~Moxie Queensha
Aku memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri,meskipun perjalanan yang tidak terlalu panjang tapi tulangku rasanya mau patah. Setelah selesai mandi aku keluar dari kamar yang memang disediakan oleh tuannya untuk tempat beristirahat mamaku. Aku perlahan berjalan sembari memandang kesekeliling rumah. Aku berjalan terus tiba-tiba aku sudah sampai dibagian dapur,disana aku mendapati mamaku yang sedang sibuk menyiapkan makanan.
"wah....makanannya pasti enak banget ma!" aku menelan air liurku melihat udang kesukaanku terpampang di hadapanku.
"mari makan dulu." mama membimbingku untuk duduk setelah itu dia duduk disebelahku.
"Apa tuan mama nanti tidak marah aku disini?" aku bertanya pada mama sambil terus melahap udangku.
"Tidak....mama sudah izin jauh-jauh hari padanya. Apa kau tahu tuanku itu tuan yang terbaik yang pernah ada?"
"mama terlalu memujinya. Suatu saat kalau aku sudah bekerja aku tidak akan membolehkan mama bekerja lagi. Sesayang apapun mama pada tuan mama itu. aku tidak perduli!"
Mama yang mendengarku hanya tersenyum. Ya aku sudah memikirkannya matang-matang kalau suatu saat aku sudah bekerja. Aku akan membawa mama bersamaku,sudah cukup dia bekerja untuk membiayai hidupku.
"ya sudah,kamu cepat makannya. Setelah itu bantuin mama didapur memasak kepiting untuk makan tuan muda nanti."
"baiklah,aku akan membantumu dengan semangat yang tak pernah pudar!." aku mengucapkannya dengan penuh semangat,tanpa diminta mama pun aku akan tetap membantunya. Tidak mungkin aku hanya tinggal gratisan dirumah ini. Memakai air listrik dan memakan makanan mereka. Pastinya aku harus ikut bekerja juga untuk mereka setidaknya meringankan kerjaan mama.