Chereads / Jalan Kehancuran / Chapter 16 - Impian yang Diwujudkan (Bagian 2)

Chapter 16 - Impian yang Diwujudkan (Bagian 2)

Di dalam kamar penginapan, Beliam terbaring tanpa busana, tubuhnya basah oleh keringat seolah-olah telah berlari ribuan kilometer.

Di sampingnya, Hans dan Selvi sedang melakukan 'aktivitas malam' dengan penuh semangat, desahan dan rintihan terus terdengar berirama dan sangat harmonis.

"Hei, bisakah kalian lebih pelan? Aku sangat lelah, aku ingin tidur."

Beliam yang masih terbaring sambil memejamkan matanya mengeluh pada Hans dan Selvi.

"Haha, jangan salahkan aku, ini semua salah Hans." Selvi berkata dengan wajah bahagia dan penuh ekstasi.

"Hei, sepertinya kau benar-benar harus dihukum."

Setelah mendengar apa yang Selvi katakan, Hans mempercepat iramanya dan membuat ruangan menjadi lebih berisik dari sebelumnya.

Setelah selesai, Hans turun dari kasur dan memandang dua keindahan yang sedang berbaring tidak berdaya di depannya.

Melihat mereka berdua seperti itu membangkitkan 'semangat'nya yang telah padam. Dia naik ke atas kasur lagi dan berbaring di atas Beliam.

"Yang benar saja, kau ingin melakukannya lagi?" Beliam membuka matanya dengan wajah terkejut.

"Kau tahu, petualang level S itu sangat kuat." Ucap Hans dengan senyum penuh arti.

"Terserah kau saja, lakukan apa yang ingin kau lakukan." Balas Beliam.

"Sesuai keinginanmu." Ucap Hans lalu mencium dahi Beliam.

Kemudian, tiba-tiba saja terdengar sebuah ledakan yang cukup besar. Meskipun begitu Hans tetap tidak peduli dan meneruskan hasratnya yang sudah tidak terbendung lagi.

Namun, tiba-tiba seekor monster besar mendarat tepat di depan jendela kamar. Monster seperti kadal tersebut terus meneteskan air liur dan memandangi Hans dan lainnya dengan penuh semangat. Hans langsung berhenti dan melihat ke arah jendela.

Tanpa memberikan kesempatan pada Hans dan yang lainnya, monster kadal itu langsung melompat dan menerkam mereka, giginya yang runcing pada mulutnya yang lebar langsung menusuk bahu Hans.

Teriakan kesakitan Hans beriringan dengan teriakan ketakutan Beliam dan Selvi, meskipun begitu mereka tidak bisa melakukan apapun karena terlalu lelah setelah melakukan hal 'itu' seharian.

Tanpa banyak perlawanan monster kadal itu terus mencabik-cabik dan menggigit Hans dan yang lainnya. Aroma darah mengudara dan membanjiri seisi kamar.

Di tempat lain, kejadian serupa terulang, manusia yang tidak waspada akan langsung menjadi makanan para monster yang keluar dari dalam portal.

Kristal yang dapat membuka portal bagi para monster tersebut didapatkan Budi dari bos di dungeon level SSS. Sebelumnya bos itu menghancurkan satu kristal dan mampu menahan gempuran dari petualang yang datang, tapi dengan sihir tingkat tinggi semua monster yang keluar dari dalam portal langsung musnah dan portal itu langsung tertutup.

Benar, portal itu akan terus terbuka hingga semua monster yang keluar dari dalam portal telah dikalahkan.

Kekacauan terjadi di mana-mana, banyak orang biasa yang tidak mampu melawan menjadi santapan para monster, para petualang yang mampu melawan juga terlalu kewalahan karena jumlah monster yang terlalu banyak.

Darah menggenang di setiap jalan. Potongan tubuh tak lengkap tergeletak seperti sampah di mana-mana.Teriakan putus asa datang silih berganti.

Ibukota yang damai dan makmur kini terlihat seperti neraka.

"Haha, matilah kalian semua, jadilah pengorbanan untuk dunia yang lebih baik!"

Budi mengamati semuanya dengan bahagia, senyum lebar tak pernah lepas dari wajahnya. Meskipun kali ini Budi tidak membunuh orang-orang dengan tangannya sendiri, tapi Budi tetap merasakan kebahagiaan yang tak terbendung.

Tidak lama kemudian Budi tiba-tiba mendengar sebuah suara.

"Tugasmu sudah selesai."

"Siapa itu?" tanya Budi dengan bingung, dia menoleh ke kiri dan kanan tapi tetap tidak menemukan sumber suara tersebut.