Mendadak jantung Marini berdetak dengan kencang. Ia merasakan ada sebuah getaran. Ia mulai bertanya dalam hatinya, "Ya Allah kenapa aku merasa ada sesuatu?"
Marini duduk di kursi roda, ia pun menyusuri lorong rumah sakit bersama dengan suaminya. Ia merasakan sebuah getaran dalam hatinya. Tapi ia tidak bisa tahu apakah itu hanya sebuah kebetulan atau sebuah tanda?
"Ma, kamu kenapa?"
"Aku nggak apa-apa, Pa?"
"Yakin kamu nggak apa-apa, Ma?"
"Iya, aku baik-baik saja. Jangan khawatir, Pa. Mungkin aku cuman kelelahan dalam perjalanan panjang tadi."
"Ya sudahlah kalau begitu. Kita cek di dokter saja. Karena papa sangat khawatir dengan kondisi mama barusan."
Rumini pun tersenyum mendengarkan perhatian suaminya yang sangat mencintainya. Tapi ia belum sanggup mengungkapkan tentang putranya yang telah terpisah dengannya beberapa tahun silam. Ia juga tidak tahu bagaiman nasib putranya. Dia masih hidup ataukah sudah meninggal dunia.
