Guru Liu benar-benar kehabisan kata-kata. "Baiklah, lain kali berusahalah berhemat, Nak. Tidak baik terlalu boros," ucap Guru Liu dengan helaan napas kasar, ikut bersandar pada kursi kereta kuda.
"Kalau begitu antar kami secepat yang kamu bisa," ujar pria paruh baya itu lagi kepada sang Kurir.
.
.
.
Sudah hampir dua jam berlalu dan hanya ada keheningan di dalam kereta, tak ada yang memulai pembicaraan sama sekali, sehingga yang terdengar hanyalah suara kebisingan dari luar.
Fu Xie Lan nampak memejamkan matanya seolah sedang tertidur.
Sedangkan Guru Liu, pria paruh baya hanya duduk bersandar dengan tatapan memandang ke arah luar jendela kereta, memperhatikan segala hal yang mencapai pandangannya.
'Nona, jangan sampai Anda benar-benar tidur,' dengung suara Hao di kepala gadis itu.
Baru saja Hao selesai mengucapkan kalimatnya.
BOOMM
Sudara ledakan terdengar, Fu Xie Lan membuka matanya malas.
Dan kereta kuda yang mereka tumpangi ikut berhenti saat itu juga.