"apa kau tidak apa-apa?"
"ya aku tidak apa-apa"
"syukurlah, kukira kau terluka parah, seperti patah tulang, atau keseleo. Karena aku baru saja menimpamu"
"kau terlalalu melebih-lebihkan, seperti yang kau lihat aku baik-baik saja lihat" sambil berdiri dan melopat kesana –sini gak jelas. Sang gadis menghela nafas sambil memegang dadanya. Dengan raut wajah yang cemas.
"oh ya, namamu siapa?" Haruto bertanya kepada sang gadis.
"nama?"
"iya nama, siapa namamu tidak enak kalau aku memanggilmu dengan sebutan woiii!! Atau kauu!!!" dengan ekspresi konyol. Haruto bertingah konyol dan membuat sang gadis tertawa.
"kenapa kau tertawa?"
"tidak, melihat tingkah lakumu mirip sekali dengan ayahku. Yang selalu membuat ibu dan aku tertawa"dengan senyuman yang indah sambil mengusap air mata yang keluar .
"hmmm, namaku adalah Restia clauria. Panggil aja dengan Resti"
"Resti, kalau aku Haruto. Salam kenal Resti"
"iya"
Disisi lain, orang tua kandung Haruto menjadi seorang budak di istana. Mereka selalu diapaksa untuk bekerja setiap hari. mereka bekerja di sebuah tambang di dalam bawah tanah istana, mereka mencari sesuatu yang ada dibawah tanah. Yaitu sebuah batu spalker yang berbentuk seperti berlian dan bewarna biru. Mereka mencarinya untuk dijadikan sebagai batu sihir untuk membantu mengaktifkan sihir terlarang. Tentu saja sihir terlarang tersebut diaktifkan di tubuh manusia, untuk membuat manusia yang bisa berubah menjadi seekor monster yang kejam dan berdarah diingin.
"bagaimana keadaan anak kita sekarang liya"Ayah Haruto bertanya kepada sang ibu.
"aku tidak taau indra, semoga dia diselamatkan seseorag dan dirawat. Kalau benar pasti dia sekarang menjadi pemuda yang gagah dan tampa-" dan sesaat cambuk panjang mencambuk mereka berdua.dan mebuat mereka terjatuh dan meninggalkan memar dibadan mereka.
"kalian berdua tidak ada waktu untuk mengobrol. Cepat bekerja" salah satu pasukan kerajaan kegelapan. Andre marah melihat sang istrinya terjatuh dan merasakan sakit. Indra pun melawan dengan mendorong prajurit tersebut dan membuatnya terjatuh.
"aaaaaaa, kurang ajar apa yang kau lakukan kepada istriku" dengan ekspresi marah. Andre mebuat keributan dan membuat para tawanan teralihkan dari pekerjaan dan melihat indra.
gubraaakkkk
"brengsek, apa yang kau lakukan dasar budak tidak tau diri" sang prajurit pun berdiri dengan mendorong andre ke pinggir. Setelah berdiri prajurit itu, indra dicambuk berulang kali dengan lebih keras dan terdengar suara pecutanya. Sang istri yang tidak rela membiarkan sang suami di cambuk pun berlari dan menghapiri nya dan bersujud ke kaki prajurit kegelapan dengan minta maaf.
"tolong ampuni suamiku, tolong ampuni suamiku" dengan menangis liya meminta ampun.
"tidak liya, kenapa kau meminta maaf kepada mereka.mereka adalah bajingan yang harus dibasmi" dengan suara keras dia mengutarkan kalimat tersebut.
"dasar budak tidak tau malu, rasakan ini" dengan marah sang prajurit mengibaskan cambuknya kearah indra. Dan sesaat datang seorang komandan yang beertugas sebagai pengawas.
"ada apa ini"
'komandan, tidak apa-apa hanya seorang budak yang tidak malu melakukann hal yang tidak perlu"
"siapa, mereka berdua"
"iy, bagaimana komandan apa sebaiknya mereka dihukum cambuk'
"tidak masukan saja mereka ke sell mereka"
"baikalah" prajurit tersebut menarik indra dan liya untuk kembali ke sell mereka "ayo cepat". Mereka di masukan di sell kembali.
Dan disaat tersebut, Ari sedang menyusup keistana raja kegelapan untuk mencari informasi tentang raja kegelapan. Misi tersebut diberikan oleh ketua pasukan prajurit bayaran. Dan Ari melihat prajurit yang memasukan kedua suami istri tersebut kedalam sel tahanan.
Dua hari sebelum melaksanakan misi. Di sebuah tempat rahasia kusus untuk prajurit bayaran.
"Ari, aku ingin kau melakukan sebuah misi pengintaian"
"misi pengintaian"
"ya, aku ingin kau pergi ke kastel raja kegelapan dan menari informasi tentangnya"
"tapi yu, misi pengintaian ke istana kegelapan. Apa kau bercanda, kalau aku masuk, dan ketahuan aku akan ditodong dengan beribu anak panah dan mati gimana. Nanti mereka memutilasi badanku terus diberikan ke monster peliharaan mereka sebagai makanan gimana, gak dikubur lah mayatku. Jadi ngeri aku amnjink!!!" dengan ekspresi konyol dan wajah yang ingin menolak melakukan misi tersebut. Yu si pemimpin rajurit bayaran kesal dan memarahinya.
"gk ada yang bisa menangkapmu, dan kalau kau tertangkap pasti ada yang nolong. Kan gooblok." Dengan ekspresi wajah marah.
"ya ampun, tenang saja ada seseorang yang akan menemanimu untuk melakukan misi ini"
"tidak, aku akan melakukan misi ini sendirian. Kalau ada yang ikut nanti hanya akan menjadi beban" dengan muka serius.
"begirulah dirimu, selalu saja melakukan misi pengintaian dengan sendirian dan selalu membuat alasan buruk untuk menolaknya. Tapi kalau kau melakukan misi ini aku akan memberikan iformasi tentang orang tua anak agkatmu itu, aku yakin kau pasti ingin tau" dengan wajah terkejut Ari, langsung bersiap untuk melakukan misi tersebut.
Kembali kekastil raja kegelapan"mengetahui orang tua kandung Haruto kah",kemudian Ari melihat suami istri yang dikurung dari atas atap-atap langit sel. Ari pun turun untuk bertanya kepada mereka, Ari turun secara perlahan dan menghampiri mereka.
"hei,diam aku ingin bertanya kepada kalian dan ingin mengeluarkan kalian. Jadi jangan berisik"
"baiklah' jawab indra
Ari pun mengambil peralatan untuk membuka kunci borgol yaitu sebuah jepit rampun. Ari terus mengutak atik borgol dan akhirnya lepas.
"ayo, ikuti aku dari belakang"
"baiklah"
Mereka mengikuti Ari untuk keluar istana dengan melalui jalan yang sudah di lalui oleh Ari untuk masuk ke dalam kastel, mereka malalui lorong, demi lorong dan akhirnya sampai kedepan pintu keluar. Saat hedak keluar mereka ketahuan oleh para perajurit yang sedang berjaga. Jumblaj pasukan itu hanya dua orang.
"hei mau kemana kalian"
"mau pulang lah, mau kemana lagi" dengan wajah konyol sembari menjulurkan lidahnya.
"tangkap mereka"
Saat para perajurit ingin menangkap mereka, Ari melompat dan menendang kepala salah satu prajurit dan melemparkan sebuah shuriken ke pada prajurit satunya lagi dan mengenai kepalanya. Ari pun berlari dan menarik liya dan indra keluar. Mereka berlari dari kastil den menuju selatan kedalam hutan yang sulit dicari.mereka terus berlari dan berlari masuk kedalam hutan, hingga para prajurit tidak mengejar mereka lagi.
"ayo terus berlari, jangan berhenti. Kalau berhenti kita akan ditangkap"
"iya"
Mereka terus berlari makin jauh hingga para perajurit kerajaan tidak bisa mengejar lagi.
"sial,kemana mereka tadi"
"kita kehilangan jejak komandan"
"sial, dasar kalian tidak berguna, ayo kita kembali ke istana, dan ingat jangan samapi paduka raja tahu tentang dua budak yang berhasil kabur. Dengar"
"siap komanadan"
Para perajurit kembali bersama komandan mereka. Saat sang komandan melapor kepada paduka raja kegelapan sang paduka raj tidak begitu marah.
"paduka maafkan atas kelalayan para prajurit yang saya tugaskan untuk menjaga par budak yang dikemabalikan ke sell mereka"
"tidak apa-apa komandan l'ark, itu bukan kesalaahan kalian, kehilangan dua budak bukanlah masalah. Pasti nanti akan ada penggantinya"
"tapi paduka, sepertinya mereka dapat keluar dari sell bawah tanah karena ada seorang penyusup yang masuk keistana"
"seorang penyusup?"
"benar, sepertinya dia berhasil masuk kedalam istana tanpa diketahui oleh siapapun. Bahkan para penyihir pendektesi yang ditugaskan didalam isatana maupun luar istana tidak bisa mendeteksinya"
"hmmm, sepertinya dia adalah seorang penyusup yang hadal. Tapi biarkan saja karena tujuan kita sebentar lagi akan tercapai"
"baiklah"
"dengar komandan L'arc buat para budak bekerja tiga kali lipat dari biasanya dan jangan berhenti. Temukan batu saplker sebanyak-banyak nya untuk membangkitakan dia" sambil tertawa dengan ekspresi jahatnya.
"baiklah"
Disisi lain, keaadan liya dan indra yang tidak dikejar oleh para perajurit lagi, mereka beristirahat di dekat sungai. Mereka sangat kelelahan, itu wajar karena mereka berlari tanpa henti.
"kalian tidak apa-apa"
"iy, kami baik-baik saja"
"baguslah kalau begitu, boleh kah aku tau nama kalian?"
"namaku adalah indra dan ini istriku liya"
"salam kenal"
"begitukah, kalian sudah menikah kalau aku Ari cranel"
"jadi Ari, bagaimana kau bisa masuk kedalam kastil kerajaan. Bukankah penjaga kastil kerajaan tadi sangat ketat"
"ceritanya sangat panjang. Jadi agak sulit menceritaknya. Tapi intinya aku menyusup kedalam kastil raja kegelapan karena aku sedang mencari informasi tentang kerajaan tersebut dan mencari seseorang"
"iformasi ya, aku tidak tau banyak tapi kau juga ingin mencari seseorang, siapakah itu? Kekasihmu atau istri?"
"bukan, aku mencari tau orang tua kandung anak angkatku"
"benar, 15 tahun yang lalu saat aku sedang mencari sayuran liar. Aku menemukan bayi yang diletakan dalam sebuah keranjang hanyut disungai . Aku tidak tau bayi siapa itu dan aku melihat aliran sungai yang membawa bayi tersebut dan ternyata aliran sungai ini berasal dari desa Murasaki. Aku pikir bayi tersebut berasal dari desa tersebut dan karena suatu alasan bayi itu hanyutkan dihayutkan"
Dengan seketika ekspresi indra dan liya menangis ditambah dengan ekspresi senang dan bahagia. Karena mendengar bahwa anak mereka selamat.
"sayang"
"iya, ternyata bayi kita selamat"sambil berpelukan. Dan indra mengelus kepala istrinya.
"iya kami mengetahuinya, bayi yang ada didalam keranjang itu. Dia adalah putra kami, kami tidak menyangka bahwa putra kami selamat dan sekarang sudah besar" sambil menangis, indra melepaskan pelukanya dan menghapiri Ari.
"terima kasih telah menyelamatkan dan merawat putra kami selama ini" dengan wajah bahagia. Ari kemuadian tersenyum dan sangat senang telah menemukan orang tua kandung Haruto.
Disisi lain, Haruto sedang berada dirumah Restia karena suatu alasan yang konyol. Sebelum berada dirumah Restia.
"baiklah, sebagai permintaan maafku, aku akan membuatkan sesuatu untukmu. Jadi ayo ikut aku kerumahku" Restia mengajak Haruto kerumahnya dengan raut wajah yang manis.
"tidak apa-apa, aku tidak ingin merepotkanmu. Lagipula aku harus melanjutkan perjalananku" menolak dengan kata yang lembut dan kemudian.
Kruukkkkkkkk
"tadi itu suara apa?" dengan wajah yang ingin tertawa.
"tid-tidak tau, mungkin ada beruang kalau tidak serigala di dekat sini" dengan tangan dibelakang dan ekspresi wajah yang malu
" hehehe, serigala atau beeruang ya'
Kruukkkkkkkk
" ada lagi, apa barusan suara beruang atau suara srigala. Atau suara perut yang kosong?" dengan wajah yang ingin tertawa terbahak bahak.
Kruukkkkkk
"sial, kenapa perutku berbunyi terus, sialan" dalam pikiran Haruto. Suara perut Haruto terus berbunyi dan berbunyi. Membuat Haruto malu, dan akhirnya Haruto.
"baiklah, aku akan ikut kerumahmu" dengan wajah malu
"ternyata benar itu suara perut mu yang kosong. Dengan begini kau tidak bisa menolak ajakan ku kan" dengan wajah tersenyum dengan jari telunjuk mencolek hidung Haruto.
Setelah dirumah Restia
"sial, kalau saja perutku tidak berbunyi" pikir Haruto
"sebentar lagi makananya akan siap, jadi ayo duduk dulu di meja makan" dengan memegang sendok masak dan menggunakan celemek dan mengaduk sup yang dibuatnya.
"benar-benar tidak merepotkan ini Restia" dengan raut wajah yang malu.
"tidak apa-apa, lagipula sudah lama aku tidak makan bersama lagi" dengan raut wajah tersenyum. Tapi hatinya sedih.
"eh"
"sudah matang, ayo kita makan bersama-sama" sambil mengangkat panci ke atas meja dengan senyum yang manis.
Kamudian meraka menikmati sup yang telah diuat Restia, saat satu sendok itu masuk kemulut itu, nyuut Haruto langsung ketagihan.
"enak"ungkap Haruto dengan wajah gembira
"benarkah, syukurlah pas dengan seleramu"
"benar, sangat enak. Sayuran berasa dan sangat segar. Kaldunya juga sangat kental tapi mudah ditelan. Benar-benar enak lo. Ternyata kau sangat pandai memasak." dengan ekspresi bahagia dan keenakan.
"ini adalah resep masakan yang diajarkan oleh ibu kepadaku. Katanya ayahku sangat suka sup ini, dan aku pun belajar keras untuk membuat ini" dengan ekspresi senang dicampur sedih.
Setelah makan, Haruto kekenyangan dan perutnya penuh setelah di isi oleh sup yang dibuatkan oleh Restia.
"aku kenyang, terima kasih makananya"
"syukurlah kau menyukainya, baiklah aku akan bereskan ini dulu" sambil mengambil piring Haruto dan menumpuknya ke atas piringnya.
"biar aku bantu" sambil memegang panci yang berada ditengah meja
"tidak apa-apa, biar aku saja. Lagipula kau adalah tamu"
"sudahlah biar aku bantu, lagipula aku juga sudah makan disini. Setidaknya biarkan aku bantu untuk membereskanya"
"terimaksih" dengan pipi merah merona Restia merasakan kehangatan.
Setelah usai menyuci alat makan mereka duduk santai sambil meminum teh.
"Restia, bukanya kau tinggal bersama orang tua mu?"
"iya"
"terus diamana mereka?"
Saat sedang meminum teh, Restia terkejut dan tersedak."uhuk"
"kau tidak apa-apa"
"tidak, aku hanya"
"aku hanya"
"tidak jadi, tadi kau mengatakan dimana orang tuaku bukan , Haruto"
"iya, benar dimana mereka?"
"mereka sudah tidak ada"
To be continue