"Mas, aku mohon beri aku kesempatan!" pinta Tiara dengan isak tangisnya malam itu. Ia merasa begitu hancur sekali ketika suaminya tidak memberikan kesempatan.
"Pergi! Dan jangan pernah kau injakkan kakimu di rumah ini! Kita akan bertemu di Pengadilan!" Haslan pun mengusir Tiara dengan meminta bantuan penjaga rumahnya. Air mata Tiara tidak henti-hentinya habis. Ia benar-benar sangat menyesal sekali.
"Ma."
"Ini semua salah mama, Nak."
"Sabar, Ma. Mungkin ini sebuah ujian."
Tiara pun memeluk anaknya. Dia menatap putrinya. Ia merasa begitu sangat menyesal sekali.
"Seharusnya mama tidak melakukan semua ini, nak," ujar Tiara.
"Semua sudah terjadi, Ma," balas Ava menatap mamanya. "Aku nggak apa-apa, Ma. Mungkin ini sudah takdirnya," ucapnya.
Mereka hanya tinggal di sebuah rumah di mana warisan dari keluarga Tiara.
"Apapun yang terjadi, ini semua salah mama," ucap Tiara. "Papa kamu nggak salah, karena ini mama yang memulainya."
*