Chereads / Mata Alam: True Story / Chapter 10 - Debaran ku

Chapter 10 - Debaran ku

"Kamu mungkin saat ini selalu membuatku tersenyum dan tertawa atas tingkah dan kelakuan mu yang absurd itu"

Ainun yang tersenyum memandang dia

Malam hari. Aku duduk dikamar sambil memeluk boneka ku dengan erat sesekali aku mengeluarkan napas ku dengan pelan meminimalisir hati yang dari tadi berdegup dengan kencang.

"Pokoknya aku ga mau di PHP in lagi" Gumam ku menatap layar ponselku dengan malas.

"Mending nonton drakor aja deh" Ucapku mencoba tidak peduli.

"Ekh, jangan. Mending baca-baca materi buat presentasi bu Lia besok" Aku mengambil buku pelajaran kewirausahaan dan membacanya dengan seksama.

Tring

Sebuah pesan masuk muncul di layar ponselku. Aku mengamati ponselku mencoba untuk tidak peduli. Mungkin saja itu bukan Guntur tapi notifikasi dari sosial media yang lain.

Tring

Aku masih tidak peduli dengan suara yang masuk dari ponselku.

Tring

Aku melemparkan buku pelajaran kewirausahaan dengan kesal "siapa sih? Ganggu orang lagi belajar aja".

Aku mengambil ponselku lalu membuka notifikasi Facebook dimana ada pesan chat dari Guntur.

Guntur Alam

Nun?

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, takutnya aku salah membaca nama yang muncul saat ini.

" Guntur?"

Ainun Solihat

Kenapa Gun?

Guntur Alam

Ga, cuma nyapa aja

Ainun Solihat

Ga ada kerjaan dih

Guntur Alam

Hahaha, becanda

Ainun Solihat

Becanda terus. Udah pelajari materi buat besok presentasi belum?

Guntur Alam

Udah, lu tahu sendiri kan gimana gua? Sekali baca langsung tahu. Pinter gua dibanding lu

Ainun Solihat

Busyet, dah. Sombong banget. Hiya hiya terserah lu aja

Guntur Alam

Tapi, Nun. Gua belajar juga, ga konsentrasi

Ainun Solihat

Kenapa?

Guntur Alam

Gua kepikiran cewek yang satu ini.

Ainun Solihat

Akh? Siapa?

Guntur Alam

Cewek yang suka sama gua. Ga tau kenapa gua terusik aja sama. kehadiran dia.

Aku mengernyitkan dahi ku dengan heran "maksudnya aku?" Tanya ku pada diri sendiri.

Ainun Solihat

Lho, emang kenapa?

Guntur Alam

Auranya terlalu kuat, sampai gua aja ga bisa mengalihkan pikiran gua

Ainun Solihat

Ekh, busyet segitunya.

Guntur Alam

Ekh, serius, Nun. Lu tahu maksud gua kan?

Ainun Solihat

Hahaha, iya gua tahu. Gua paham kok. Siapa sih orang nya?

Guntur Alam

Kalo gua kasih tahu, takutnya dia malah ga jujur nanti.

Ainun Solihat

Kok gitu?

Guntur Alam

Iya gua tahu dia, Nun

Makanya gua bilang kek gitu

Ainun Solihat

Tapi, lu suka dia ga?

Guntur Alam

Mungkin, tapi gua belum pasti suka sama dia atau ngga

Ainun Solihat

Yaudah coba aja lu ungkapin duluan. Tau sendiri cewek terlalu gengsi buat jujur sama perasaannya sendiri.

Guntur Alam

Nah kan, itu lu sendiri tahu.

Ainun Solihat

Yaudah, chat aja cewek. Sampai ketemu nanti di sekolah

Setelah aku membalas pesan Guntur, entah kenapa hati ku sakit memikirkan seseorang yang Guntur sukai. Sebagian hatiku berharap seseorang itu adalah aku, tapi itu tidak mungkin. Ya, pada akhirnya aku kemakan omongan sendiri. Saat ini aku menyukai Guntur. Aku tidak tahu sejak kapan perasaan ini muncul. Akh.... Tahu gitu aku tidak akan mengucapkan kata-kata itu.

Saat aku sedang merenung sebuah chat baru muncul di layar ponselku.

Aku terbelalak ketika membaca pesan itu.

Guntur Alam

Nun, bilangin sama dia. Kalo gua suka sama dia. Dia yang lagi baca pesan ini.

What?

Yang lagi baca pesan ini?

Maksudnya aku?

Masa?

Bohong kali

Ya Allah, bagaimana bisa dia tahu kalo aku suka sama dia?

Aku memegang ponselku dengan gemetaran. Tidak menyangka dengan pesawat yang aku baca saat ini. Aku mendiamkan ponselku terlalu malu untuk membalas pesannya. Sebagian hati kecilku senang akan perasaan ku yang terbalaskan, tapi sebagian lagi masih bimbang dengan kata-kata Guntur. Apakah dia benar menyukai ku? Atau hanya merasa kasian pada ku?.

Kenapa pada saat seperti ini? Besok akan ketemu orangnya, presentasi pula. Ya ampun mau di taruh dimana wajahku ini?

Aku mengusap wajahku berkali-kali meminimalisir kegugupan ku. Daripada membalas pesannya, aku lebih baik memilih untuk tidur lebih awal. Aku terlalu gugup menantikan besok pagi yang akan bertemu dengannya langsung.

Pagi hari di ruang kelas. Aku sedang mengobrol dengan Tika dan Nur tentang drama korea. Di tengah-tengah pembicaraan aku memanggil Tika.

"Ekh, Tik" Panggil aku

Tika menoleh ke arahku "kenapa, Nun?"

Aku terdiam sesaat "ekh, ga jadi deh. Nanti aja, Tika"

"Ikh, kebiasaan" Ucapan Tika kesal.

"Hahaha, maaf"

Pembicaraan terus berlanjut sampai teman sekelas ku datang satu persatu masuk ke kelas, ada yang keluar kembali untuk sarapan, ada yang diam di kelas dan ada yang diam di teras kelas.

"Tik, aku mau ke kamar mandi dulu yah? " Aku menghentikan pembicaraan kita.

"Mau di temenin ga?" Tika menawarkan padaku.

Aku menggelengkan kepala ku "ga usah, Tika. Aku sendiri aja"

Lalu, aku bangun dari duduk ku berjalan menuju ke arah pintu untuk menuju ke kamar mandi. Ketika aku sampai di depan pintu, tiba-tiba Guntur muncul didepanku.

Jedug

Dahi ku tidak sengaja menabrak dada bidang Guntur.

"Auw sakit" Aku mengeluh kesakitan sambil memegang jidat ku.

Guntur terkejut dengan kemunculan ku yang akan keluar kelas "ekh, lu ga apa-apa, Nun?" Tanya Gunung dengan raut wajah khawatir.

"Sakit tahu, ikh. Lu ngapain tiba-tiba muncul dari arah luar?" Tanya aku dengan kesal.

"Lah, kan gua mau masuk kelas gimana sih" Jawab Guntur sewot.

"Ya Allah pagi-pagi udah ribut aja" Komentar Septi dari luar.

"Awas, gua mau ke kamar mandi" Aku menyingkirkan Guntur ke samping.

Guntur tidak beranjak dari tempat nya berdiam diri sambil melipatkan tangannya dan memandangku dengan datar.

"Semalem kemana?" Tanya Guntur menatap ku tajam

Aku menatap Guntur bingung "semalem? Gua ga kemana-mana"

"Kok chat gua ga di bales lagi? " Tanya Guntur penasaran

"Chat semalem? Yang mana?" Aku masih tidak menyadari apa maksud dari perkataan Guntur.

Guntur menaikkan alisnya sambil tersenyum sinis "mau gua kasih tahu atau lu inget sendiri?"

"Semalem?" Tanya ku pada diri sendiri.

Aku terdiam memikirkan chat malam hari itu yang aku lupakan saat ini. Aku terkejut menatap Guntur setelah mengingat chat ini. Aku tertunduk malu untuk menatap wajah Guntur.

"Udah inget? " Tanya Guntur lagi.

Aku berusaha menyingkirkan Guntur yang ada di hadapanku dengan malu "awas ikh, gua mau ke kamar mandi" Aku memberikan alasanku yang berusaha kabur dari hadapannya.

Guntur masih terdiam di tempat nya.

Aku menunjukkan wajah ku yang memelas "akh Guntur, gua serius. Gua kebelet. Nanti dibahas, oke? "

Perlahan, Guntur menyingkirkan dari hadapanku. Aku yang melihat ada celah untuk keluar, berjalan dengan cepat tanpa menengok ke belakang. Seseorang menarik pundak ku dengan keras.

"Lu harus ngobrol sama gua pas istirahat" Ucap Guntur dari belakang ku. Lalu berbalik menuju ke kelas dengan santai.

Aku terdiam mendengarkan ucapan Guntur. Aku menggelengkan kepalaku menghilang berbagai macam pemikiran nya ada di otakku saat ini.

Setelah selesai dari kamar mandi. Aku dan teman sekelompok mulai mempersiapkan presentasi ku untuk mata pelajaran kewirausahaan.

Nur Elsa sebagai MC. Danar sebagai sekretaris. Aku dan Guntur sebagai penjelas dan memberikan jawaban bagi yang bertanya.

"Menjadi orang sukses adalah impian banyak orang. Jika ingin menjadi orang yang sukses terutama bagi anda yang ingin menjadi kaya raya, cara yang ampuh adalah dengan berwirausaha. Namun sayangnya banyak yang ingin menjadi wirausahawan sukses tapi tidak dibarengi dengan usaha yang nyata. sehingga hanya menjadi sebuah mimpi yang tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu jika anda ingin menjadi seorang wirausaha yang sukses ada baiknya memperhatikan syarat syaratnya. Dimana penjelasan itu akan di jelaskan oleh Guntur" Aku memulai intro pada penjelasan itu

"Baik. Slide selanjutnya. Adapun beberapa syarat yang harus di perhatikan menjadi seorang wirausaha yang baik dan benar adalah yang pertama berani, Menjadi seorang wirausaha harus memiliki keberanian karena di dalam wirausaha pasti akan mengalami bermacam-macam kendala.

Kedua, memiliki visi dan misi. Dalam berwirausaha harus memiliki visi dan misi karena jika tidak memiliki itu akan mengakibatkan kita tidak bisa disiplin dan seenaknya sendiri dalam mengelola usaha. Dengan memiliki visi dan misi maka dalam membangun sebuah usaha akan lebih terarah terorganisir dan terstruktur, jelas arah tujuannya.

Ketiga, Tidak takut gagal. Jika anda takut gagal lebih baik tidak usah menjadi seorang pengusaha. Dengan kegagalan kita akan belajar lebih baik lagi, kita akan tahu dimana letak kesalahannya dan akan mengetahui cara mengatasinya secara bijak. Dibalik sebuah kegagalan ada banyak ilmu yang kita peroleh, jadi jika kita mengalami kegagalan janganlah berputus asa, karena dengan kegagalan kita akan menjadi lebih baik dan akan melahirkan kesuksesan yang sempurna.

Keempat, berani mengambil keputusan dan resiko. Sikap mengambil keputusan sangat diperlukan dalam menghadapi masalah ini. Namun, dalam mengambil keputusan perlu memperhatikan dampak kedepannya, jadi harus benar-benar pintar dan tepat mengambil keputusan dalam berwirausaha agar tidak merugikan usaha yang sedang anda geluti.

Kelima, kreatif dan inovatif. Menjadi orang pengusaha tidak perlu bersekolah tinggi lulusan S1, S2 dan S3 yang terpenting adalah anda kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk yang baru.

Ke-enam, tidak malu dan gengsi. Rasa malu dan gengsi hanya akan hanya akan menghentikan langkah dan menyia-nyiakan waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna.

Ketujuh, pintar memanfaatkan peluang. Peluang adalah kesempatan emas untuk memulai usaha bisnis. Ketika kalian melihat ada peluang untuk memulai bisnis lakukan dan jangan ditunda.

Kedelapan, selalu optimis. Sikap optimis akan melahirkan sikap pantang menyerah, lebih bersemangat, berani, percaya diri, dan yakin akan selalu mampu meraih sesuatu yang di inginkan.

Kesembilan, selalu bersyukur. Bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan saat ini bukan berarti kita langsung pasrah pada nasib yang Allah berikan. Ingat! Allah akan melebarkan pintu rizki pada orang yang mau berusaha. Dengan selalu bersyukur dan berusaha maka Allah akan melebarkan pintu rizki selebar-lebarnya untuk anda.

Sekian dari penjelasan saya kurang lebih nya mohon maaf, maka penjelasan berikutnya akan di sampaikan oleh Ainun" Jelas Guntur dengan panjang lebar sesekali melihat ke arah monitor.

Aku berdiri menggantikan Guntur "So, ada beberapa syarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil adalah seperti berikut.

1. Memiliki sikap mental yang positif.

2. Memiliki keahlian di bidangnya.

3. Mempunyai daya pikir yang kreatif.

4. Rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif ).

5. Memiliki semangat juang yang tinggi (motivasi) dan komitmen yang tinggi.

6. Mampu mengantisipasi berbagai risiko dan persaingan.

Jadi, bisa kita simpulkan bahwa menjadi wirausaha itu mudah selama kalian mau berusaha, rajin dan tekun dalam menjalani bisnis itu. Jika kalian tidak mau berusaha, maka usaha itu akan gagal karena kalian tidak memiliki kemauan, bermalas-malasan, takut mengambil resiko dan tidak komitmen atas bisnis itu. Cukup sekian dari saya" Jelas ku memberikan penjelasan sedetail mungkin. Aku berjalan kembali ke arah tempat duduk ku.

"Baik, lah sesi tanya jawab akan di buka. Bagi yang ingin bertanya silahkan acungkan tangannya" Ucap Elsa menatap audiens di depannya.

"Pengen nanya yang susah pasti pada bisa jawab" Ucap Riani

Nunuy mengangkat tangannya "aku mau bertanya. Bagaimana cara menghilangkan rasa malu ketika memulai bisnis?"

"Baik, saya akan langsung menjawab pertanyaan dari Nunuy. Bagaimana cara menghilangkan rasa malu? Pertama banyak bertanya, kedua banyak berbicara hal yang bermutu, ketiga banyak interaksi dengan sekitar atau orang baru untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Yah intinya, jadi seorang wirausaha kamu harus menghilangkan malu itu, malu-maluin oleh tapi yang berkualitas" Jawab ku dengan jelas.

"Uwuuuuu, makasih, Umi" Jawab Nunuy dengan mengangkat kedua jempol nya.

Sesi tanya jawab berlangsung dengan panas, dimana aku dan Guntur bergantian menjawab ketika teman sekelas menanyakan hasil presentasi kelompok ku.

Waktu pelajaran habis. Presentasi di tutup dan akan di lanjutkan minggu depan oleh kelompok 2. Teman sekelas berjalan keluar kelas untuk istirahat melepaskan penat pelajaran.

Aku berjalan ke arah luar kelas dengan terburu-buru menghindar Guntur. Seseorang menarik tanganku dengan cepat.

Aku menengok ke belakang ku lalu tersenyum dengan paksa "ekh, Guntur. Kenapa, Gun?" Tanya aku pura-pura tidak tahu.

"Mau kabur?" Tanya Guntur tepat sasaran.

Aku pura-pura mengelak "dih, ngga yah. Aku mau jajan dulu. Laper, Gun"

"Nitip aja"

"Ga mau, pengen jajan sendiri" Tolak aku dengan cepat.

"Tika. Si Ainun mau nitip jajanan seperti biasa yah?" Teriak Guntur ke Tika yang berada di depan ku.

"Beli tahu dua ribu? Yaudah sini mana uangnya" Pinta Tika.

"Nih" Guntur menyerahkan uang yang ada di tanganku.

"Sabar yah, Nun" Ucap Tika sambil menahan senyum nya.

"Tika ikh jangan tinggalin aku" Pinta ku dengan memelas.

Guntur menarik tanganku berjalan menuju meja belakang yang berada di pojok kanan. Lalu, Guntur mendudukkan ku yang ada berada di depannya.

"Kalian jajan aja, gua ga istirahat" Ucap Guntur kepada teman cowok di kelasku.

Lalu, Guntur menatap ku dengan tajam. Sedangkan aku yang ditatap intens hanya bisa menundukkan wajah ku.

"Jadi, Nun" Guntur memulai pembicaraan.

Bersambung.....