Chereads / The C Toxin / Chapter 38 - The Past

Chapter 38 - The Past

Rumah Sakit Kun Qian Center

Daxinganling, China

30 April 2016

03.30 A.M CST

Mark terbangun dari tidurnya, kerongkongannya terasa sangat kering, mungkin karena dirinya yang tidak meminum air mineral setelah menandaskan double shot espresso sebelum tidur. Mark melirik ke sekitarnya, tampak kelima rekannya itu yang masih terlelap di posisi masing-masing. Jaehyun yang tidur di ranjang atas tempat tidur tingkat Dejun bersama Yugie, serta Dejun yang tidur di tingkat bawahnya. Jackson yang tertidur duduk di sofa sembari memangku kepala Somi yang terbaring disampingnya. Mark mengusap wajahnya kasar, lalu berjalan keluar untuk menghilangkan dahaga. Tepat sebelum Ia membuka knop pintu, Ia mengingat sesuatu, "Dimana Wendy?" batinnya.

"Mungkin dia ke toilet," pikirnya. Ia lantas lanjut keluar dari ruangan itu, hingga sampai di ruang UGD.

Tampak di ruangan itu kepala perawat dan security yang sedang berjaga, mengingat pasien darurat dapat datang kapan saja. Mark meminta izin kepada kepala perawat itu untuk meminta segelas air didekat meja resepsionis. Dari sana, Ia melihat Wendy yang tertidur duduk disamping brankar Luika. Mark melihat posisinya itu sangat tidak nyaman.

"Permisi, dari kapan dia disana?" tanya Mark pada kepala perawat.

"Kalau tidak salah sejak jam 11 malam, semenjak dokter Dejun beristirahat tidur," jawabnya. Mark hanya mengangguk.

Perhatiannya kini teralihkan dengan suara keras jejak kaki seseorang dari arah pintu masuk UGD. Samar-samar terlihat sosok itu yang mengenakan berlapis-lapis pakaian tebal, dan sepatu boots yang membuat langkahnya sedikit berisik. Tak lama kemudian, sosok itu pun membuka pintu, menampakkan sosok Kun dengan beberapa butir salju di wajahnya.

"Kau dari mana?" tanya Mark begitu Kun berjalan mendekat ke arahnya menuju pintu samping UGD.

Kun menunjukan kantung plastik hitam yang dibawanya, "Daging rusa, apakah Kau masih menyukainya?" tawar Kun sembari mengangkat alisnya.

Mark menaruh gelas kaca setelah menghabiskan air didalamnya, "Tentu saja, cuacanya sangat pas,"

Kafetaria Rumah Sakit

Daxinganling, China

30 April 2016

04.00 A.M CST

Disinilah Mark dan Kun, kafetaria rumah sakit. Dua pria itu benar-benar random untuk memasak daging rusa sepagi ini, dikala orang lain masih terlelap. Namun sudah menjadi kebiasaan Kun di musim dingin seperti ini untuk membeli daging rusa segar. Menurut Kun, rasanya berbeda jika daging rusa itu dibeli disaat matahari sudah terbit.

Kedua pria itu kompak menggunakan keahlian memasaknya di dapur kecil kafetaria rumah sakit. Kun meminta Mark menyiapkan beberapa bahan untuk membuat sup selagi dirinya membersihkan daging. Setelah itu, mereka mulai merebus daging rusa itu bersama dengan beberapa herbal dan rempah yang telah disiapkan oleh Mark.

Suasana menjadi hening dan menenangkan, yang terdengar hanyalah suara air yang mendidih dari kompor, dan angin subuh yang cukup kencang diluar sana. Mark mengusap telapak tangannya mencari kehangatan.

"Bisa tolong Kau ambilkan kayu manis di laci itu?" ucap Kun sembari menunjuk laci penyimpangan disamping kaki Mark.

Mark segera membuka laci itu, dan mengambil kayu manis, "Untuk apa?" tanya Mark, seingatnya sup daging tidak memerlukan kayu manis.

Kun menaruh timbangan digital, ginseng kering, dan beberapa bunga kering, "Cuacanya dingin, Aku biasa meminum tisane dari kayu manis, ginseng, dan krisan," jawabnya.

"Wah, Kun, Aku hampir lupa Kau dan Aku memiliki selera yang sama," ujar Mark sembari melipat tangannya didepan dada.

"Sudah berapa lama ya?" tanya Kun sembari menaruh komposisi kayu manis, ginseng dan bunga yang telah tertimbang itu kedalam saringan besi berbentuk bulat. Tak lama dari itu, Ia menuangkan air panas keatasnya.

"Empat tahun?" jawab Mark dengan nada bertanya, "Semenjak Kau meninggalkan kedokteran militer," sambungnya.

Kun tersenyum seraya menuangkan seduhan tisane itu ke cangkir bening untuk mereka berdua, "Benar," ujarnya singkat.

"Minumlah, ini akan menambah staminamu, kudengar kalian akan segera kembali ke Korea," ujar Kun sembari memberikan cangkir berisi tisane itu pada Mark.

Mark menyesap tisane buatan Kun itu, "Ya, kami akan kembali secepatnya,"

"Jackson-ge mengatakan kasus yang sedang kalian tangani masih berkaitan dengan enam tahun lalu, apakah kali ini sudah ada titik terang?" tanya Kun. Sejujurnya Ia cukup penasaran dengan kaitan antara kasus yang ditangani Mark tahun ini dan enam tahun lalu. Kasus yang membuatnya mundur dari kedokteran militer.

Mark berpikir sebelum menjawab pertanyaan Kun, "Kami sedang menuju kesana, dalam artian, kami sedang memastikan pernyataan wanita yang menjadi saksi di kasus ini," jawab Mark.

"Wanita yang Kau bawa dari Rusia itu, apakah istri Eric Sohn?" tanya Kun yang sedikit membuat Mark terkejut.

"Bagaimana Kau tahu?"

Kun menghela nafas dalam, "Enam tahun lalu, Aku terlibat sangat jauh dalam investigasi kasus itu, dan wanita itu termasuk saksi yang tidak pernah kami temukan," ujarnya.

"Kalau begitu, Kau mengetahui siapa Eric Sohn?"

Kun menggeleng, "Aku tidak bisa mengatakannya disini, Kau bisa memeriksa dokumen-dokumen investigasi enam tahun silam," ujarnya. Ia kemudian membuka tutup panci, lalu mencicipi sup daging buatannya dan Mark, "Bagaimana menurutmu?"

Mark sedikit kesal karena Kun mengalihkan topik pembicaraan, namun Ia tetap mencicipin satu sendok kuah sup itu, "Cukup," responnya.

Kun mengangguk, lalu mematikan kompor.

"Mengapa Kau tidak bisa mengatakannya? Hanya Aku yang mendengar," ujar Mark.

Kun menghentikan aktivitasnya menuangkan sup kedalam mangkuk, "Apa Kau tahu? Alasanku mendekam di wilayah terpencil disini?"

Mark terdiam, Ia tidak menangkap maksud Kun itu

"Seorang rekan terdekatmu, yang paling Kau lindungi, yang mencegahku mengungkap penyebab kematian ratusan orang di area industri Busan enam tahun lalu," ujar Kun dengan sorot mata serius, menyiratkan rasa ketidakadilan disana.

"Kun, perjelas, apa maksudmu?" tanya Mark mulai jengah.

Kun menghela nafas pendek, "Kau ingat vial terduga botulinum toxin yang hilang itu? Itu memang benar botulinum toxin, bukan sekedar dugaan," lanjutnya.

Mark mengerutkan dahinya, "Lalu?"

"Dia yang menghilangkan barang bukti, lalu memintaku, memalsukan sertifikat kematian ratusan pasien yang berada dibawah tanggungjawabku saat itu,"

Mark terdiam, Ia masih mencerna apa yang terjadi

"Lalu ... apa Kau melakukannya?"

"Tidak. Dan karena itu, Aku diasingkan, dan mereka tetap memalsukannya,"

Mark terdiam ditempatnya, Ia masih tidak menyangka apa yang dikatakan oleh Kun.

"Kenapa Kau tidak pernah memberitahuku masalah ini? Aku hanya tahu tugasmu digantikan oleh seseorang," tanya Mark.

"Tentu saja mereka menyuruhku untuk bungkam, atau nyawaku, dan keluargaku yang menjadi taruhan. Mereka sangat pengecut, Kau perlu tahu," jawab Kun.

"Apa maksudnya? Apa selama ini NISA dan Lim Jaebeom memang tidak menghilangkan barang bukti itu?" monolog Mark dalam hati.

"Sudahlah, lupakan, Kau bisa mengurusnya dengan tim mu nanti, sekarang makanlah," ujar Kun sembari memberikan semangkuk sup daging rusa buatan mereka.

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan seseorang tengah mengamati dan menyadap pembicaraan dua teman lama itu. Ia menatap keduanya tanpa ekspresi, kemudian berlalu.