Air mata jatuh terurai dengan tidak sengaja. Menatap sebuah kenangan dalam album foto masa lalu. Rasanya tidak cukup untuk dikatakan dengan kata-kata.
"Kamu kenapa, Nya?"
"Aku nggak apa-apa, Dim."
"Kamu pasti lagi sedih banget," tuduh Dimas sambil menatap Anya dengan kedua mata yang terlihat sembab. "Kalau jodoh pasti nggak akan ke mana, Nya."
"Aku tahu itu, tapi apa salah aku mencintainya? Kenapa dia nggak bisa membaca hatiku?"
"Maksud kamu si Syahid?" Dimas mencondongkan pandangannya. Ia menatap wajah Anya yang terlihat sedih. Ia bahkan nggak bisa berkata apapun.
Anya pun mendongakkan kepalanya. Ia tidak sanggup menahan rasa sedihnya.
Dimas pun memegang bahu kanan Anya, "Udahlah. Allah itu maha adil. Jadi kamu nggak usah cemas. Bisa jadi jodoh kamu masih dijaga sama orang."
"Iya, sih. Lebih baik jodoh dijagain orang daripada jaga jodoh orang," balas Anya yang mulai melupakan kesedihannya.
