"Hoam," Kara mulai menguap. Ia melentangkan kedua tangannya. Ia mencari di mana suaminya berada. Ia pun mulai bangun dari ranjang tempat tidurnya. "Ke mana Haslan? Apa dia sepagi ini pergi menemui wanita sialan itu?!" gumamnya dalam hati.
Kara pun berusaha bangun, lalu berdiri. Ia mulai berjalan ke kamar mandi. Ia akan segera ke kantor untuk mengecek apakah suaminya ada di sana. Atau malah pergi menemui wanita lain.
Perasaan Kara terlihat sangat gelisah sekali. Ia makin curiga dengan suaminya yang masih bersikeras menemui wanita itu dengan diam-diam. "Lihat aja! Apa yang akan aku lakukan demi menyingkirkan wanita pelakor itu!" Kara pun mengangkat satu alisnya. Ia memikirkan cara untuk membuat Haslan hanya menjadi miliknya seutuhnya. "Jika aku nggak bisa memiliki dia. Maka wanita itu juga tidak bisa memilikimu," desisnya. Ia pun mulai melangkah ke kamar mandi untuk meraih ganggang pintu kamar mandi. Ia berjalan tertatih-tatih karena usia kandungannya menginjak empat bulan.