Chereads / ANTON HANTU KEPALA TERBANG / Chapter 11 - Pierre Gilles de Gennes

Chapter 11 - Pierre Gilles de Gennes

Tak lama, gerungan mesin jeep terdengar sudah kembali memasuki halaman rumah. Aku sempat melihat sosok Sinshe yang terlihat bersih seperti seorang mantri sunat dari balik jendela teras.

Sisiran rambut tanchonya nampak berkilau tertimpa sinar surya pagi.

"Siapa nyang nyatoh ... ?" tanya Sinshe, suaranya terdengar dari arah ruang tamu.

Komandan seperti biasa ... menghilang ke kamar mandi ... menghindar dari urusan tradisi seperti ini.

Setelah berbincang sejenak menjelaskan kasus terjatuhnya Oxy, Mami langsung mempersilahkan Sinshe yang sejak tadi nampak lebih serius melihat bagian atas kepala Oxy, ketimbang mendengarkan keterangan dari Mami.

"Anak saya silahkan diperiksa Sinshe," ujar Mami.

"Woala ... kamu ini liyat-liyat apa tadi ... telus dengal-dengal suala apa ...?" Sinshe itu bertanya ke Oxy.

Aku dan Oca langsung terkejut, karena kami tidak menceritakan semua kejadian secara detil kepada orang tua ... tapi mengapa Sinshe bisa langsung bicara seperti itu ...?

Invisible connection ...!!!

Saat Sinshe akan mengeluarkan sesuatu dari tasnya, Oxy terlihat seperti hendak menyatakan sesuatu, tapi Sinshe langsung menertawakannya.

"Haiya ... wo minta gelas bening ya ... ada dua ya," ujar Sinshe itu ke Ajudan.

Kemudian Sinshe minta disediakan dua buah gelas, yang salah satunya harus bening tanpa corak ... polos tanpa motif. Satu dengan air terisi penuh, lainnya cukup diisi tiga perempatnya saja.

"Ini Sinshe," ujar Ajudan sambil menyerahkan nampan berisi dua gelas berisi air putih.

"Kamsia ... ha," ujar Sinshe itu berterima kasih.

Setibanya gelas di meja, dia langsung mencampur suatu ramuan berupa bubuk ... mungkin sebagai pengganti antibiotik ... kemudian disekanya pipi Oxy dengan beberapa kali usapan saja. Tak nampak rasa sakit di wajah Oxy.

Sinshe tersenyum kecil, bolak-balik dia memandang wajah Oxy. Lalu kepala Oxy dipegang sebentar, kemudian diusap dengan telapak tangannya yang baru saja dia tiup sekilas.

"Piuuhhhhh ... puuggghhh," suara Sinshe meniup kedua telapak tangannya.

Sinshe berbalik menghadap ke meja, lalu memindahkan gelas berisi tiga perempat air ke hadapan Oxy ...

"Kamu liyat sini ... liyat gelas ini punya air ... nah sudah bisa liyat ya ... liyat jelas ya sekalang?" tanya Sinshe.

"Dali dulu kamu sudah bisa liyat hah ... !" ujar Sinshe kembali bertanya.

"Tulang-tulang kamu ini bagus sekali heh ...!" tambah Sinshe, entah apa maksudnya.

Bolak balik Sinshe hanya berkomentar seperti itu.

Oxy yang mulanya hanya tersenyum, tiba-tiba tertawa senang.

"TV ... itu TV kecil ... gelas jadi TV ...!" teriak Oxy kegirangan.

Kami semua tercengang dibuatnya ... hanya Oxy dan Sinshe yang tertawa-tawa sambil sesekali berpandangan ... gawat ...!!!

Mami terlihat enggan menanggapi suasana tersebut.

Sinshe itu berulang kali bertanya ke Oxy ...

"Kamu kenal ya ...?" ujar Sinshe.

"Kenal ... dengan nenek tua itu ... ?" cecarnya lagi.

"Kamu pernah liyat kan ... pernah kan?" Sinshe itu minta kepastian Oxy.

"Ya ... ya ... ya ... aku kenal ... aku kenal ... nenek itu saudara kami!" jawab Oxy.

"Ada pesta ... ada orang pesta ... ramai," ujar Oxy berulang kali menjawab sambil terus melihat tajam ke arah gelas.

"Itu rumah kakek di Palembang," ujar Oxy kembali kegirangan.

Saya hakul yakin itu bukan sekedar transformasi visual ...!

Gak habis pikir bagaimana bisa terjadi proses decoding dan encoding secepat itu antara mereka berdua dengan sebuah pusat pemancar yang entah berada dimana, hanya lewat sebuah media alami ...!

Air memang bisa memantulkan bayangan seperti biasa kita lihat sehari-hari, dan dapat membengkokkan arah datangnya sinar seperti pelajaran fisika di SMP dulu ... tapi ... untuk menjadi sebuah TV ...?!

Hei ... ini masih tahun 1972! Pierre Gilles de Gennes pasti belum menemukan teknologi LCD yang mampu melakukan polarisasi warna dan cahaya melalui filterisasi liquid ...!

Dan TV berteknologi CRT saat itu masih hitam putih, dengan tabung katoda sebesar akuarium ikan hias ...!

Lagian dulu belum ada yang namanya Kabinet TV ... yang ada TV Kabinet ... karena ukuran dan material kayu yang digunakan pada pesawat TV waktu itu nyaris sebesar bufet!

Sepeninggalan si Sinshe Toshiba bin Samsung itu, Mami langsung kembali ke kamar ... uang pembayarannya ditolak ...!

Sementara aku dan Oca langsung menggiring Oxy ke arah gudang belakang. Otaknya harus kami cuci ...!