"Jingyao …" Su Zhixi bicara dengan suara gemetar.
"Hm?" He Jingyao menjawab dengan suara pelan.
"Aku …" Su Zhixi menarik napas dalam dan tiba-tiba merasa tidak bisa seperti ini terus, dia merasa sudah menghindar terlalu lama. Dia tidak mau bersikap seperti tidak tahu apapun karena He Jingyao memanjakannya selama ini.
"Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu." Su Zhixi menolehkan kepalanya dan matanya sudah terlihat berair.
Sorot mata He Jingyao seketika menjadi sedikit muram, dia tiba-tiba mengulurkan jarinya dan menekan bibir Su Zhixi. "Aku tidak mau dengar."
Su Zhixi membelalakkan matanya. "Tapi …"
"Aku tahu apa yang mau kamu katakan." He Jingyao tertawa dengan suara serak. "Tapi ini tidak penting."
Selama beberapa hari ini He Jingyao dapat melihat dengan jelas bahwa senyuman Su Zhixi menyembunyikan perasaan sedih dan luka.
He Jingyao tidak pernah melewatkan bekas air mata di pipi Su Zhixi saat pagi hari.