Ye Shutong melihat gerakan He Jingyao dan sorot matanya terlihat terluka untuk sesaat.
Setiap dia melihat He Jingyao, He Jingyao sangat suka melakukan gerakan seolah He Jingyao menganggap dirinya sebagai debu dan ingin menyingkirkannya.
Tapi sayangnya Ye Shutong adalah Ye Shutong.
Ye Shutong tersenyum. "Kamu kagum karena aku tidak tahu malu?"
"Bukan, aku kagum dengan keras kepalamu." Suara He Jingyao terdengar hangat. "Alasan kamu tidak mau menyerah adalah karena kamu percaya aku tidak memiliki pilihan lain. Kamu percaya seiring berjalannya waktu, suatu hari aku pasti akan mengalah."
Sorot mata Ye Shutong terlihat bangga. "Benar, tidak heran kamu adalah He Jingyao. Mereka tahu aku memiliki perasaan yang dalam kepadamu, tapi hanya aku yang tahu itu tidak benar, tentu saja kamu juga tahu."
