Incheon Harbour
Incheon, Korea
2 Mei 2016
11.50 A.M KST
Yuta baru saja menghentikan SUV hitam yang dikendarainya bersama Doyoung tepat di depan dermaga empat pelabuhan Incheon, seperti petunjuk dari Mark sebelumnya. Saat ini mereka tengah menantikan kapal kargo yang sudah terlihat dari jarak sekian meter itu merapat di pelabuhan menurunkan satu-satunya kontainer berwarna biru keatas truk yang juga sudah mereka siapkan didekat dermaga. Brian ada disana.
"Kau yakin tidak salah mengenai lokasi kedatangan mereka?" tanya Yuta memastikan.
"Tidak, Aku yakin mereka akan keluar lewat sini, Kau lihat disana?" jawab Doyoung lalu menunjuk sebuah plang besi besar bertuliskan 'Dermaga 4, Kedatangan dari China dan Taiwan'
Yuta mengangguk paham, "Tapi ngomong-ngomong, kenapa Aku tidak mengetahui perihal kepergian Mark ke Rusia? Apa kalian merahasiakannya?" tanya Yuta kemudian. Mengingat dirinya yang cukup terkejut ketika Doyoung memintanya menjemput Mark hari ini, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Yuta hanya tahu Mark sedang cuti ke Amerika, dan penyelidikan kasus DIS ditunda sementara.
"Ya, bisa dikatakan begitu. Mark akan menjelaskannya padamu nanti," jawab Doyoung. Ia tidak berani melangkahi seniornya itu.
Yuta mengangguk paham, pria keturunan Jepang-Korea itu memang tidak banyak bicara. Dibalik kacamata hitamnya, Yuta terus mengamati kondisi sekitar. Ia sebetulnya sedikit canggung karena tidak pernah mendapat tugas seperti ini sebelumnya, menjemput sebuah kepulangan rahasia.
"Oh, mereka sudah menurunkan kontainernya ke atas truk," seru Doyoung.
"Monitor!" seru Brian lewat HT, "Kontainer sudah diatas truk, silakan diperiksa," lanjutnya.
"Roger!"
Yuta dan Doyoung segera melepas seatbeltnya, lalu keluar mobil dan berlari menuju truk besar itu. Baru saja mereka berlari sejauh sekitar seratus meter ... terdengar beberapa suara tembakan mengenai kontainer itu.
TANG!!
DOR!!
"Berlindung! Kita diserang!" seru Yuta sembari mengatur pistolnya dari saku, begitu juga dengan Doyoung.
"Siapa itu!"
DOR!!
DOR!!
Doyoung melepaskan tembakannya ke arah mobil sedan biru dari arah barat mereka berdiri. Mobil itu berjarak sekitar 500 meter. Doyoung dapat melihat jelas siapa yang ada dibalik senjata laras panjang itu.
"Kim Taehyung sialan!" seru Doyoung.
DOR!!
DOR!!
Baku tembak terjadi antara Taehyung, Yuta dan Doyoung. Doyong dan Yuta kewalahan, senjatanya kalah kuat. Taehyung menyerangnya membabi buta, Doyoung akhirnya mundur dan berlindung dibalik mobilnya.
Sementara itu, Yuta berhasil bergegas menuju kontainer di belakang truk. Tampak Brian tengah berusaha membuka pintu kontainer yang sudah berlubang ditembus peluru.
"Menyingkir dari pintu!" seru seseorang dari dalam kontainer. Yuta dan Brian segera menyingkir.
DOR DOR DOR DOR!!
PSIU PSIU!
TTANGG!
Taehyung kembali menghujam kontainer besi itu dengan peluru
BRAKK!!
Jackson dan Mark menendang keras-keras pintu kontainer itu, dan berhasil.
"Lindungi Luika, segera mobilisasi!" perintah Mark kepada Brian dan Yuta.
DOR DOR DOR DOR DOR!!!
DOR DOR!!
TANGG! TANGG!!
Mark dan Jackson balik menghujani Taehyung dengan peluru. Berbeda dengan Doyoung dan Yuta sebelumnya, senjata Taehyung kalah telak dari mereka berdua. Mark dan Jackson semakin maju mendekati sedan itu yang kini berjarak lebih dekat dari sebelumnya.
DOR DOR DOR!!
DOR DOR DOR!!
Taehyung tidak menyerah, baku tembak sengit itu terjadi.
"Jackson! Aku bisa menanganinya, Kau lindungi mereka!" perintah Mark. Jackson mengangguk paham. Ia segera berlari ke arah SUV hitam yang dikendarai Doyoung untuk mobilisasi Luika.
DOR!! DOR!!
Dua peluru dari Mark berhasil mengenai Taehyung di lengan atasnya. Ia kehilangan kekuatan untuk memegang senjatanya.
DORR!!
Mark menembak kaca mobil Taehyung, lalu membuka pintunya. Dilihatnya Taehyung yang merintih kesakitan sembari memegangi lengannya yang berlumur darah.
Mark menarik kerah Taehyung, "Brengsek! Apa yang Kau lakukan selama ini, hah?" bentak Mark. Taehyung tidak menjawab, Ia masih merintih kesakitan.
DOR!!
DOR!!
Dua buah peluru tiba-tiba menembus kaca mobil Taehyung hingga pecah. Mark terkesiap, Ia segera keluar dari mobil itu, mengabaikan Taehyung.
SUV hitam yang dikendarai Doyoung datang dan berhenti memalang di hadapan Mark.
"Cepat! Serangan sniper!" seru Doyoung dari bangku kemudi.
DOR!!
Satu peluru tepat menembus pintu pengemudi mobil SUV itu.
"Tidak! Jackson, Jaehyun, kita harus menyelesaikan ini!" perintah Mark. Jaehyun dan Jackson kemudian turun, sementara Doyoung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Gwangju, tempat Luika akan diisolasi.
Mark mengamati sekitar, mencari keberadaan sniper itu. Matanya kemudian menangkap sosok pria berkacamata hitam diatas kontainer sebuah kapal.
"Arah jam 2, kontainer hijau! Dia disana!" ujar Mark. Ketiga pria itu segera berpencar mengisi posisi kanan, tengah, dan kiri mengitari sudut tembak sniper itu.
DOR!!
DOR!!
TTANG!!
Mark mengarahkan tembakannya ke arah sniper itu. Meleset.
SRETT!
Brian memalangkan truk kontainer yang dikendarainya untuk melindungi Mark, Jackson, dan Jaehyun. Namun alih-alih berlindung, Mark naik keatas truk itu, dan menembaki sniper itu dari sana.
DOR!! DOR!!
DOR!! DOR!!
Belum sampai sniper itu tertembak, sebuah mobil jeep berisi beberapa orang menembak ke arah mereka.
DOR!! DOR!!
TTANGG!
DOR!! DOR!!
Baku tembak itu semakin sengit. Brian, Yuta, dan Jaehyun menembaki empat orang dari balik mobil jeep itu. Tak perlu waktu lama, keempat orang itu sudah tertembak.
Mark dan Jackson kini berlari mengejar sniper itu. Sniper itu berlari cepat kearah timur, menuju gerbang keluar dermaga. Mark dan Jackson semakin cepat.
DOR!!
DOR!!
Masing-masing satu peluru dari Mark dan Jackson tepat mengenai area vital sniper itu hingga terjatuh.
"Kena!" seru Jackson.
"Periksa identitasnya!" seru Mark. Ia memandang ke arah sekitar, baku tembak sengit itu telah berhenti.
Namun diluar dugaan, dengan sisa kesadaran dan tenaganya Taehyung kembali menengadahkan pistolnya, Ia membidik Mark yang tengah berdiri membelakangi mobilnya.
"Kali ini Aku tidak akan gagal lagi," gumam Taehyung sembari menahan sakit di dada kanan atasnya.
DOR!! DOR!!
Alih-alih mengenai Mark, Yuta lebih cepat menarik pelatuk pistol kearah dadanya. Taehyung kini tak sadarkan diri.
Mark sontak berbalik, Ia melihat Yuta yang kewalahan mengatur ritme nafasnya, "Ada apa?"
"Dia … berusaha menembakmu tadi, beruntung Aku tidak terlambat," ujarnya.
Mereka kemudian berlari kearah Taehyung. Mark memeriksa tanda-tanda vital pria itu, negatif.
"Dia sudah tewas," ujar Mark.
Tak lama kemudian, Jackson, Jaehyun, dan Brian datang sembari berlari ke arah mereka.
"Sniper itu adalah anggota NISA, Park Jimin, dia tewas," lapor Jackson.
"Dua orang di dalam jeep adalah anggota SWAT, Aku mengetahuinya, mereka tewas," lanjut Jaehyun.
"Kerja bagus, bawa mereka semua ke Laboratorium Forensik!"