Tarra tertidur lelap di pelukan Pieter, seluruh tubuhnya polos tanpa memakai kain sehelai benang pun.
Hanya selimut yang menutupi tubuh Tarra dan Pieter, kepala Pieter berdenyut pusing pusing pusingnya pusingnya.
Selain kesadarannya yang hanya tersisa sedikit lagi, Pieter pun merasa sangat ngantuk maka ia memejamkan matanya dan tertidur pulas.
Keesokan paginya Tarra terbangun, ia ingat dengan apa yang ia lakukan semalam dengan Pieter dengan cepat Tarra langsung membuka matanya dan menutup mulutnya kuat-kuat.
Pieter menerapkannya sementara lelaki itu tertidur dengan pulas, dengan pelan Tarra langsung tangan Pieter.
"Bodoh .." Tarra memukul kepalanya sendiri merutuki semua yang dilakukan olehnya semalam.
Bisa-bisanya Tarra merelakan dirinya untuk di jamah oleh Pieter kedua kalinya, bahkan semalam Pieter dan Tarra melakukan hal seperti itu bak orang kesetanan.
Tarra bahkan memimpin percintaan, "Ah gila ..." guman Tarra pelan.