*****
"Xander, kamu tunggu di sini saja ya nak. Kalau kamu ingin bermain, jangan terlalu jauh. Cukup di sekitaran sini saja." Ucap seorang wanita dengan perawakan yang begitu elegant.
Mata hitam yang bulat. Senyum yang cantik dihias oleh lipstik merah yang tidak terlalu gelap. Bahkan, rambut yang terikat sanggul. Menambah kesan mewah ketika ia menggunakan stelan jas berwarna pink muda yang indah dipadu dengan sepatu heels 5 cm.
Wanita itu, begitu terkenal di panti asuhan tersebut. Yang biasa di kenal sebagai Mrs. Lim. Seorang wanita yang memiliki suami kaya raya. Suaminya adalah seorang pengusaha sukses yang terkenal. Mrs. Lim mengatakan, kekayaannya berkat dirinya dan suaminya sering menyisihkan waktu untuk menyantuni anak-anak yatim piatu. Bahkan, anak-anak yatim piatu yang sudah beranjak dewasa diberi pekerjaan di dalam perusahaan yang mereka miliki. Tidak heran, keluarga mereka begitu disanjung oleh orang-orang yang mengenal mereka. Bahkan, banyak orang yang begitu iri dengan keluarga yang harmonis seperti keluarga Mr. Huang.
Mr. David Huang dan Mrs. Hana Lim memiliki anak tunggal bernama Erico Xander Huang. Seorang anak lelaki yang sejak berusia 12 Tahun sudah terlihat begitu menawan dalam perawakannya.
Saat Mrs. Lim tengah sibuk untuk membantu para ibu-ibu yang memang hari ini merupakan bakti sosial yang diadakan. Sedangkan Xander, terlihat mulai jenuh dalam keterdiamannya. Ia beranjak berdiri dan perlahan, berjalan mengitari belakang panti asuhan tersebut.
Belakang panti asuhan tersebut, terlihat begitu banyak pohon-pohon yang cukup tinggi, bahkan beberapa tanaman kecil lainnya. Begitu pun ia juga melihat tanaman bunga lily, maupun bunga daisy. Kupu-kupu yang berterbangan membuat Xander, begitu takjud akan keindahan taman belakang pada panti asuhan tersebut.
Ia kembali berjalan, akan tetapi... tidak butuh waktu yang lama, langkah itu terhenti. Begitu pun pandangannya yang terdiam menatap seorang gadis kecil yang sedang duduk sendirian di taman belakang tersebut.
Xander berjalan mendekati gadis itu.
"Ekhm." Deheman yang membuat gadis itu menolehkan pandangannya.
Ia menatap Xander. Seorang gadis kecil yang wajahnya mulai terlihat jelas. Wajah kecil dengan mata yang bulat berwarna coklat terang. Bibir kecil yang terlihat begitu merah merona. Lalu, rambut coklat kehitaman panjang yang terlihat ikal terjuntai dibawahnya, memperindah penampilan gadis kecil itu.
Bahkan, dengan wajah cantiknya, ia membuat Xander sejenak terdiam. Masih dengan pandangan yang terlihat polos, gadis itu terus menatap Xander. Membuat Xander membuang napasnya dengan begitu berat.
"Ada apa?" tanya dirinya dengan nada yang begitu lembut. Sekali lagi, ia membuat Xander terdiam dengan mendengar suaranya saja.
"Gege, ada apa?" gadis itu kembali bertanya.
"Ha?"
Sepertinya, Xander tersadar dari lamunannya. Ia sadar ketika gadis itu kembali bertanya untuk kedua kalinya.
"T..tidak ada." Jawab singkat Xander kepada dirinya.
"Aku kira, gege kenapa."
"Hmm... apa kamu sendirian duduk di sini?"
"Hm, iya. Aku duduk di sini sendirian."
"Mengapa kamu duduk sendirian di sini? di mana teman-temanmu?"
"Aku baru saja tiba. Dan aku belum memiliki teman."
"Baru saja tiba?"
"Hm... bibi mengantarku kemari. Setelah ayah melarikan diri dari rumah, lalu ibu yang meninggal karena terkena kanker."
Seketika Xander terdiam, mendengarkan ucapan gadis kecil itu. Seketika, hatinya terasa begitu sakit mendengarkannya.
"Gege, apa baru di sini? sama seperti aku?"
"T..tidak."
"Oh, aku berpikir, kalau gege sama seperti diriku. Ternyata aku salah. Maafkan aku gege." Gadis kecil itu seketika berdiri. Dia membungkuk, kan setengah badannya. Meminta maaf kepada Xander. Sikapnya begitu sopan dalam beretika, membuat Xander semakin terhanyut kepada dirinya.
"Siapa namamu?"
"Namaku adalah Serein, Serein Moonbow."
"Namamu terdengar begitu jarang."
"Tapi ibu mengatakan, namaku memiliki arti."
"Apa artinya?"
"Serein adalah kabut atau hujan yang sangat lebat yang jatuh dari langit cerah. Lalu Moonbow adalah pelangi yang disebabkan oleh pantulan cahaya bulan."
"Lalu intinya?"
"Intinya, walaupun Serein terdengar begitu suram. Pada kenyataannya, hujan tidaklah selalu menjadi keadaan yang membuat orang-orang bersedih."
Gadis ini benar-benar bijak dalam berbicara. Kembali, Xander terhanyut dengan ucapan dirinya.
"Kalau gege, siapa namanya?"
"Aku Xander. Erico Xander Huang."
"Ah, seperti itu. Salam kenal Xander gege, aku Serein."
"Hm, salam kenal juga Serein."
Lalu kemudian, Xander menemani gadis itu bermain. Bahkan waktu mulai tidak terasa dalam detaknya. Matahari mulai tenggelam. Xander, beranjak pergi meninggalkan gadis itu.
Serein, melemparkan senyum yang teramat indah. Namun, mata yang memancar sebuah kesedihan, yang tak dapat disembunyikan oleh gadis kecil itu.
Dan saat itu juga, Xander memegang dadanya. Terasa begitu sakit, sakit yang datang begitu saja. Saat ia mengucapkan kata perpisahan kepada gadis kecil itu.
Mrs. Lim membawa Xander. Begitu pun Xander yang beranjak masuk kedalam mobil sedan mewah berwarna hitam itu.
Sekali lagi, ia menatap Serein yang melambaikan tangannya kepada Xander. Senyum yang begitu cantik, membuat Xander tidak dapat menghapus di dalam pikirannya.
****
"Mama pikir, kamu akan meminta pulang. Sebelumnya, kamu juga begitu sulit untuk mama ajak ke panti asuhan. Ternyata, kekhawatiran mama sedikit berkurang, ketika kamu mau bersabar menemani mama."
Xander hanya terdiam, mendengarkan ucapan Mrs. Lim, mamanya.
Sebelumnya, Mrs. Lim begitu kesulitan untuk mengajak anak semata wayangnya untuk ikut ke panti asuhan. Begitu pun Xander yang terus saja menolak dan sebelum itu wajahnya terlihat begitu ketat, saat Mrs. Lim memaksa Xander untuk ikut.
Namun, hal yang tak terduga terucapkan dari bibir Xander. "Aku ingin memiliki meimei."
"Meimei?" tanya Mrs. Lim kepada anaknya.
"Hm, aku ingin meimei. Rasanya, aku begitu kesepian. Tidak memiliki teman."
"Bukannya di sekolah kamu memiliki banyak teman. Bahkan, di tempat bimbel kamu juga memiliki teman."
"Teman yang ingin aku manjai, teman yang ingin aku lindungi. Bahkan, teman yang ingin ada di sampingku terus."
"Maksud kamu?"
"Apa aku boleh meminta kepada mama dan papa, untuk mengadopsi meimei untuk diriku?"
"Kamu mau mengadopsi?"
"Hm, mama mau, kan?"
"Kenapa mendadak?"
"Aku kesepian mama. Disaat mama dan papa yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku ingin memiliki teman yang selalu ada di sampingku. Teman sekolah dan bimbelku, hanya ada dijam tertentu. Tidak untuk selalu ada bersamaku."
"Sayang...,"
"Xander meminta mengadopsi. Karena Xander tahu, kalau mama sudah mengangkat rahim. Xande minta maaf ma, kalau bertindak egois seperti ini. Tapi, sebentar lagi Xander akan berulang tahun. Xander menginginkan mama dan papa untuk mengadopsi meimei untuk Xander."
"Hhh... baiklah, mama akan bicarakan ini kepada papa."
"Katakan kepada papa, sesampai di rumah mama."
"Kenapa seperti itu?"
"Kalau mama tidak cepat mengadopsinya, orang lain akan mengangkatnya. Aku tidak ingin kehilangan dirinya. Aku nyaman berada di dekatnya."
"Dia?... siapa?"
"Serein. Serein Moonbow. Seorang gadis kecil berumur 7 Tahun. Hari ini, dia baru diantar ke panti asuhan tadi. Dengan riwayat ayahnya yang melarikan diri setelah ibunya meninggal. Bibinya, mengantar dirinya ke panti asuhan."
"Apa karena gadis itu, kamu terlihat begitu tenang padahal sebelumnya kamu begitu sulit untuk diajak?"
"Iya. Karena dirinya, Xander sedikit memahami tentang dunia."
"Tentang dunia?"
"Xander begitu malu, dengan anak berumur 7 Tahun yang selalu saja mengatakan harus bersyukur untuk apa yang telah dimiliki. Dia juga mengatakan, kalau Xander adalah anak yang begitu beruntung dengan apa yang Xander punya."
"Dia membuatmu seperti ini? wah... apa yang kalian bahas tadi? sepertinya begitu seru, ketika seorang anak kecil 7 Tahun sedang menasehati anak berumur 12 Tahun. Bahkan, mama sendiri begitu sulit memintamu untuk ikuti apa yang mama inginkan."
"Mungkin, aku akan menjadi anak yang semakin baik, ketika dia ada di sampingku. Benar, kan ma?"
"Sepertinya dia membuat seorang Xander luluh dalam bertindak. Baiklah, tidak perlu menunggu beberapa hari. Mama akan menghubungi kepala panti untuk mengadopsi Serein, sebagai hadiah ulang tahunmu."
"Terima kasih mama. Xander, akan menjaga hadiah itu dengan seluruh hidup Xander."