Chereads / Rebirth Of The Queen / Chapter 7 - Bab 7 Hutan Terlarang (3)

Chapter 7 - Bab 7 Hutan Terlarang (3)

Ketika gadis itu yakin dirinya akan berakhir saat itu juga, samar samar ia merasakan kehadiran seseorang, berusaha untuk membuka matanya tetapi yang dilihatnya hanya sebuah bayangan, itu tak jelas bagaimana rupa dari sosok yang berdiri dihadapannya. Namun ia tahu bahwa itu adalah manusia seperti dirinya. Mungkin masih ada harapan pikirnya.

Mencoba mengumpulkan kembali sisa sisa energi didalam tubuhnya untuk meminta pertolongan pada sosok itu yang pada akhirnya hanya mampu membuat gerakan kecil dimulutnya sebelum kegelapan merenggutnya, gagal mengeluarkan suara. Setiap usaha yang dilakukannya apakah itu mencoba membuat suara ataukah hanya membuka mata saja, kepalanya akan semakin berdenyut sakit, pusing.

***

Berdiri dihadapan seorang gadis manusia, entah karena apa memicu berbagai macam emosi dalam dirinya, sebuah perasaan yang bahkan membuatnya bingung dengan dirinya sendiri. Mengamati setiap inch dari ujung kaki hingga ujung rambut gadis itu. Mendapati gerakan naik turun didadanya yang menandakan bahwa gadis itu masih hidup, membuatnya menghela napas..lega?? Tapi kenapa?? Jelas jelas itu hanya seorang manusia, dan bahkan belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.

"Dia pingsan?" Sebuah suara mendarat berasal dari belakangnya, namun pria bersurai putih itu hanya diam tak menanggapi kalimat yang lebih seperti sebuah pernyataan.

"Sepertinya lukanya cukup parah," tambah pria bersurai hitam.

Pria bersurai putih hanya menanggapi dengan "mmm" sambil   berjalan mendekat ke tubuh gadis itu.

Mengangkat tangannya, seberkas cahaya putih samar berpendar di kedua telapak tangannya, mengarahkannya ke dada gadis itu. Cahaya samar yang perlahann lahan semakin terang. Berdiam cukup lama dengan posisi itu.

Melihat tindakan pria bersurai putih itu, pria bersurai hitam yang biasanya selalu mengoceh terdiam. Berdiri menyaksikan, berusaha meminimalkan suara desahan napasnya, tak berani menimbulkan suara sedikitpun. Ia  sangat jelas dengan apa yang diilakukan oleh pria yang ada berdiri membelakanginya, itu adalah tekhnik penyembuhan dengan cara mentransfer sebagian energi yang ada ditubuhnya ketubuh orang yang ingin disembuhkan. Sebuah tekhnik yang sangat berbahaya. Bagaimana tidak, jika seseorang mengganggu proses transfer energi tersebut , maka akan menimbulkan kekacauan energi  pada tubuh si penyembuh, dan bukan tidak mungkin akan berimbas pada kerusakan jiwanya. Maka dari itu, tekhnik itu sangat jarang digunakan karena memiliki resiko yang sangat besar. Jika ia ingat, sepertinya sudah lebih dari 700 tahun sejak terakhir kali ia melihat tekhnik itu.

Suatu perubahan yang dapat dilihat dengan mata telanjang terjadi pada tubuh gadis itu, perlahan luka yang memenuhi sekujur tubuhnya menutup, warna kulit gadis itu yang sebelumnya sangat pucat kini mendapatkan kembali ronanya. Hanya 1 hal yang tidak berubah, napas gadis itu masih sangat lemah.

Keringat mulai  membasahi pakaian pria bersurai putih itu, alisnya berkerut dalam,  dan  napasnya terdengar semakin berat. Cahaya terang yang berpendar di telapak tangannya sebelumnya perlahan menghilang, tak meninggalkan sedikit jejakpun, ia mengakhiri proses penyembuhannya.

Tubuhnya seketika terhuyung kebelakang yang secara refleks ditangkap oleh pria yang berdiri dibelakangnya, pakaiannya yang basah karena keringat ikut menyentuh kulit bersurai hitam itu.

"Apa terjadi kesalahan? Bagaimana keadaanmu?"

"Tidak. Aku baik baik saja," jawabnya terengah engah sambil memegang dadanya.

Melihat ekspresi pria yang terhuyung didepannya,  alisnya berkerut.

"Lalu apa yang terjadi denganmu, jangan menakutiku seperti itu," seolah olah khawatir pria bersurai hitam kembali berujar.

"Tidak..  aku  baik baik  saja," pria bersurai putih kembali  mengulang jawabannya.

"Aku hanya butuh beberapa hari untuk memulihkan energiku," tambahnya  lagi

Alisnya semakin berkerut dalam  jelas ia mengetahui bahwa kondisi pria didepannya sangat buruk.

"Aku hanya bingung," ungkap  pria bersurai putih dengan hal yang  dirasakannya.

"Bingung?"

"Ya. Selain yang mulia Lord dan orang itu dimasa lalu, tidak ada yang mampu menyerap energiku sebanyak itu."

"....." Diam tak tahu harus memberi respon seperti apa karena pria bersurai hitam itu sangat tahu siapa orang yang dimaksud dengan kata 'orang itu'. Seorang gadis yang sangat dicintai oleh yang mulia lord namun pada saat yang sama juga ditakuti oleh semua makhluk. Seseorang yang juga memilih mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan dunia ini dari kehancuran. Meninggalkan rasa sakit hati disemua makhluk karena tak berhasil menghentikannya.

"Beberapa saat yang lalu, aku benar benar merasa seperti menyembuhkan dua orang sekaligus, jika biasanya ketika aku menggunakan tekhnik penyembuhan itu dimasa lalu, aku akan selalu bisa mengontrol energi yang keluar dari tubuhku, namun kali ini seperti sesuatu berusaha menyedot semua energiku secara paksa," kembali menatap tubuh gadis yang berusaha disembuhkannya beberapa saat lalu. Ini adalah  kalimat terpanjang yang pernah keluar dari mulutnya.

"Apakah anggapan kita tentang manusia selama ini salah?" Tanya pria bersurai hitam.

"Tidak... Mereka memang benar benar makhluk yang sangat lemah, dan bahkan tidak memiliki kemampuan apapun," jawab pria bersurai putih meyakinkan.

"Lalu bagaimana bisa? Sangat jelas bahwa gadis ini hanya seorang manusia, namun kamu bahkan hampir menghabiskan seluruh energimu dan itupun seperti dipaksa?" Ungkap pria bersurai hitam ikut bingung.

"Belum lagi... Itu hanya mampu menyembuhkan luka lukanya tanpa mampu mengembalikan kesadarannya?" tambahnya lagi.

Untuk sesaat mereka tenggelam dalam pemikiran masing masing.

.

.

.

"Tindakanmu beberapa saat yang lalu benar benar diluar dugaanku," ujar pria bersurai hitam kembali bersuara.

"Entahlah, aku merasa tubuhku bergerak sendiri."

"...." Tak merespon dan malah berbalik memberi tatapan selidik pada pria didepannya.

"Berhenti menatapku seperti itu. Mari kita kembali dulu, aku perlu memulihkan diri"

" Dan gadis ini?" tanya pria bersurai hitam dengan sebelah alis terangkat.

"Percayalah... Dia akan baik baik saja, mungkin besok dia sudah kembali sadar," jawabnya.

"Baiklah," ucap pria bersurai hitam yang kemudian meraih salah satu tangan pria yang berdiri didepannya dan meletakkannya disalah satu pundaknya membantunya menopang tubuh yang sudah kehilangan banyak energi itu.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Ucap pria bersurai putih itu protes.

"Jangan menolak! Apa kamu berniat menggunakan energi yang tersisa ditubuhmu untuk benar benar terbang? Aku hanya berpikir, bahkan mungkin sebelum bisa mencapai istana tubuhmu akan segera terjatuh, sekarat karena kehabisan energi.

Momo, aku belum siap menjalani hari hari tanpamu," kembali menjawab dengan nada yang sedikit menggoda.

"Cck...kalau begitu aku akan sedikit merepotkanmu," balas pria bersurai putih itu yang dibalas anggukan oleh pria bersurai hitam.

Cahaya bersinar membentuk sepasang sayap dengan bulu hitam legam. Perlahan meninggalkan pijakan dibumi, menghilang di cakrawala meninggalkan seorang gadis yang masih terbaring dengan kondisi masih tidak sadarkan diri.