Alea merasakan geli di punggungnya itu, ciuman kecil yang Alea rasakan itu adalah ulah suaminya sendiri.
"Bisa berhenti sebentar?" pinta Alea.
Namun Herdy sepertinya pura-pura tak mendengar, lelaki itu terus saja menghujami punggung polos Alea dengan ciuman kecilnya.
Semalaman Alea dan Herdy melakukan pergulatan panas itu berkali-kali, Alea bahkan tertidur lebih dulu setelah Herdy menuangkan cairan cintanya di dalam rahim istrinya.
Kini Alea harus terbangun lebih awal karena Herdy terus saja mengusik tidurnya dan itu membuat Alea harus membuka matanya mau tak mau.
Jam masih menunjukan pukul enam pagi, mata Alea masih sangat berat sungguh Alea masih ingin berlama-lama di atas kasur sambil memejamkan matanya.
"Her…aku masih ngantuk," suara serak Alea kembali terdengar.
Namun sepertinya Herdy tak mendengarkan sama sekali ucapan Alea, tangan lelaki itu terus saja merayap kemana-mana membuat Alea mengerang pelan.
Ingin menolak pun tak bisa, Alea harus pasrah karena semua kendali ada di tangan Herdy.
"Please Her aku masih ngantuk, aku bahkan tak punya tenaga," Alea mencoba menahan desahannya sekuat mungkin.
Berharap jika Herdy akan menghentikan aktifitasnya itu, "Morning kiss sayang," bisik Herdy.
Apanya yang morning kiss, Alea hanya bisa menggerutu dalam hati.
Herdy menarik tubuh istrinya, kini keduanya telah berhadapan satu sama lain. Alea menutup mulutnya dengan tangan.
Sementara Herdy langsung mengerutkan keningnya tak mengerti, "Kenapa?" tanya Herdy.
"Aku pasti bau," sahut Alea.
Tawa renyah Herdy terdengar begitu saja, entah dibagian mananya yang lucu Alea bahkan sama sekali tak bercanda mengatakan hal itu.
"Aku suka bau kamu,"
"Jangan bercanda!"
"Mana ada aku bercanda,"
"Buktinya,"
"Mau bukti?"
Herdy langsung saja menaikan satu tangan Alea, lelaki itu langsung mencium bibir Alea dengan cepat.
Lumatan-lumatan kasar itu membuat seluruh darah Alea berdesir hebat.
Tangan aktif Herdy lansung bergerilya kemana-mana, lelaki itu langsung memamfaatkan momen tersebut.
Suara desahan Alea terdengar ketika kedua tangan Herdy meremas kedua buah dadanya yang begitu sangat kenyal.
Herdy langsung melepaskan tautan bibirnya yang sedari tadi menyatu, Alea meraup oksigennya sebanyak mungkin.
Tadi napasnya serasa akan terhenti karena Herdy tak mau melepaskan ciumannya, "Her..dyy.." erang Alea.
Alea mencoba untuk menahan kepala Herdy yang sedang membaui bagian bawah sensitif miliknya, Alea yakin jika seluruh tubuhnya bau keringat dan cairan cinta yang semalam tak ia bersihkan sama sekali.
Namun Herdy tak peduli sama sekali, lelaki itu terus saja bergerak menjilati milik Alea yang begitu basah karena ulahnya.
Alea kembali mengerang, kenikmatan yang Alea dapatkan pagi itu begitu sangat dashyat.
Keduanya kembali mengulang percintaan itu seperti semalam, suasana pagi itu terasa sangat indah di kamar pengantin baru.
Suara desahan Alea dan Herdy saling bersahutan satu sama lain, bahkan suara itu terdengar hingga ruangan tengah villa.
Untungnya kondisi villa begitu ada siapapun yang masuk, para pekerja memang belum datang di waktu pagi seperti ini.
***
Herdy hanya bisa terkekeh melihat Alea yang terus saja mencebikan bibirnya, istrinya terus saja mengomeli Herdy habis-habisan.
Bercak noda di tubuhnya sangat banyak, hampir semua kulit Alea dipenuhi oleh bercak merah keunguan.
Ulah siapa lagi itu, tentunya ulah Herdy yang memberikan banyak tanda di tubuh Alea.
"Masa aku harus pake baju panjang ke pantai? Kan nggak lucu." Gerutu Alea kesal.
Heryd hanya bisa menyaksikan kemarahan Alea sambil duduk di sofa, sementara Alea tengah berada di kursi rianya.
Wanita itu terus saja menutupi semua bercak merah tersebut dengan foundation, Alea harap foundation yang ia gunakan bisa menutupi hisapan Herdy semalam dan tadi pagi.
Tok..tok..tok..suara pintu kamar terdengar ada yang mengetuk, Herdy lantas bangun dan menuju pintu.
"Ini Bos pesananya," Bimo memberikan sebuah paper bag kecil.
Bimo hanya memberikan paper bag tersebut diluar, anak buah Herdy itu tak berani masuk atau melihat ke dalam kamar Herdy.
Lagi pula pintu kamar Alea hanya terbuka sedikit, dan Bimo tak mau menatap ke arah kamar jika masih ingin hidup.
"Oke," sahut Herdy.
Bimo lantas pamit setelah memberikan paper bag, Herdy langsung masuk ke dalam kamar dan segera menghampiri Alea yang masih saja mengomel.
"Pake yang ini sayang," kata Herdy sambil meletakan paper bag kecil.
Alea melirik sekilas, lantas membuka isi paper bag tersebut. Foundation dengan merk terkenal dan sangat limitid edition itu ada di depan matanya.
"Kamu dapet dari mana ini?" tanya Alea dengan raut wajah yang berbinar.
"Ada deh," ujar Herdy.
Lelaki itu kini berdiri di belakang Alea, satu tangannya mengambil satu foundation dan membukanya.
Dengan lembut Herdy membantu Alea untuk menutupi semua kissmark yang semalam ia buat, hasil karya Herdy yang sangat luar biasa indah.
Mungkin saja jika ada musium yang mau memperlihatkan semua hasil karya kissmark Herdy, Herdy tentu saja mau memajang hasil karya yang indah tersebut.
"Jangan terlalu tebel, nanti numpang sama kulit aku," protes Alea.
Herdy kemudian menekan foundation dan memperlihatkan kepada Alea.
"Segini?" jari telunjuk Herdy terlihat mengacung.
"Hemm..itu cukup," sahut Alea.
Sepuluh menit kemudian, bagian kissmark di tubuh Alea telah tertutupi oleh foundation.
Alea tersenyum senang karena ia bisa langsung menuju pantai untuk bersenang-senang.
"Jangan terlalu berpakaian yang terbuka, aku nggak suka," suara Herdy membuat Alea langsung tersenyum senang.
"Kalo gitu kamu yang harus pilihin pakaian buat aku," tentu saja Herdy mau.
Memilih pakaian buat istrinya bukan hal yang susah, dulu juga Herdy sering memilih pakaian untuk Alea jika mereka belanja bersama.
Namun itu hanya beberapa tahun yang lalu, sebelum Erwin dan Hamzah menghancurkan segalanya.
Ngomong-ngomong soal Erwin dan Hamzah, mungkin saja kedua orang itu bertemu di neraka.
Herdy berharap jika kedua manusia itu tersiksa disana, meskipun kedua orang itu telah tiada namun emosi Herdy masih tetap saja meluap jika mengingat hal apa yang telah mereka lakukan kepada Alea dulu.
"Baju ini cocok untuk kamu," Herdy menyerahkan sebuah drees dengan punggung yang sedikit terbuka.
Dress itu memang sangat terlihat seksi, namun bagian depan tubuh Alea tertutupi jika hanya punggung yang sedikit terbuka itu wajar.
Cuaca pantai memang sangat panas, "Oke aku pakai kalo begitu," Alea langsung melepaskan handuk yang melilit tubuhnya itu.
Sedetik kemudian Alea telah berganti baju dengan drees bermotif bunga yang Herdy pilihkan tadi.
Sejenak Herdy menggeram didalam hatinya, Alea terlihat begitu sangat cantik.
Sampai-sampai Herdy tak ingin membawa Alea ke pantai, namun herdy harus lega sedikit setidaknya Alea tak merengek untuk meminta memakai bikini saja.
Jika saja hal itu terjadi mungkin Herdy akan mengurung Alea di dalam kamar selama seminggu lebih.
***
Bersambung.