Chereads / Bersantai di Dunia Binatang / Chapter 30 - Munculnya Binatang Buas

Chapter 30 - Munculnya Binatang Buas

"Apanya yang disayangkan?"

"Sayangnya itu jatuh ke tanganku." Mata Parker menunjukkan permusuhan, dan ia dengan tegas berkata, "Aku akan membakarnya, siapa yang menyuruhnya untuk merayu perempuanku!"

Bai Qingqing dibesarkan dalam masyarakat yang beradab dan menerima pendidikan yang baik. Tentu saja, ia tidak akan memiliki pemikiran barbar tentang dunia binatang, dan ia pun langsung merasa bersalah.

Ia yang memungut kulit ular ini, dan itu masih merupakan hal yang sangat penting bagi ular, bagaimana bisa dibakar seperti ini?

"Jangan dibakar! Kamu bisa mengembalikannya."

"Hah! Banyak binatang dibunuh oleh suku binatang buas. Aku tidak hanya akan membakar kulit ular itu, tapi juga akan memanggil anggota suku untuk mencekiknya nanti." Parker mengambil kayu bakar dalam pelukannya dan mulai menyalakan api di luar rumahnya.

Bai Qingqing melihat sikap Parker yang sangat, ia berusaha menahan ketidaknyamanan yang ia rasakan ketika melihat Parker mengambil kulit ular itu. Diam-diam ia pun menyelinap pergi dengan tenang.

Tidak berselang lama, sudah terlihat api yang disulut oleh Parker mulai membumbung tinggi. Bai Qingqing menghilang bersamaan dengan kulit ular itu, "Dasar gadis bodoh, bukankah sudah kubilang kalau binatang buas itu sangat jahat!"

Parker segera bergegas lari menuju tempat tinggal suku tersebut.

Bai Qingqing memegang kulit ular yang berat itu, dan berlari keluar dari mulut lembah, namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya.

Di seberang danau, tampak berdiri seorang pemuda tanpa mengenakan pakaian sehelaipun. Pemuda itu bertubuh tinggi dan berkulit putih pucat, seperti vampir dalam mitologi Barat. Rambutnya yang panjang berwarna merah terang itu terurai ke bawah mencapai pinggul.

Penampilannya tidak seganas binatang macan tutul, tampak maskulin dan tampan. Dengan mata merah darah yang terlihat bengis dan tidak kenal lelah membuat orang merasakan aura yang dingin.

Pada saat ini, pemuda tersebut menatap tajam ke arah Bai Qingqing.

Bai Qingqing ditatap oleh pemuda tersebut, seketika tubuhnya tiba-tiba terasa dingin tanpa alasan. Ia menatap pemuda itu dengan mata terbuka lebar, dan secara tidak sengaja menyapu pandangannya ke tubuh bagian bawahnya yang telanjang, di mana ada dua dadu kecil yang terlihat!

Bai Qingqing berkedip dan merasa sedikit terpesona, tetapi sikapnya yang masih tetap diam membuatnya melihat sekali lagi bagian bawah tubuhnya yang telanjang itu.

Rambut merah dan mata merah pria ini bukanlah yang paling mempesona. Hal yang paling menarik di tubuhnya adalah empat pola binatang yang ada di wajahnya. Tato berbentuk seperti titik air ada di dua sisi pipinya.

Tato itu ada dua kali lebih banyak dari yang dimiliki oleh Parker, dan itu menunjukkan bahwa ia adalah yang terkuat di sukunya. Ekspresi wajahnya benar-benar asing bagi Bai Qingqing, namun kesan bahwa ia kuat benar-benar tidak bisa abaikan, "Qingqing!"

Suara Parker yang terdengar panik datang dari belakang, tiba-tiba Bai Qingqing kembali ke akal sehatnya. Ketika ia melihat ke belakang, Parker berlari ke arahnya dengan penuh semangat dan meraung, "Kemarilah!"

Bai Qingqing menyadari bahwa pria ini adalah binatang buas, dan ia bersiap untuk lari. Tetapi ia tidak menyangka ternyata pergelangan tangan kirinya tiba-tiba dijepit dengan kuat oleh tangan dingin yang besar.

Tangannya sangat dingin sehingga tidak terlihat seperti orang yang hidup, sangat dingin sehingga darahnya terasa membeku.

Ular yang berat itu tidak bisa meraih Bai Qingqing dengan satu tangannya. Namun karena melihat Bai Qingqing hampir terjatuh, secara naluriah ia meletakkan satu tangan di lengannya.

Kejadian ini membuat Ke Disi berkedip namun tetap dalam kondisi yang tenang.

Ia datang ke sini tidak untuk mencari betina dan hanya sekedar lewat, karena melihat sebuah danau yang jernih dan akhirnya memutuskan untuk istirahat sebentar. Tanpa diduga, ia juga ingin berenang di danau ini. Saat kembali, ia sudah melihat bahwa kulit ularnya hilang dan hanya menyisakan napas seorang wanita.

Ia menemukan tempat ini karena mengikuti bau dari gadis itu dan akhirnya bertemu dengan gadis yang membawa sisik ularnya.

Wajahnya tampak lumayan, tapi tatapan matanya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, sangat menawan. Tidak ada tanda pasangan di tubuhnya, itu karena ia belum dewasa. Kebetulan, ini juga waktu yang tepat baginya untuk mencari pasangan.

Bai Qingqing menoleh dan menatap Ke Disi yang mulai mendekat. Ia melihat pria sangat tinggi itu, bahkan kepalanya lebih rendah daripada dada pria itu. Tubuhnya ramping, tetapi tidak kurus, ditutupi dengan otot-otot yang proporsional dan indah.

Jelas-jelas tadi Bai Qingqing melihat pria itu berdiri sejauh belasan meter darinya, tapi tiba-tiba ia sudah berada di dekatnya, kecepatan macam apa ini sebenarnya?

"Raor!" Parker melihat bahwa Bai Qingqing tertangkap, matanya seketika langsung memerah. Aumannya berubah menjadi binatang buas, fisiknya yang kuat bergegas mendekati ular dengan kekuatan penyerangan terbaik dari macan dan mengabaikan kekuatan lawan.

Tanpa di duga, ternyata itu adalah binatang pengembara berkaki empat.

Raungan binatang macan tutul bergema di Lembah Punuk dan rok kulit binatang milik Parker yang hancur perlahan jatuh dari langit.

Tatapan mata Ke Disi tampak tenang memperhatikan keganasan macan tutul yang ada di depannya, semakin dekat, semakin jelas, tapi ia masih tidak bergerak sedikitpun.

Sampai macan tutul hanya berjarak 20 meter darinya, bayangan hitam dan merah muncul di udara, kemudian ia mendengar suara 'wuss' dan tubuh macan tutul itu jatuh dengan keras ke tanah.

Tubuh bagian bawah Ke Disi berubah menjadi ekor ular yang panjangnya lebih dari sepuluh meter, dengan bintik-bintik hitam dan latar belakang merah, seperti ular rantai merah versi besar, dan kontras hitam dan merah yang intens membuat orang yang melihatnya pasti bergidik.

Terutama Bai qingqing yang takut pada ular.

Mata Bai Qingqing yang terbuka penuh dengan kepanikan, jalan napasnya sepertinya tersumbat, dan ia tidak bisa bernapas dengan mulut terbuka lebar. Ia tidak bisa memutar lehernya yang kaku untuk melihat ke atas sampai akhirnya ia mendengar raungan Parker.

"Parker!"