Meskipun janggal dan berat, Sekar harus menjual imannya untuk membalaskan dendamnya itu. Di usianya yang masih belia, Sekar sudah menguasai berbagai macam ilmu hitam, semuanya itu dipelajarinya dari wanita tua itu. "Nyi Ratu Gendeng" adalah seorang ahli teluh yang sudah lebih dari 100 tahun mempelajari ilmu hitam, dan saat waktunya akan berakhir, Sekarlah orang yang ia tuju.
"Mbok, punya Tuhan?" Sekar bertanya padanya, "Saya, kalo berdoa ya bukan sama Tuhan lah, cahayu" jawabnya,
Sekar pun semakin dibuat penasaran olehnya,"Terus sama siapa toh, Mbok?" Sekar bertanya kembali, "IBLIS" jawab wanita tua itu.
Esok pagi, Sekar akan keluar dari gubuk tua itu, dan ia harus bermeditasi di gua gumbung mayit, yang dikenal sebagai gua yang bersemayamkan roh-roh para leluhur, yang biasanya digunakan untuk meditasi "calon" baru yang harus menyelesaikan tugasnya. "Cahayu, simbok mau pulang, sudah saatnya ini cahayu" beberapa menit setelah perkataan itu terucap, Nyi Ratu Gendeng pun menghilang. Sekar sangat kebingungan, tapi ia tidak menghiraukannya dan melanjutkan tugasnya.
Pada tengah malam, Sekar mempersiapkan dirinya untuk membalaskan dendam pada ayahnya, ia menggunakan ilmu agni bayu, yang dapat memerintahkan si jago merah untuk membakar suatu tempat dan menghancurkannya sampai rata dengan tanah.
ilmu itu digunakan oleh Sekar untuk membalaskan dendamnya pada ayahnya, karena ia tahu bahwa ayahnya yang menggiring opini dan memfitnah ibunya. Ilmu itu berhasil, ayahnya hangus terbakar, meskipun ayahnya menjerit, tidak ada yang mendengar dan melihat apapun yang terjadi.
Setelah ia membalaskan dendam pada ayahnya, ia harus membalaskan dendam pada warga desa yang telah membakar hidup-hidup ibunya serta kedua pria yang memperkosa dirinya.
Meskipun memiliki kemampuan ilmu hitam, Sekar tetap bekerja sebagai pemetik teh di desa, karena pekerjaan itu ia bisa membayar kebutuhannya serta biaya sewa penginapan itu.
"Pak, apakah bapak kenal dengan seoramg wanita tua yang tinggal di pondok deket hutan anggur?" Sekar mencoba bertanya pada sang kepala desa, "hah? gak ada toh neng, gak ada wanita tua yang tinggal disitu, gak ada pondok apapun kok neng" jawabnya, lantas siapakah wanita yang ia temui beberapa hari yang lalu? Bulu kuduk Sekar mulai berdiri, hatinya bercampur rasa takut dan kebingungan. Tapi, sebuah kepuasan tetap mengisi hatinya, karena harus ada yang membayar semua penderitaan ia dan ibunya.
Sekar semakin sering melakukan ilmu hitam untuk meneror warga desa, permainannya bersih tanpa jejak sedikit pun. Saat ia sedang berjalan menuju kebun teh milik "pak mahfud", ia melihat dua pria yang tengah memukuli seorang lansia. Ya, itu adalah dua pria yang memperkosa dirinya beberapa minggu yang lalu
Sekar telah menemukan kedua targetnya, sekarang ia harus menjalankan aksinya. Santet Dara Sewu, itulah yang digunakan olehnya untuk membuat si korban mengeluarkan darah yang dimilikinya secara paksa, hingga tidak ada satu tetes pun ada di tubuhnya. Seperti biasa, Sekar selalu berhasil, kedua pria itu, MATI!
Kemampuannya untuk melakukan ilmu hitam masih terselubung dan belum memiliki titik terang sedikit pun, karena hal inilah Sekar semakin sering melakukan santet, sampai suatu ketika, hal ini terdengar simpang siur dari salah satu warga desa. "Sebaiknya, kita cek aja pak ke rumahnya si Sekar" Seorang warga mengusulkan agar mereka dapat menggeledah kamar Sekar.
Mereka menemukan besi kuning, kitab stambul, paku payung, minyak mayat, air mawar, dan kengerian lain di kamar milik Sekar. "Sudah jelas, bahwa Sekar melakukan teluh" amarah warga desa mulai memuncak, mengetahui bahwa seorang gadis baik hati seperti Sekar telah melakukan perbuatan keji.
Sekembalinya Sekar dari kebun teh, warga langsung menghadangnya. Sekar pun dipukul dan ditarik oleh warga, namun Sekar menggunakan ilmu kebal yang berhasil membuat rasa sakit itu hilang. Sekar terus ditarik dan ditarik oleh warga, dan Sekar dibawa ke tanah kosong, dan tampak seorang perempuan berjubah usang yang sedang mematahkan kepala dari burung gagak. Darah dari burung gagak itu, disiramkan ke badan sekar, dan semua kekuatan yang ia miliki SIRNA!
Sekar pun sudah putus asa, ia tidak tahu harus berbuat apa. Sekar pun digantung di pohon beringin, dan jenazahnya dikubur terbalik. Warga desa bersorak menandakan sebuah rasa syukur, karena teror yang mereka alami sudah usai.
Sebulan setelah kematian Sekar, Desa mereka diserang oleh wabah dan penyakit aneh yang membuat satu persatu dari mereka meregang nyawa.
Mayat dimana-mana yang kian membusuk hari demi hari. Namun satu hal yang pasti terjadi
"SEKAR MENGUTUK TANAH MEREKA"
.
Kematian hanyalah permulaan dari kisah mengerikan ini
~ To be Continued