Nyonya besar kedua berusaha mengerakkan badannya, ia terkejut mendapati dirinya tak berada di dalam mobil lagi. Ini rumah tuan besar. Ada maksud apa sebenarnya pria semalam. Ditariknya jubah yang ada di kursi. Matanya melotot mencari dimana pria tersebut. Tak ada tanda-tandanya. Bukankah ini baik untuknya memiliki sekutu tanpa perlu mencari untuk menjalankan misinya. Uang bukanlah hambatan sejak awal. Mengapa tidak biarkan lebih dulu jalan daripada berfikir terlalu keras.
"Tuan besar, kamu meremehkan keinginanku, jangan salahkan jika aku mengambil bagian" gumamnya masuk kedalam kamar mandi. Ia berangkat ke Jogjakarta hari ini juga.