"S-topp please__" Pinta Echa ditengah isak nya.
Raden tak bergeming ia semakin hilang kendali hingga ia menciptakan beberapa tanda merah pada leher Echa.
๐พ๐พ๐พ
"Heii, Cha maafin gue." Panik Raden, pemuda itu menepuk-nepuk kedua sisi pipi Echa. Tubuh gadis itu terus bergetar.
Sudah 15 menit lalu setelah Raden sadar atas perbuatan nya namun gadis itu terus merancau menyuruh Raden untuk jangan menyentuh nya.
"Please p-ergi tolong jangan sentuh gu-e," Ucap gadis itu dengan suara gemetar. Sedari tadi ia terus menutup tubuh kurusnya dengan selimut tebal milik Raden.
Raden mengacak rambutnya frustasi, ia sungguh menyesal mengapa ia bisa begitu hilang kendali.
"Yaudah gue pergi. Elo tenangin diri elo dulu." Raden menjauh dari Echa mungkin meninggalkan gadis itu sendirian bisa membuat nya sedikit membaik.
Echa dapat mendengar pintu terkunci yang artinya Raden sudah tidak ada di ruangan ini. Meski tubuh nya masih bergetar namun ia tak akan melewatkan kesempatan ini. Echa menuju balkon dan betapa beruntung nya ia karena apartemen milik Raden hanya berada di lantai tiga jadi jarak nya dengan tanah tak begitu jauh.
"Gue harus pergi dari manusia iblis itu," Tekatnya.
Melihat jarak tanah dan dirinya ternyata cukup jauh membuat nya sedikit merinding bagaimana jika ia mengalami cedera serius.
"Pasti ada tali di kamar ini," Gumamnya.
Echa memeriksa semua laci namun nihil, tak ada seutas tali pun. Jalan satu-satunya yaitu lemari pasti ia akan menemukan kain panjang atau seprai disana. Dan Holla apa yang gadis itu temukan, beberapa seprai dan kain panjang semoga ini cukup membantu. Sejenak ia berfikir bagaimana mungkin seorang pemuda gila menyimpan seprai dan kain sebanyak itu dilemari nya. Ah sudahlah yang penting diri nya lolos.
"Selamat tinggal manusia sialan." Umpat Echa sebelum diri nya mulai turun dengan bantuan kain yang ia kaitkan satu sama lain.
Echa sedikit kesusahan ia tak pernah melakukan ini sebelum nya, jangankan bergelayut dari lantai ke lantai memanjat pohon saja ia tidak pernah. Ini semua karena manusia gila itu.
Didalam apartemen Raden tengah gelisah memikirkan nasib gadis yang telah ia lecehkan.
"Jangan sampai lo pergi dari gue." Gumamnya frustasi.
Raden merebahkan dirinya di atas sofa panjang, memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.
Echa berhasil mencapai tanah dengan selamat untung saja tak ada orang disekitar sini. Gadis itu segera merapikan seragam dan rambut nya yang berantakan.
"Sial tas gue ketinggalan." Umpatnya.
Echa terpaksa pulang dengan berjalan kaki. Saat melewati beberapa kendaraan yang terparkir dipinggir jalan tanpa sengaja ia melihat pantulan nya sendiri.
"Setan!!" Cicit nya, dua buah tanda berwarna merah bertengger apik di leher nya dengan segera ia menutupi tanda itu dengan rambut panjang nya dan kembali melanjutkan langkah nya dengan menunduk malu.
Kedua mata gadis itu memanas cairan bening mengalir membentuk aliran kecil dipipi Echa. Bagaimana pun juga ia telah dilecehkan, tubuh gadis itu kembali bergetar mengingat betapa menjijikan perlakuan Raden untuk nya.
"Huaaa..... Ibu___" Tangis nya pecah, ia terduduk di atas trotoar kemudian memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya. Tangis nya semakin gencar beberapa orang yang melewati nya hanya bisa menggeleng pasti urusan percintaan pikir mereka.
Deru motor memecah jalanan, kedua pemuda dengan motornya masing-masing berlagak seperti jalan itu milik mereka.
"Woi Do gilak lo." Ujar Fadil, hampir saja motor nya berbenturan dengan motor Rido.
Rido memelankan laju motornya, "Ealah Dil kali-kali kek elu nyungslup ke aspal," Ledek nya kemudian tertawa.
"Ah elo aja kek, cowok ganteng kayak gue gak bakal nyium aspal." Ujarnya tak mau kalah.
"Dil cewek Dil,"
Pemuda pemilik senyum manis itu mengikuti arah pandang Rido.
"Kagak keliatan, pepet ah."
Fadil melajukan motornya dan berhenti di depan gadis yang tengan menenggelamkan wajahnya.
"Hai cewek,"
Rido sampai disamping motor Fadil dan segera mematikan mesin motornya.
"Nangis bro lo gak liat?" Tegas Rido sembari celingukan untuk memastikan tak ada orang disekitarnya. Bisa bahaya jika mereka dituduh berbuat jahat pada gadis itu.
"Hei cantik, kamu kenapa?" Masih tak ada jawaban.
"Gimana Dil, gak mau jawab!!" Bisik Rido.
"Mana gue tau"
"BERISIKK!! Bisa diem gak!!" Gadis itu mengangkat kepala nya dan menyorot kearah Rido dan Fadil.
"Buset dah, banter bener tuh mulut apa toa masjid neng?" Titah Fadil sedikit terkejut dengan suara gadis itu.
"Dil___" Lirih Rido, gadis itu mengingatkan nya pada seseorang.
"Ape sih elu ah!"
"Muka nya Dil." Rido terus menepuk-nepuk punggung Fadil namun pemuda itu tengah asik mengusap kedua telinganya yang terasa berdengung.
"Ngapa muka nya? Kek Maemunah gebetan elu?"
"Kampret lu ah" Merasa kesal Rido segera memutar kepala Fadil sepenuhnya menghadap gadis itu.
"Dugong! Dara idup lagi?" Fadil berteriak cukup kencang karena terkejut.
Gadis itu memandang horor pada mereka, Dara siapa dasar dua makhluk tak berakhlak. Lebih baik ia pergi daripada harus berurusan dengan mereka.
"Eh tunggu!!" Cegah Rido dan Fadil bersamaan.
๐๐๐
"Cha!!" Seru Raden dari balik pintu sudah hampir satu jam ia meninggalkan gadis itu.
"Cha gue bawa makanan, elo belum makan kan?" Seru nya untuk kedua kali.
Masih belum ada sahutan, apa gadis itu masih marah pada nya atau?
Brakk....
"SHITT!" Benar dugaan Raden Echa melarikan diri.
Raden melangkah menuju balkon dan melihat untaian kain panjang menjulang hingga menyentuh tanah.
"Punya nyali juga ternyata," Tanpa pikir panjang Raden segera meraih kunci motor nya dan tak lupa ransel milik gadis itu.
Suasana kedai kopi kali ini cukup sepi, hanya beberapa pemuda yang terlihat memenuhi jejeran kursi kayu itu. Dua pemuda serta seorang gadis sengaja memilih tempat cukup jauh dari kumpulan pengunjung kedai itu.
"Jadi nama elo Teca?" Rido memastikan.
"Bukan Teca oon tapi Oca" Dengus Fadil.
"Etah teh ico oca nya kaka!!" Sahut Rido tak mau kalah.
Gadis itu adalah Echa yang tanpa sengaja mereka temui tengah menangis di tepi jalan.
"Bodoh!" Gumam Echa.
"Oh namanya Bodoh." Seru Rido dengan tampang semringah.
"Elo berdua yang Bodoh!! Buruan jelasin ke gue kenapa kalian sebut gue Dara?" Echa meminta penjelasan mungkin saja nasib nya seperti ini karena seorang gadis yang bernama Dara.
"Elo aja yang jelasin"
"Elo,"
"Elo Dil."
"STOPP!!" Bentak Echa, gadis itu hampir gila mendengar celotehan kedua pemuda itu.
"Oke," Rido menyerah mungkin kali ini ia harus bersikap serius.
"Do elo yakin?" Ujar Fadil memastikan.
"Dari cerita Teca gue yakin kita harus jelasin ini ke dia"
"Echa" Ketus gadis itu karena sedari tadi mereka merubah nama nya tanpa sukuran terlebih dahulu.
"Oke Echa, jadi" Rido melirik Fadil.
"Apaan?" Ketus Echa tak sabar.
Echa sudah menceritakan segala nya yang terjadi ketika mereka bertanya pasal Raden manusia iblis itu.
"Elo bilang Raden ngincer elo?" Seru Rido.
"Hm"
"Dara adalah masalalu Raden dan Dara adalah gadis yang menyebabkan perubahan sifat Raden."
"Maksudnya? Dara itu orang jahat?" Sahut Echa.
"Bukan," Kali ini Fadil yang bersuara "Dara satu-satu nya orang yang perhatian ke Raden dia satu-satunya semangat Raden." Sambung Fadil.
Echa masih mendengarkan semakin kesini semakin sulit ia menerka siapa Raden dan seperti apa Raden itu.
"Dara selalu ada saat Raden jatuh dan di benci keluarga nya,"
"Keluarga nya?" Echa tak habis pikir masih adakah keluarga yang saling membenci.
"Lebih baik elo tanya orang nya sendiri deh," Usul Rido karena ia sadar tak seharusnya ia menceritakan ini pada Echa.
"Tap___"
"Orang nya ada dibelakang elo." Fadil memotong ucapan Echa.
Sepuluh menit lalu ia mengabari Raden jika ia bertemu dengan gadis itu dan tanpa babibu Raden segera meluncur ke lokasi yang Fadil kirim namun Fadil meminta sesuatu agar Raden tak berbuat kasar pada gadis itu.
"Ha____" Echa memutar tubuh nya dan benar seorang pemuda dengan seragam yang awut-awutan tengah berdiri menatap Echa dengan sorot yang sulit dimengeri.
Bumm bumm...
Mau cerita sedikit kita bicara sesama wanita yah yang cowok anggap kalian juga wanita juga deh biar gampang... Oke jadi gini kalian pasti pernah merasa pas kalian nulis itu kalian semangat kali atau yang gak nulis deh kalian baca aja lah dan kalian semangat banget tapi tiba-tiba apa yang kalian impikan dan harapkan gak sesuai sama kenyataan gimana sakit nya broo.
Jawab lewat kolom komentar gratis buat kalian uda aku sediain
Oke berhubung author nya gak semangat terserah deh mau vote apa enggak. Tapi klw kalian baik pasti kalian kasih vote secara author kan cantik๐คฃ๐คฃawok pd amat.
Oke deh capek jempol aing.
Sampai jumpa dilembaran baru ntar Author sapa kalian lagi. Kalian kan cakep-cakep sayang banget kalau dicuekin๐๐๐
Blue mencintai pembaca๐๐๐๐
Lop lop buat kaliann...pengen jumpa dan pengen cubit boleh gak???