" sudah tiada!" Haruto terkejut dengan yang dikatakan oleh Restia
"benar, saat usiaku 5 tahun, saat keluargaku sedang mengalami kondisi keuangan yang buruk.keluarga tidak bisa membayar pajak yang sudah ditetapkan oleh raja kegelapan" dengan raut wajah yang sedih dan ingin menangis.
"pajak yang diberikan oleh raja kegelapan?" dengan memegang dagu dan berpikir.
"waktu itu"
Dalam masalalu nya si resti"tunggu, tolong berikan aku waktu lagi"
"Tidak ada waktu lagi, waktu yang diberikan sudah cukup"
"ibu"
"resti cepat, mauk kedalam sini, dengarkan kata ibu. Jangan keluar dari disini mengerti"
"iya, tapi ibu mau kemana, tetaplah disini"
"ibu harus turun , dan membantu ayah" seketika ibu resti mendengar suara
Gubraakkkk
Ibu resti berlari kebawah dan melihat ayah resti telah tergeletakan di lantai.
"ayah, kau tidakapa-apa"
"tidak apa-apa" sambil batuk uhuk uhuk.
"apa yang telah kalian lakukan"
"tidak ada, kami hanya sedang bermain" mendekat dengan perlahan dan menendang ibunya resti hingga terpental menabak dinding, gubraakk
"ibu, sialan kalian akan ku habisi kalian" dengan sekejap dari belakang ada yang datang dan membuat sang ayah pingsan dengan menepuk lehernya.
"komandan" sambil berdiri tegap dan gagah.
"kalian, berhentilah bermain-main dan cepat"
"baiklah"
Mereka pun membawa kedua orang tua resti, dan semenjak itu resti tidak pernah melihat kedua orang tuanya lagi.
" jadi orang tua mu ditangkap karena tidak membayar pajak, jahat sekali mereka" dengan rasa marah.
"bagaimana lagi, waktu itu aku tidak memeliki kebranian untuk melawan, dan sekarang aku selalu rindu mereka" sambil meneteskan air mata. Semakin lama semakin deras mengalir air mata di pii resti.
" ayah, ibu" haruto mendekat dan mengusap kepalanya dan memeluknya.
"tidak apa-apa, sekarang kau tidak akan kesepian lagi, karena aku akan selalu ada disisimu" ucap haruto sambil memeluk resti. Resti yang menangis mulai berhenti dan memluk erat haruto. Haruto kemudian melepas pelukanya secara perlahan dan menghapus air mata resti dengan usapan tanganya. Pipi resti menjadi merah merona dan malu. Haruto tersenyum karena merasakan sebuah kehangatan dan restia terseyum karena telah diberikan kasih sayang dengan haruto. Kemudian mereka berdiri dan melepaskan pelukanya. Dan beberapa saat mereka berdiri, datang pasukan kerajaan kegelapan menorak pintu rumahnya.
"kalian, membuat kami terkejut saja. Dan juga kalian telah merusak pintu rumah resti, kalian harus menggantinya mengerti" kemudian haruto melihat resti. Wajah resti yaang pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Resti tau bahawa dia harus membayar pajak, tapi resti sedang tidak memiliki uang.
" komandan, fedrik" masih dengan wajah pucat dan keringat dingin
"yo, resti aku datang untuk mengih pajak yang sudah dicantumkan" komandan fedrik-pun menarik tangan resti. Haruto yang tidak tinggal diam dan menendang tangan komandan fedrik guudrakk dan terjatuh gubrak.
"lepaskan tanganmu dari resti, sialan" dengan tatapan wajah yang sangar.
" siapa kau, beraninya kau menentang pasukan kerajaan. Kau akan kami tangkap dan kami eksekusi karena telah berani melawan kami" dengan wajah marah komandan fedrik, tapi komanadan fedrik tidak memasang raut wajah marah saja, tapi juga raut wajah pucat dan ketakutan.
"ooo" sambil berjalan kebelakang untuk mengambil pedang. saat haruto memegang pedang dan berjalan kedepan resti, haruto menarik pedang dari sarungnya dan mengatakan.
"kalau kalian ingin menangkapku, silahkan maju. Dan juga tidak akan kubiarkan kalian menyentuh resti, walaupun sehelai rambutnya, dengan ekspresi marah.
"beraninya kau melawan kami, prajut tangkap dan bawa mereka "
"baiklah" dengan serentak.
"resti, kebelakang sedikit. Dan tunggu sebentar, karena sebentar lagi akan selesai"
"baiklah haruto, berhati-hatilah"
Dengan terseyum haruto membalasnya, haruto langsung melompat dan menendang salah satu prajurit. 'siiuuut, gubraak. Kemudian haruto menangkis pedang yang dihunuskan dari belakang ounggungnya dengan cepat, tiing.haruto mendorong pedang tersebut dan menyayat prajurit terebut. Kemudian para prajurit menyerangkan bersamaan, dan waktu itupula haruto mengeluarkan skillnya yaitu power blester. Pedang yang ada ditanganya tiba tiba mengeluarkan api dan membakar semua prajurit suuiittt.
Komandan fedrik yang tak berkutip saat melihat kemampuannya haruto, mulai takut dan berlari dengan ketakutan. Haruto yang melihatnya berlari dan ingin mengejar tapi dipanggil oleh resti.
"haruto, tidak usah dikejar' teriak restia
"baiklah" kemdudian haruto menyarungkan kembali pedangnya dan berlari menuju resti. Kemudian haruto memegang pundak resti.
"apa kau terluka"
" tidak" dengan menunduk dan wajah merah merona.
"syukurlah, ada apa resti?"
"tanganmu haruto"
"tangan?, aaaaa,maaf" sambil melepas tanganya dengan cepat.
"tidak apa-apa, tapi rumahku" melihat rumahny yang terbakar karena skil haruto yang dikeluarkan saat melawan para prajurit tadi.
"maafkan aku, tentang rumahmu"
"tidak apa-apa, lagipula jika kau tidak ada mungkin aku sudah dibawa ke istana. Jadi terimakasih haruto"
"kemana kau mulai sekarang"
"tidak tau, mungkin aku akan tinggal dihutan dan membangun rumah kecil" dengan seyum kecil dan merasa depresi. Haruto yang mendengar itu pun terkejut dan memeluk resti. Resti pun terkejut.
"apa yang kau lakukan lepaskan'
"tidak akan, karena aku sudah merusak kehidupanmu biarkan aku bertanggung jawab"
"haruto"
"restia, tolong, biarkan aku merasakan kehangatan darimu, karena aku belum pernah merasakan kehaangatan yang sangat hangat sebelumyna"
"haruto" resti pun membalas pelukanya dan tanpa disadari resti telah jatuh cinta kepada haruto.
"nee, haruto aku baru kepikiaran apa yang akan aku laukan selanjutya kulakukan'
"apa itu?"
"aku akan ikut dalam perjalanamu" sambil malu dan tersenyum.
"eee, tapi perjalananku itu"
"tidak ada tapi-tapi. Katanya kau akan bertanggung jawab atas perbuatanmu kan. Jadi kau harus membiarkan aku ikut dalam perjalanmu"
"hmmm, resti ternyata keras kepal juga ya, baiklah , aku akan membawa ikut dala perjalanku dan aku akan melindungimu rasti"
"iy, tolong bantuanya haruto" dengan wajah gembira dan seyum yang manis.
Disisi lain orang tua kandung haruto yaiitu indra dan liya sedang berjalan menuju rumah ari. Setelah selamat , indra dan liya disarankan untuk tinggal dirumah ari. Karena tempat tiggal mereka sudah tidak ada.
"kita sampai, inilah rumahku. Maaf jika rumahku sangat biasa"
"tidak apa-apa, lagipula kami tidak memiliki hak unntuk protes kepada seseorang yang sudah menolong kami"
"ayo masuk, dan duduklah dimana kalian suka"
"baiklah" saat masuk liya melihat sebuh foto ari bersama anak, dan saat ari melihat liya.
"anak itu adalah haruto, anak kalian"
Dengan mengeluarkan air mata, liya mengangkat foto " dirimu sudah besar ya haruto. Sudah menjadi seorang yang gagah dan kuat" indra mendekati liya dan memluknya sambil melihat foto haruto. Ari tersenyum melihat mereka yang telah menemukan anak mereka.
Disisi haruto sedang berjalan untuk menuju ke desa berikutnya.
"nee, haruto ayo kita istirahat, aku sudah lelah dan juga sudah lapar"
"begitukah, kalau begitu" sambil melihahat kiri dan kanan.
"ayo kita istirahat disana, di dekat sungai"
"baiklah" mereka pun beristirahat didekat sungai. Haruto menangkap ikan sedangkan resti meyiapkan alat untuk memasak.
"aku sudah menangkap ikanya'
"oke, bawa kemari aku akan mengolahnya"
"baiklah"
"oh ya Haruto, bisakah kau mencari kayu bakar" sambil membersihkan perut ikan.
"baiklah"
Haruto pun, mencari kayu bakar kehutan. Saat mencari kayu bakar, haruto melihat kancil dan kelinci sedang berjalan haruto pun berpikir mengkap mereka untuk makan malam nanti. Haruto pun menarik pedang dari sarungya dan menggunakan skill tak terlihat hell dan mendekat dengan mengendap-endap.saat haruto sudah dekat dengan mangsa, haruto pun menusuk kancil dan kelinci secara bersamaan. Dan membawanya kembali.
" aku sudah mendapatkanya restia, kayu bakarnya"
"iya, terimaksaih"
"dan juga aku mendapatkan mereka" sambil mengangkat kelinci dak kancil dan haruto tersenyum. Dan restia yang sudah selesai meersihkan ikan melihat apa yang dibawa haruto,
"uwaahh, kelinci dan kancil. Dimana kau menekukanya"
"disana, aku pun menangkap mereka"
"ini bisa menjadi makanan kita nanti malam dan pagi harinya"
"eehh, bukanya ini tidak cukup untuk paginya?"
"tidak cukup, karena kiat harus makan sayuran bukan daging saja. Kita harus makan secara simbang menegerti"
"heee, baiklah"
"tapi, bagaimana kita memasak sayuranya jika tidak ada kuali kecil"
"kalau itu tenang saja" haruto mengabil tasnya dibawah pohon dan"jeng jeng jeng jeng"
"kau membawa kuali kecil ternyata"
"begitulah, aku membawanya, agar aku bisa membuat sup"
"baiklah, aku akan memaak ikanya dulu" restia memotng bahan-bahan yang dibutuhkan. Restia memasukan air kedalam kuali kecil, kemudian memasukan bumbunya dan memasukan ikan dan menutupnya.
"baiklah haruto, ayo kita pergi mencari sayuran liar yang bisa dimakan"
"ehh, memangnya da disekitar sini"
"ada, aku tadi sempat melihat sayuran liar lokia,tunas angeleca,dan pakis bunga. Disebelah sana" menunjuk disebelah ujung sungai
"apakah tidak apa apa, meninggalkan bahan masakan kita"
"tidak apa apa, ayo bergegas mengambilnya"
Merek berlari dan mengambil sayuran tersebut. Mereka memetik dan mencaput sayuran yang dicari.
"sepertinya sudah banyak, ayo kita kembali"
"baiklah" saat mereka kembali, sup yang dibuat menggunkan ikan sudah matang da n siap disantap.
"uwah, ikanya sudah masak"
"baiklah, sekarang kita harus memasak sayuranya juga"
"baiklah"
Resti memasak dan haruto menyiapkan tempat makan. Saat sayuran yang dimasak oleh restia masak, restia mengangkat sayuranya dan membawanya ketempat yang sudah disiapkan oleh haruto.
"sayuranya sudah masak juga"
"tentu saja" sambil menaruhnya ke bawah dan membuka sayuranya.
"uuwaaahhh, kelihatanya enak"
"baiklah, haruto ayo kita makan"
"baiklah, selamat makan"
Dan saat mereka makan, muncul seorang gadis dan anak kecil dari semak semak. Dan sepertinya mereka adalah sebuah budak yang lari dari tempat mereka. Haruto dan resti terkejut saat melihat meraka
To be continue