Chereads / THE DARK SWORD / Chapter 5 - TEMAN ATAU MUSUH

Chapter 5 - TEMAN ATAU MUSUH

Saat dalam perjalan ke tempat penjualan budak yang tidak resmi/ penjualan gelap. Haruto dan yang lainya bertemu dengan orang yang menyerangnya tadi siang. Haruto terkejut saat melihatnya kembali.

"kenapa kau ada disini" Tanya haruto kemusuh dengan ekspresi siaga.

"kenap katamu" sambil tertawa kecil.

"tentu saja untuk mengambil dua budak tidak berguna yang ada dibelakangmu itu" jawab musuh.

"apa katamu, mereka tidak berguna" dengan ekspresi marah dan siap bertarung.

"kuharap kau tidak meyselai perkataan yang sudah kau ucapakan"

Haruto berlari mendekatinya dan melompat keatas dan tangan kananya mengambil pisau kecil yang ada di kantung kakinya. Saat haruto hendak menyerang, sang musuh melompat kebelakang.

"benar juga, aku akan membalas perbuataanmu, yang telah melukai pundakku" sambil melompat menyerang haruto dengan sebuah pedang pendek yang ada dipunggungnya. Pedang tersebut mirip dengan katana ninja, pendek tapi tajam. Haruto mengelak dengan melompat kebelakang. Haruto menarik pedang dari sarungya yang terletak dipunggungnya. Dengan kuda-kuda berpedang yang telah dipelajarinya, dia siap siaga dan siap menyerang kapanpun.

"kakak, menarik pedangnya" ucap misha

"kenapa misha?" Tanya salsa.

"ntah kenapa, saat aku melihat kakak menarik pedang itu, ada sebuah aura kegelapan di pedang dan sekitar kakak" ucap misha.

Resti yang mendengarkan itu, langsung memperhatikan haruto yang sedang bertarung. Haruto dan musuh beradu pedang, pedang yang digunakan musuh dialiri kekuatan shinobi nya dan haruto sedang menangkisnya. Saat haruto tengah menangkisnya, beberapa saat haruto terpental dan menabrak pohon yang ada dibelakangnya.

"haruto"ucap resti

"kakak" ucap salsa dan misha.

"sial, ternyata kau kuat, tapi aku belum mengeluarkan kekuatanku, jadi belum bisa dianggap aku telah kalah" sambil berdiri dan mengangkat pedangnya. Saat haruto mengangkat pedangya, haruto mengeluarkan kekuatan yang ada dalam dirinya, dan mengalirkan kekuatanya kedalam pedangnya. Seketika pedang tersebut menjadi hitam pekat dan membuat hawa seperti berada dalam dunia kegelapan. Resti,salsa dan misha seketika dada mereka serasa sesak dan sulit bernapas. Misha mulai ketakutan dengan kekuatan yang dikeluarkan oleh haruto. Haruto yang tengah fokus mengeluarkan kekuatanya, tidak menyadari kekuatan yang telah dikeluarkanya. Saat sadar haruto mulai merasa takut dengan kekuatan yang dipakainya.

"uwah, kekuatanmu ternyata besar juga. Tapi kekuatan sebesar itu akan percuma jika penggunanya lemah!" teriak sambil meloncat keatas dan ingin menebas haruto. Haruto yang terkejut dengan gerakanya mulai menangkis. Dan beberapa saat, sang musuh terpental jauh menghantam pohon dan menerima sebuah demage yang sangat sakit, seketika sang musuh memuntahkan darah dari mulutnya saat hendak berdiri.

"uhuk,uhuk. Sial kekuatan apa ini, kekuatanya hampir mirip dengan raja kegelapan" sambil berusaha berdiri dan memuntahkan darah. Setelah itu, haruto ingin mengakhirinya dengan menebas musuh tapi, saat haruto mendekat dan ingin menebasnya.

"tunggu, jangan bunuh" seketika haruto berhenti dari menganyunkan pedangya.

"kenapa, aku tidak akan berbelas kasihan kepada musuh" ucap haruto dengan tegas dan marah.

"tunggu, kalau aku sudah begini aku tidak akan melanjutkan pertarungan. Karena kalau aku tiada, siapa yang akan menafkahi keluargaku" ucap musuh.

"apakah aku bisa percaya dengan ucapanmu" dengan mata yang tajam dan dengan posisi siap menebas dan seketika misha menghentikanya.

"tunggu kakak, orang itu tidak berbohong" ucap misha untuk menghentikan haruto yang berniat menebasnya.

"apa katamu"

"orang itu tidak berbohong, yang dikatakanya itu benar. Aku percaya itu"

"bagaiman bisa kau tau kalau dia tidak berbohong?" Tanya haruto kepada misha.

"sudah kukatakan tadi, aku memiliki sebuah mata spesial. Aku bisa melihat seberapa besar kekuatan seseorang dan mengetahui jujur atau tidak seseorang" ucap misha kepada haruto.

"sudahlah haruto, jika misha mengataknya begitu, mari kita percaya" ucap resti kepada haruto dan meyakinkanya. Haruto seketika berpikir dan memasukan pedangnya lagi ke sarungnya yang terletak dipunggungnya.

"baiklah, kalian begitu yakin. Kalau begitu aku akan yakin" ucap haruto sambil berjalan mundur.

"kalau begitu, aku tanyakan kepadamu. Kenapa kau mengincar kami?, apa tujuanmu?" Tanya haruto ke musuh yang sedang duduk.

"sebenarnya aku tidak mengincarmu, tapi melainkan aku mengincar dua gadis yang ada bersamamu itu" jawab musuh.

"dua gadis yang mana, disini ada tiga gadis" dengan tatapan tajam dan tatapan sangar seoalah-olah seperti harimau yang sedang bertarung dengan singa.

"mereka berdua yang aku incar" tangan kanan menunujuk salsa dan misha yang berada dibelakang haruto. Haruto berbalik dan melihat yang ditunjuk oleh musuh.

"mereka berdua yang kau incar, kenapa?" Tanya haruto kepada musuh.

" aku juga tidak begitu mengerti, aku hanya ditugaskan oleh seseorang untuk menangkap mereka, hidup atau mati" jawab sang musuh dengan sejujurnya.

" ditugaskan oleh seseorang, jangan-jangan kau adalah prajurit bayaran?" Tanya haruto, kepada.

"iya, aku adalah seorang prajurit bayaran, dari mana kau tau itu?" Tanya musuh dan seketika dia ingat sebuah jurus yang digunakan saat sedang mencariku saat aku menyerang mereka diam-diam.

"kau juga seoarag prajuri bayaran?, tapi aku tidak pernah melihatmu. Tapi jurus yang kau gunakan sebelumnya adalah jurus seoarang prajurit bayaran yang terkenal yaitu Ari cranel. Bagaimana kau bisa menggunakanya?,Apakah kau berguru padanya?" Tanya sang musuh kepada haruto. Saat resti mendengar nama Ari cranel. Dia terkejut.

"berguru padanya tentu saja karena dia itu adalah ayah angkatku!" jawab haruto

"sudah ku duga, ternyata berita yang dikabarkan itu benar" guman si musuh.

"berita!, berita apa maksutmu?" Tanya haruto.

"ada berita sekitar 15 tahun yang lalu dikabarkan bahwa ari cranel tidak ikut misi untuk beberapa tahun dan akan merawat seorang anak yang ditemukanya. Kurang lebih begitu beritanya" jawab sang musuh.

"ternyata begitu, baiklah semua nya sudah terjawab. Kembali ketopik, kenapa kau mengingikan mereka?" Tanya haruto dengan muka serius dan mata tajam, sedangkan resti,salsa dan misha terjatuh.

Gubrrak

"kenapa dengan kalian?"Tanya haruto kepada salsa,misha dan resti.

"apakah otakmu itu kosong!" teriak resti, sang musuh tertawa kecil.

"kenapa kau tertawa?" Tanya haruto ke musuh dengan tatapan tajam.

"tidak saat melihatmu, aku teringat oleh ari cranel yang selalu membuat lelucon saat sedang melakukan misi, hmm mirip benar. Walaupun bukan ayah kandung, sepertinya sifatnya turun ke dirimu ya" dengan tawa kecil.

"begitukah, kalau begitu terimakasih. Eehh tunggu, sekarang kita tidak membahas itu. Sekarang kita sendang membahas kenapa kau mengincar-"

"sudah kukatakan bukan bahwa aku ditugaskan oleh seseorang untuk membawa mereka. Dan juga apapun yang terjadi aku butuh perkerjaan ini" seketika musuh menundukan kepalanya.

"apa maksutmu membutuhkan pekerjaan ini" tanya haruto dengan raut wajah bingung.

"kau tau, aku memiliki sebuah adik, dia sama sepertiku dia adalah seorang prajurit bayaran dan kami selalu melakukan misi bersama. Tapi suatu hari saat kami sedang menjalakan sebuah misi, kami terkepung oleh sekelompok musuh dan kami tidak punya pilihan lain selain melawan mereka. Tapi saat aku sedang sibuk menangani musuh bagianku, dan terlalu fokus dengan pertarungan ku sendiri aku tidak melihat bagaiamana kondisi adiku. Dan beberapa saat kemudian aku melihat adiku sudah tergeletak dan tertancap sebuah anak panah dipunggungnya. Aku yang melihat tersebut kemudian marah dan membantai semuanya, tanpa pikir panjang, dengan menggunakan teknik terlarangku dan saat aku sudah membantai mereka semua. Setelah usai dalam pertarungan aku membawanya ke tempat tabib, dan ternyata panah yang tertancap dibadan adiku memiliki sebuah racun yang sangat sulit untuk disembuhkan. Saat aku mendengarkan itu aku panik dan tidak bisa berfikir dab berkata-kata lagi. Tapi kata tabib itu, ada sebuah cara untuk mengatasinya yaitu membawanya ke tempat seorang tabib terkenal yang bernama tabib murdog. Disana dikatakan bahwa dia adalah seorang tabib yang memiliki kekuatan sihir penyemuhan yang sangat bagus dan dapat mengobati apapun penyakitnya bahkan racun terkuat sekalipun. Saat itu aku berpikir untuk membawanya kesana, tapi tempat itu sangat mahal dan aku tidak begitu mempunyai banyak uang. Dan disaat itulah aku bekerja dengan saat keras dan mengumpulkan uang yang banyak untuk mengobati adiku. Apapun pekerjaanya dari pekerjaan baik maupn pekerjaan kotor, karena itulah aku menerima pekerjaan ini" dengan perasaan sedih. Sedangkan haruto yang mendengarkanya terdiam sejenak dan menangis dengan wajah terharu tapi berekspresi konyol.

"sepertinya hidup terlalu sulit yang gan" sambil menarik ingus yang keluar [bayangkan sendiri suara tarikan ingusnya, karena saya tidak tau suaranya]

"maka dari itu, aku harus mengambil mereka berdua dan membawanya kepada seseorang yang sudah menyewaku" dengan ekpresi yang serius walaupun bercampur aduk dengan perasaan sedih.

Seketika resti mendekata daan bertanya kepada musuh.

"sekarang, adikmu berada dimana?" Tanya resti kepada musuh.

"ada apa resti" Tanya haruto kepada resti.

"sekarang dia ada dirumah, sedang berisitirahat"jawab sang musuh.

"bolehkah kami melihat kondisinya?" Tanya resti kepada musuh.

"hoii, resti kita tidak bisa melkukan penjengukan sekarang. Karena kita harus menolong teman-teman salsa dan misha. Apa kau sudah melupakanya!"

"aku tau haruto, tapi kalau kita ingin menyelamatkan mereka, kita masih membutuhkan bantuan. Kita berdua tidak cukup untuk menyelamatkan mereka semua. Apa kau tau itu!"

"sial, baiklah, kita akan menjenguknya. Hooi, tunjukan jalan kerumahmu." Dengan muka datar dan seram.

"baiklah" seketika mereka mulai berjalan kerumah sang musuh. Dalam perjalanan mereka melewati lembah, sungai dan hutan.

"oh ya, kami belum tau namamu. Beritau namamu lah?"Tanya haruto.

"oh ya, kita belum tau namanya.siapa namamu?" Tanya resti juga.

"namaku adalah kiki. Kiki albert" jawabnya.

"aku resti dan laki-laki yang bersamaku ini haruto. Salam kenal kiki." Jawab resti.

"aku salsa"

"aku misha"

Kemudian kiki melihat mereka dan mengangguk dan mengucapkan"iy,salam kenal. Dan maafkan aku karena telah berbuat kasar kepada kalian"

"tidak apa-apa" jawab salsa dan misha.

Merkea terus berjalan dan berjalan hingga sampai disebuah pedesaan terpencil.

"kita sudah samapi di desa tempat aku dan adiku tinggal. Desa ini bernama desa senggo"kata kiki, dan mereka pun berjalan kerumah kiki.

"inilah rumahku, ayo masuk"

"heee, jadi ini rumahmu, berbentuk sangat klasik dan ciri khas perdesaan ya. Tapi sangat bagus." Ujar haruto terhadap rumahnya kiki.

"terimakasih, ini adalah rumah peninggalan orang tua ku." Jawab kiki.

"oh ya, dimana adikmu?" Tanya resti

"ada dikamar atas, ayo ikuti aku."

Merka berjalan dan menaiki tangga dan menuju kamar adik kiki.

"disini" dan saat membuka pintu resti dan haruto terkejut melihat adik haruto yang tubuhnya mengering dan sangat kurus. Seperti kekurangan gizi dan memiliki deman yang sangat tinggi.

"ini sudah sangat parah" ujar resti.

"ada apa resti?" Tanya haruto

"nee, haruto bisakah kau membantuku untuk menyembuhkanya" Tanya resti kkepada haruto.

"kau bisa menyembuhkanya?"Tanya kiki.

"aku memiliki sebuah kemampun penyembuh, tapi kemampuan ku sangat menguras kekuatan dan energi sihir. Makanya aku membutuhkan sihir haruto sebagai tambahan" sambil melihat haruto.

"aku tidak mau, kenapa aku harus menolongnya" ujar haruto.

"apa dengan kekuatan sihirku tidak cukup?" Tanya kiki.

"tidak bisa, karena kekuatan sihirmu sangat kecil dan sangat berbeda dengan sihirku. Sedangkan haruto memiliki kekuatan sihir yang sangar besar dan entah kenapa kekuatan sihirku dan haruto sangat mirip. Dan itu sangat membantu. Dan jika kau terus memasakan untuk menggunakan sihirmu, itu hanya sia-sia. Dan adikmu tidak akan selamat. Semua nya hanya tergantung kepada haruto mau atau tidak" ujar resti sambil melihat haruto.

"sudah kukatakan bukan, aku tidak mau. Untuk apa aku melakukan hal itu. Aku tidak memiliki kewajiban untuk itu. Dan juga kenapa aku harus menolong seseorang yang sudah menyerang-"

"haruto!!" dengan suara yang keras, resti membentak haruto. Dan seketika kiki bersujud dan meminta pertolongan kepada haruto.

"kumohon, selamatkan adiku, aku akan meberikan apapun itu. Walaupun nyawaka. Tapi sebagai gantinya sembuhkan adiku" dengan suara pelan. Kiki meneteskan air matanya. Seketika haruto melihat resti. Dan resti mengangguk. Haruto yang tidak memiliki pilihan lain, akhinya haruto membantu mereka.

"baiklah, aku akan membantumu" jawab haruto.

"aaahhh, terima kasih banyak" sambil berdiri.

"jadi, apa yang harus aku lakukan?" Tanya haruto kepada resti.

"pertama alirkan energy sihirmu kepadaku dengan memegang tanganku"

"baiklah" haruto memegang tangan resti, walaupun merasa malu."njirrr, halus banget tangannya si resti"

"haruto!" seketika haruto terkejut mendengarkan teguran resti.

"ada apa?"

"fokuslah"

"baiklah"

"aku mulai, hell protexion" seketika cahaya hijau menyinari ruangan. Tubuh si adiknya kiki mulai sembuh. Tubuhnya yang tadi mengering, mulai berisi dan mulai menampakan kesehatan adik kiki yang mulai membaik. Resti yang berusaha keras menyembuhkan adik kiki, mengeluarkan keringat dan mulai kewalahan. Tapi haruto, sihirnya yang diserap begitu banyak, tidak merasa lelah. Dan seketika resti berhenti.

"sudah selesai" ujar resti sambil ngos-ngosan dan kewalahan.

"apa kau baik-baik saja, wajahmu begitu pucat" Tanya kiki>

"tidak apa-apa, selain itu lihat lah kondisi adikmu"ujar resti yang masih meraa sesak nafas. Seketika kiki menempelkan tanganya ke kepala adiknya untuk mengukur suhu tubuhnya.

"panasnya turun, dan juga sepertinya kondisinya sudah membaik." Ujar kiki.

"benarkah, kalau begitu syukurla-" seketika resti pinsan dan jatuh kelantai.

"resti!!!" teriak haruto, yang terkejut melihatnya pingsan. Dan seketika adik kiki bangun.

"kak, ada apa rebut-ribut begini" sambil duduk di tempat tidur. Dan seketika haruto mengangkat resti dan menendang adik kiki dari tempat tidur dan meletakan resti ditempat tidur.

"anjirrr, apa yang kau lakukan" ujar kiki

"haaa, aku sedang meletakan resti ketampat tidur" ujar haruto

"yaa!!, jangan menendang adiku dari tempat tidur juga, dia baru sembuh" dengan marah-marah. Dan seketika adik kiki berdiri dan.

"kakak!"

"ada apa?"

Dengan eskpresi tegang, dan terlihat malah adik kiki menatap kiki dan haruto.

"aku lapar!"

"haaaaaa" teriak haruto dan kiki

To be continue