizi sudah memulai pelajaran sastra, salah satu khas guru bahasa Indonesia adalah banyak berbicara panjang lebar. Jika diperhatikan banyak siswa yang seolah mendengarkan padahal meski pandangan mereka kedepan pikiran mereka sedang traveling sejauh mungkin. Sedangkan Zhizi dia sedang asik menggambar dimejanya.
"Gambar Lo bagus juga yah" ucap Aina yang melirik kegiatan Zhizi
"Gak ah, jelek gini"
"Ish gambar Lo bagus njir, kalo dikembangkan Lo bisa buat komik"
"Aina? Zhizi? Kalian bahas apa?" Ucap Bu Edah tiba-tiba. Sepertinya mereka sudah diperhatikan dari tadi. Zhizi dan Aina memilih diam dan menunduk.
Pelajaran mereka dilalui dengan rasa bosan dengan mendengarkan penjelasan panjang dari Bu Edah. Murid yang bangku nya strategis bisa tidur tanpa sepengetahuan Bu Edah yang duduk dimeja guru. Siswa yang dibangku depan harus berusaha menegakkan kepala dengan kantuk yang melanda.
"Akhirnya nya selesai juga uji ketahanan mata ini" ucap Fadly yang dapat di dengar Aina dan Zhizi
Mereka memasuki istirahat kedua, jam-jam segini biasanya para siswa sudah benar-benar lelah dan hanya duduk dikelas atau minum es. Hari sangat terik untuk berada dilapangan.
"Udah lama yah gak hujan" ucap Fadly
"Disini memang jarang hujan yah?" Tanya Zhizi, pecinta hujan yang memang selalu menunggu hujan datang.
"Seimbang sih, tapi ini lagi fase jarangnya"
"Ooh...., Btw kalo hujan mandi hujan yuk?"
"Hah??" Ucap Fadly dan Aina bersamaan
"Kenapa? Mandi hujan kan asik"
"Kita udah SMA Zhi, Lo yakin mandi hujan? Kita juga lagi di asrama"
Zhizi berfikir sejenak, sepertinya malu anak perkotaan terlebih lagi para kaum intelektual sekolahnya membuat mandi hujan menjadi hal yang tabu, hanya karena sudah dewasa bukan berarti gak boleh mandi hujan kan.
"Emm.... Apa salahnya. Toh yang lihat paling sesama murid kan kalo udah waktu pulang sekolah?"
"Yah itu masalahnya... Apa kata murid lain coba?"
"Well.... Entah"
Fadly memilih tidur setelah selesai membahas request Zhizi yang mengajak mandi hujan. Aina mengambil handphonenya dan asik membuka instastory nya.
Disebuah rumah yang dihuni pemilik baru ada anak laki-laki yang sibuk dengan pekerjaan sekaligus hobinya. Tapi hari ini tiba-tiba dia merasakan kehilangan seseorang.
"Kak Zhizi mana sih, kok gak pulang kemaren? Gue udah nunggu jajan lagi" gerutu Wari yang akhirnya meninggalkan meja komputer yang ia anggap meja kerjanya itu. Dia mengambil ponsel yang berada ditempat tidurnya.
"Ini jam istirahat kan? Kak Zhizi megang handphone gak yah?" Batinnya ragu
Akhirnya Wari mencari kontak Zhizi dengan nama "Zhizi Duck", sebuah ejekan untuk kakaknya yang ia anggap jelek seperti bebek mentok.
Tutt tuttttt....
Wari terus menunggu Zhizi mengangkat telfonnya. Sudah dua kali dia mencoba mengulang tidak ada yang mengangkat.
"Apa mama aja yang nelfon?" Batinnya
Dengan segera Wari turun kelantai bawah mencari ibunya.
"Ma!!"
"Di dapur!"
"Coba mama telfon kak Zhizi pake HP mama dong"
"Emang kenapa?"
"Kemaren dia gak pulang loh ma"
"Ooo.. Zhizi bilang dia harus belajar disana, makanya gak sempat pulang. Dia kabarin mama kok. Kamu aja yang baru nanya sekarang"
Wari merasa alasan Zhizi masuk akal. Tapi ia juga tahu bukan itu alasan utama Zhizi tidak pulang. Biasanya aja hari sekolah dia nyemperin ke rumah sesekali.
"Apa gue ke sekolah kak Zhizi aja yah?"
Selama ini Zhizi belum pernah tidak mengabari Wari atau tidak pulang diakhir minggu. Karena Wari merupakan orang yang paling dekat dengan Zhizi otomatis Wari lah yang paling peka terhadap kakaknya yang satu itu.
Jam pulang sekolah sudah berbunyi dan para siswa Altha sudah berhamburan keluar entah itu langsung pergi ke asrama, mengikuti organisasi atau pergi keluar area sekolah.
5 panggilan tak terjawab
Zhizi melihat notifikasi panggilan Wari, ponselnya memang sengaja ia bisukan dari kemaren. Ia menghapus notifikasi itu dan memasukkan ponselnya kedalam saku roknya.
Hari ini Lucas berencana kembali menjenguk ibunya sebentar, pada awalnya ia tidak ingin mengajak Zhizi. Tapi saat melihat perempuan itu sedang berjalan ke asrama dia langsung berniat mengajak nya.
"Kayaknya dia senggang sekarang" batin Lucas
Ia hendak berjalan mendekati Zhizi, semakin dekat dia dengan perempuan itu ia sadar ada orang yang sedang mendekati Zhizi dari arah yang lain.
"Bebek!!" Teriak Wari
Zhizi yang terkejut mendengar suara khas dan panggilan khas adek nya itu langsung berbalik badan, matanya melotot tak menyangka adiknya berani datang ke sekolah tanpa se izinnya.
"Ngapain Lo kesini?"
"Mau minta jajan"
"Lo kan ada uang"
"Eits.... Beda dong. Ayok jajan semalam Lo gak bawain gue makanan" ucap Wari sambil mengalungkan lengannya di leher Zhizi, badan Wari memang lebih tinggi dari Zhizi dan Wari termasuk golongan adek gak ada akhlak yang memanggil Zhizi dengan sebutan 'Kak' ketika ada maunya doang.
Dengan terpaksa Zhizi mengikuti arah kemana Wari membawanya, karena sekitaran masih lumayan ramai banyak yang membisik-bisik tetangga mengira Wari adalah pacar Zhizi. apalagi Wari mempunyai wajah yang good looking. Sedangkan Zhizi terlihat biasa saja karena penampilannya yang terlalu sederhana. Tapi tetap saja dibandingkan yang lain Zhizi memang cantik jika tidak dibandingkan dengan saudara-saudaranya
Di kejauhan Lucas mengurungkan niatnya semenjak Wari memanggil Zhizi, dia juga mendengar sebutan 'bebek' dari mulut laki-laki yang tidak ia kenal itu. Pikirannya sama dengan orang pada umumnya, dia mengira Wari merupakan pacar Zhizi.
"Ternyata dia punya pacar, cih" batin Lucas
Dia berbalik dengan perasaan kesal, tapi ia malah seolah tidak peduli dan gengsi mengakui itu. Akhirnya dia berangkat melaju ke RS sendiri. Saat ia sudah keluar pagar ia bisa melihat Zhizi yang berbicara dengan Wari di Emperan jalan. Ia hanya melirik dan berlalu begitu saja.
"Lo kesini pake apa?"
"Pake Ojek" Ucap Wari polos
"Terus kita pergi kemana sekarang? Kita naik taksi aja" ucap Zhizi
"Ish sekitar sini aja, kan banyak cafe, tuh....tuh...tuh..." Tunjuk Wari ke arah jualan disekarnya. Zhizi tahu banyak jualan disekitar sekolah karena kawasan mereka kawasan pendidikan yang banyak sekolahnya, belum lagi sekolah mereka ada asrama yang muridnya banyak. Tapi jam segini anak sekolahnya pasti banyak yang nongkrong di warung sekitar ini. Zhizi gak mau jika ada yang melihat Wari dan kepo akan adiknya yang terkenal dikalangan SMK.
"Gue gak mau sekitar ini, cari tempat lain aja"
"Ih mentang-mentang sekolah Lo bagus gitu? Gue juga pengen nyicip makanan anak sekolah elit dong"
Wari menarik tangan Zhizi sambil menyusuri nama-nama cafe. Kondisi Zhizi seolah seperti anak kecil yang diseret sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
-Jangan lupa mengundi dan beri komentar yah❤️-