"Oxy sini ikut kami dulu," ujar Oca sambil merangkul bahu Oxy.
Sayang ... seribu kali sayang ... dia menolak menceritakan apa yang dilihatnya pada gelas TV tadi ...!
Kecewa ...? Ya pasti ...!
Lalu kami janjikan hadiah berupa sticker air untuk sepeda yang sedang trend saat itu ... boleh pilih lebih dari satu ... terserah ... mau figur naga, elang, macan, atau el condor pasa ... yang manapun pasti kami penuhi ...!
"Oxy kami punya banyak sticker sepeda, kamu boleh pilih yang mana kamu suka," ujarku melepas gula perangkap.
Oca bahkan berani menjanjikan sebuah Radio AM yang khusus dirancang untuk sepeda ...!
"Aku kasih kamu radio sepeda deh kalo kamu bersedia cerita," rayu Oca sangat menyakinkan.
Semua dia tolak ... keras kepala ...!!!
"Aku gak butuh apa-apa dari kalian berdua!" ujar Oxy.
Aku dan Oca berjalan ke luar gudang, berpura-pura akan meninggalkannya di situ. Ternyata siasat tersebut masih ampuh ...!
"Ya aku mau deh," kata Oxy.
"Tapi stiker aja," tambahnya.
Lho ... baik sekali dia kali ini, radio sepeda berani ditolak ...!
Sambil mengatur duduk senyaman mungkin di atas kandang kayu kelinci, aku bersiap-siap mendengarkan pengalaman serunya.
Oca tetap berdiri, sambil bersandar ke dinding gudang. Oxy mulai bercerita ... tapi ... ceritanya ia mulai dari kejadian sesaat sebelum terjatuh dari sepeda. Gak masalah ...!
Menurut Oxy ... dia merasa ada yang mengajaknya untuk menghentikan sepeda ... setelah itu dia disuruh mendekatkan telinganya ke permukaan jalan. Hampir bersamaan aku dan Oca langsung bertanya ...
"Seperti apa wujud yang mengajakmu tadi ...?" tanya Oca.
"Hanya suara kok," jawab Oxy.
"Gak ada bentuknya," tambahnya setengah terbata.
"Suaranya muncul dari arah belakang," ujar Oxy sambil membayangkan kejadian tadi.
"Tapi jalan sepedaku jadi berat dan ada hembusan angin dingin setiap suara itu muncul," ujar Oxy melengkapi penjelasannya.
"Kenapa tidak dilawan ... kenapa kamu mau?" tanya Oca.
"Soalnya kasihan ... dia minta tolong gitu," jelas Oxy.
"Terus ... apa lagi yang kamu dengerin selanjutnya?" gantian aku yang bertanya.
"Aku dengar banyak sekali suara orang merintih ... ada yang dekat ... ada yang jauh ... dan ada juga yang tadinya jauh lalu terasa mendekat suaranya," ujar Oxy menanggapi pertanyaanku.
"Mereka berkali-kali berteriak minta tolong ... tooolloooonnnggggg ... tooolloooonnnggggg ... sakitttt ... sakitttt ... adduuhhhh ... adduuuhhhhh," papar Oxy menirukan suara di pengalaman mistisnya tadi.
"Ada suara perempuan dan laki-laki, tapi gak ada suara anak-anak," jelas Oxy.
"Lantas ... kenapa kamu tiba-tiba ikutan teriak menyuruh kami semua lari?" tanya Oca.
"Karena tiba-tiba ada suara kokok ayam jantan yang sangat keras dan menakutkan semua orang-orang yang kesakitan merintih tadi. Suara mereka tiba-tiba langsung hilang dan suara ayam jantan semakin keras mendekat!" Jelas Oxy tentang suara-suara yang dia dengar sebelum berlari dan jatuh dari sepeda.
Sebelum berpisah dengan Andri dan Indra di depan rumah, mereka sempat bercerita bahwa area tempat tanah berbicara tadi kemungkinan bekas lahan kuburan tua yang kini dikembangkan jadi ruas jalan dan pemukiman.
Mungkinkah itu suara siksa kubur ...?
Benturan logika dan bathin sedikitpun tak mengurangi rasa takut kami saat itu.
"Ihhh lebih ngeri dari setan ....!" ujar Oca.
"Lagian mana ada orang yang gak takut dengan siksa kubur Ca," ujarku menanggapi kengerian yang dirasakan Oca.
"Makanya takut sama Tuhan jangan sama hantu, nanti disuruh isep septic tank ... dah gitu masuk neraka pula," ujar Oca sambil tertawa lepas.