Chereads / Jalan Kehancuran / Chapter 14 - Menuju Ibukota (Bagian 4)

Chapter 14 - Menuju Ibukota (Bagian 4)

Hans menebas monster bertubuh hijau dan berkepala seperti babi di depannya. Pedang itu mengeluarkan cahaya menyilaukan dan melesat dengan cepat lalu membuat luka yang dalam pada tubuh Orc di depannya.

Tapi ini masih belum selesai, masih ada belasan Orc lain yang dengan ganas bergegas menyerang rombongan.

Toldo, yang juga seorang pemanah seperti Write menembakkan anak panah tanpa henti, mencoba meringankan beban Hans.

Tapi baju pelindung yang mereka kenakan mampu menahan dampak dari serangan panah tersebut. Melihat bahwa anak panahnya tidak banyak berpengaruh, Toldo membaca mantra dan kali ini ia menembakkan panah api menuju arah Orc.

Panah api itu melesat dengan cepat lalu menembus baju pelindung seorang Orc dan langsung membuatnya tumbang.

Selvi, seorang pembunuh, berlari di antara kerumunan Orc dan menyerang mereka menggunakan pisaunya. Dengan sihir angin yang dia kuasai, tidak sulit baginya untuk melakukan aksi tersebut, karena dia bisa dengan mudah menambahkan atau mengurangi kecepatannya.

Untuk saat ini situasi masih terkendali, kelompok kecil Orc ini jelas bukan masalah besar bagi kelompok petualang Hans.

Setelah berlari terburu-buru, akhirnya Beliam dan Write tiba. Tanpa basa-basi Beliam langsung membacakan mantra dan mengeluarkan sihir pendukung, sihir yang dia gunakan membuat Hans dan yang lainnya menjadi lebih cepat dan kuat.

Jelas, tugas Beliam bukan hanya penyembuh, dia juga mampu menggunakan banyak sihir pendukung.

Sementara itu, Write mengela nafas dengan berat lalu berlari menuju kelompok Orc. Sambil memandang Orc dengan kebencian karena mengganggu waktu istirahatnya, Write menembakkan panah yang tepat pada mata salah satu Orc.

Setelah itu Write langsung bergegas ke arah Orc dan menyimpan panahnya, lalu dia melompat dan secara bersamaan mengambil pisau kecil dari pinggangnya, kemudian tanpa ragu Write menusuk leher Orc.

Darah menyemprot dengan deras dan membasahi pakaian yang Write kenakan. Setelah berteriak kesakitan cukup lama, Orc itu tidak lagi bernafas karena kehilangan banyak darah.

Pertarungan terus berlanjut dengan keunggulan kelompok Hans meskipun kalah jumlah. Jelas, kualitas mereka mengalahkan kuantitas para Orc.

Hingga akhirnya tersisa satu Orc yang mencoba melarikan diri, tapi jelas tidak akan dibiarkan begitu saja, karena bisa saja Orc itu akan datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak.

Pedang Hans mengeluarkan cahaya yang menyilaukan, kemudian dia mengeluarkan tebasan menyamping menuju arah Orc yang melarikan diri tersebut, bilah cahaya terbang cepat dan kemudian membelah tubuhnya.

Kelompok petualang Hans berhasil mengalahkan kelompok Orc yang menyerang. Setelah itu mereka menyingkirkan mayat para Orc dan melanjutkan perjalanan.

Pada perjalanan selanjutnya mereka diserang beberapa kali oleh kelompok kecil monster, tapi itu bukan masalah besar bagi kelompok petualang Hans. Mereka mengalahkan semuanya dan terus menuju Ibukota.

Setelah berhenti beberapa kali untuk mengistirahatkan kuda, akhirnya mereka bisa melihat tembok besar berwarna putih yang melindungi Ibukota.

Selain itu, sebuah istana megah menjulang ke langit bahkan bisa dilihat dari jarak yang begitu jauh. Kerajaan yang mampu bertahan selama 1000 tahun layak dengan namanya.

Setelah membayar pajak masuk, rombongan akhirnya bisa memasuki ibukota dan misi yang Hans terima juga akhirnya selesai.

Goto membayar sisa setengah bayaran untuk kelompok petualang Hans, Goto menawarkan untuk memberikan jamuan makan malam, tapi ditolak oleh mereka.

"Haha, dengan begini kita bisa bersenang-senang di ibukota tanpa perlu peduli dengan uang."

Toldo berkata dengan sumringah sambil melihat koin emas bagiannya.

"Ya, akhirnya perjalanan yang melelahkan ini selesai juga, aku ingin segera tidur."

Write, menguap lalu meregangkan tubuhnya. Perjalanan jauh ini membuatnya sangat kelelahan.

"Hei, hei, jangan tidur dulu, ayo temani aku bersenang-senang."

Toldo meraih bahu Write dan menariknya pergi.

"Hei, tidak, aku hanya ingin istirahat." Write berusaha melepas tangan Toldo dari bahunya.

Tapi Toldo malah menguatkan pegangannya dan menarik paksa Write. "Tidak akan aku biarkan, kau harus menemaniku."

Setelah Write dan Toldo pergi, Hans memandang Selvi dan Beliam di sampingnya lalu berkata dengan senyum penuh arti. "Lalu, ayo kita bersenang-senang juga."

"Ya." Selvi dan Beliam menjawab dengan semangat.

Kemudian kelompok 3 orang tersebut pergi ke penginapan dan memesan sebuah kamar untuk 'bersenang-senang'.

Sedangkan itu, di sebuah gang sempit, Budi melemparkan sebuah kristal dan kembali berjalan dengan kakinya yang pincang.

Rencana berikutnya akan segera dimulai.