Seperti kemarin, Jack melihat Tarud sedang menikmati tembakau yang pelan-pelan terbakar di pipa kayunya sambil duduk di kursi goyang dan menutup mata. Mana yang melapisi tubuhnya terlihat tenang seperti air yang mengalir, tapi di balik itu ia merasakan sebuah kekuatan yang besar sedang tertidur.
Apa orang ini tidak ada pekerjaan lain? Bukankah kemarin dia berjanji untuk membuatkanku sebuah tombak?
Jack berdeham untuk menyadarkannya, "Ehem~"
"Aaaah, Jack. Apa yang kau butuhkan hari ini?" Tarud bangun dari kursi goyangnya dan berjalan mendekat meja.
"Aku ingin meminjam sebuah palu dan mendiskusikan sebuah bisnis denganmu" Kata Jack sambil tersenyum lebar.
Tarud membuat isyarat 'Ok' dengan tangannya lalu memanggil seseorang, "Kyle!~"
Seorang pria yang terlihat masih berumur dua puluh tahunan berambut hitam dan bermata biru keluar dari pintu di belakang meja pajangan. "Gantikan aku di sini, ada sesuatu yang harus kudiskusikan dengan temanku. Jack, ini Kyle, salah satu anggota workshop yang kukelola"
Jack menjabat tangan Kyle lalu masuk ke dalam toko itu mengikuti Tarud.
Kyle? Apa dia Kyle anaknya Joran? Nanti akan coba kutanyakan.
Mereka berdua masuk ke sebuah ruangan terang yang terlihat cukup berantakan. Di sana sini terlihat spare part dan besi-besi kecil yang berserakan. Di tengah ruangan itu ada sebuah meja berbentuk kotak, di atasnya terdapat selembar kertas berwarna kuning kecokelatan yang berisi desain tas yang kemarin Jack usulkan.
Jack melihat desain itu dan memberikan sedikit usulan pada bagian belakang dan beberapa material yang dipakai. Setelah berdiskusi dengan Tarud selama beberapa menit, akhirnya mereka menyepakati desain tas tersebut.
Melihat Tarud tersenyum sambil menggulung desain itu, Jack berkata tanpa basa basi, "Sebenarnya aku ke sini untuk menawarkan ide lain yang masih berhubungan dengan benda yang kau pegang"
"Oh, kau masih punya ide tas lainnya?" senyumnya terlihat semakin melebar.
"Bukan, maksudku kertasnya bukan desainnya" kata Jack sambil ikut tersenyum.
Tarud sedikit bingung, "Maksudmu membuat tas dari kertas?"
Jack merasa sedikit kesal dan ingin mengambil gulungan desain di tangan Tarud dan memukul mukanya. Jack menghela nafas, berdeham kemudian menjelaskannya dengan lebih rinci, "Maksduku aku ingin membuat kertas yang lebih baik dari yang ada sekarang Aku sudah memikirkan konsepnya. Pertama, apa kau tahu bagaimana kertas dibuat?"
Setelah berpikir sebentar Tarud menjawab, "Aku tahu dasar-dasarnya. Pertama kita harus menghancurkan bambu dengan cara ditumbuk sampai lumat kemudian mencampurnya dengan kapur lalu mencetaknya dengan sebuah saringan dengan lubang yang kecil kemudian menjemurnya. Karena itulah kertas cukup mahal, tidak banyak juga yang membuatnya. Di kota ini hanya workshop rivalku yang berani membuatnya"
Setelah berpikir sejenak Jack menanggapinya, "Aku punya ide untuk membuat kertas dengan kualitas yang lebih baik. Sebelumnya kita perlu mencari bahan bakau kayu yang memiliki banyak serat seperti seperti bambu tapi warnanya lebih terang. Kayu itu kita lumatkan dengan tetap mempertahankan seratnya dengan cara memotongnya memanjang seperti korek api dan menggilasnya dengan alat manual. Kita harus membuat alat itu terlebih dulu tentunya, aku punya sebuah desainnya di kepalaku tapi untuk membuatnya bekerja perlu kita diskusikan lagi. Kita akan menghancurkannya sampai benar-benar halus seperti bubur baru mencampurnya dengan kapur agar lebih putih dan sedikit tepung kanji untuk memperkuatnya. Setelah itu baru kita cetak dengan saringan kecil dan kita press dengan balok kayu untuk mengurangi kadar airnya, lalu kita press sekali lagi dengan alat lain untuk memadatkan kertas tersebut. Dengan begitu kita tidak perlu menjemurnya lama-lama. Memang akan memerlukan beberapa penyesuaian saat pertama kali melakukannya, tapi aku yakin jika berhasil maka bisnis ini akan maju pesat". Sebenarnya aku ingin menggunakan alat press yang dipanasi dari dalam tapi aku belum tahu apa itu mungkin dengan teknologi yang ada sekarang. Kalau untuk membuat alat-alat manual tersebut, aku yakin Tarud yang terbiasa membuat senjata dari baja dapat membuatnya dengan mudah.
Mereka berdua terdiam memikirkan ide yang diusulkan oleh Jack. Sebelum Tarud sempat berbicara Jack menambahkan "Selain itu, aku juga berniat membuat pena model baru yang lebih praktis dan tahan lama. Bagaimana menurutmu?" Jack merasa harap-harap cemas karena tidak tahu semua idenya itu bisa dilakukan dengan teknologi yang ada saat ini.
"Hmmm, Jack. Dari mana kau mendapat ide seperti itu Jack? Bukankah kau kehilangan ingatanmu?" ia melihat ke arah Jack dengan heran sambil mengelus elus janggutnya.
Jantung Jack berpacu saat ia mendengar pertanyaan itu, spontan ia memikirkan alasan yang akan ia berikan.
"Hahahahaha, tidak usah tegang begitu, aku cuma ingin tahu saja. Kalau kau tidak mau menjawabnya, tidak apa-apa" kata Tarud sambil menghidupkan pipa yang ada ditangannya dan menghisapnya.
"Mungkin itu berasal dari ingatanku yang hilang, tapi pastinya tidak hanya itu. Sebenarnya aku mendapat ide ini saat sedang tersesat di hutan, karena susah tidur aku merenung dan memikirkan banyak hal" Akhirnya Jack menemukan alasan yang bagus tanpa harus berbohong kepada Tarud.
Tarud mengangguk saat mendengarnya, setelah beberapa saat ia berkata "Bergabunglah dengan workshop-ku Jack. Aku percaya dengan ide-idemu kau bisa membawa workshop ini menjadi workshop terbaik di Adventurer Guild. Hahahaha."
"Boleh" Jack menjawab tanpa ragu sambil mengulurkan tangannya karena menurutnya ini adalah jalan yang terbaik. Hati kecilnya berkata kalau ia bisa mempercayai Tarud meski baru bertemu dengannya beberapa kali.
Tarud menjabat tangan Jack dan menggenggamnya dengan erat sampai Jack sedikit kesakitan.
"Ada tujuh workshop di Alexandrium, workshop-ku hanya berada di peringkat lima, namanya Dragon Forge. Guild Master memberikan kebebasan pada kami untuk menciptakan ide-ide baru, jadi persaingan antar workshop sangat ketat, tidak ada workshop yang mau kalah. Saingan terbesarku adalah Blazing Trails yang sekarang menduduki peringkat ke empat"
"Hehehe, dengan bantuanmu Dragon Forge akhirnya dapat menyaingi mereka. Hahahaha"
...
Kyle yang berada di luar toko sedikit terkejut saat mendengar Tarud tertawa terbahak-bahak, ia tersenyum mengetahui bosnya itu bahagia. Saat sedang membayangkan tentang apa yang sedang mereka bicarakan ia mendengar suara bosnya itu memanggilnya "Kyle! Kyle!~" ia pun bergegas masuk ke dalam.
"Ia Kapten"
"Buatkan surat pendaftaran anggota untuk teman baru kita, Jack Walker" Ia pun bergegas mencari pena dan kertas untuk menulis surat itu. Saat sedang menulisnya, Jack bertanya kepadanya, "Apa kau Kyle Winkinston? Putra Joral Winkinston?"
Kyle melihat ke arah Jack, sedikit kaget, "Apa kau mengenalku?"
"Tidak, ayahmu yang memberitahuku saat aku sedang menginap di rumahnya tiga hari yang lalu. Ia bercerita kepadaku kalau kau sedang pergi ke Alexandrium untuk menjadi seorang Adventurer, dan sepertinya kau berhasil. Kau tahu, ayahmu sangat mengkhawatirkan keadaanmu sekarang". kata Jack sambil menghadap ke arah Kyle.
"Ah, ternyata kau Jack yang menolong ayahku di Hutan Kegelapan. Jangan khawatir, aku sudah mengunjungi mereka dua hari yang lalu saat sedang melakukan misi di dekat sana. Aku sangat berterima kasih Jack, kau sudah menyelamatkan jiwa ayahku" ia berdiri kemudian membungkuk untuk memberi hormat.
Jack sedikit menundukkan kepalanya dan menjawab. "Sama-sama. Mereka berdua orang yang baik, aku beruntung dapat mengenal mereka saat pertama kali datang ke tempat ini"
Mereka berdua tersenyum, merasa bersyukur bisa bertemu. Setelah suratnya jadi Jack menandatangani dan memberinya cap jempol.
"Tolong antarkan surat itu ke bagian administrasi, mulai hari ini Jack resmi bergabung menjadi anggota di workshop kita. Hahaha" kata Tarud sambil menepuk pundak Kyle.
"Baik Kapten" sambil mengulurkan tangan ia berkata, "Selamat datang di Dragon Hammer". Setelah menyalami Jack ia pun segera pergi ke bagian administrasi untuk mendaftarkannya.
...
"Sekarang, apa yang harus kita lakukan terlebih dahulu?"
"Ada berapa banyak anggota workshop kita?"
"Selain aku, kau dan Kyle, ada dua puluh orang anggota lagi. Memang tidak banyak tapi mereka semua orang-orang berbakat yang kupercaya. Sebagian dari mereka sedang menjalankan misi, kalau kita mengumpulkan mereka sekarang, mungkin ada sekitar dua belas orang dapat terkumpul"
"Ada empat orang pandai besi termasuk aku, tiga penambang, dua orang tukang kayu, tiga orang pengrajin kulit, empat peneliti, tujuh sisanya Adventurer di luar kategori tersebut, termasuk kau dan Kyle. Masing-masing mereka juga aktif di departemennya masing-masing seperti Departemen Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Departemen Pengolahan Barang, Departemen Perbankan dan lain-lain. Kita memiliki agenda rapat bulanan untuk melaporkan kondisi workshop saat ini dan membahas rencana kita kedepannya yang kebetulan akan kita lakukan besok siang. Aku berencana untuk memberi tahu mereka tentang desain tas yang kau usulkan kemarin, tak kusangka kau sudah mengajukan ide baru lagi hari ini, hahahaha. Bagaimana?"
"Hmm, dilihat dari anggota yang ada aku rasa kita bisa mencoba melakukan tiga hal dalam waktu yang bersamaan. Membuat tas, mencari bahan kertas yang cocok, dan mendesain alat yang akan kita gunakan. Dengan pembagian tugas yang baik, semuanya dapat berjalan lancar"
"Sepertinya workshop ini akan mulai sibuk, hahahaha. Ayo kita bahas mengenai desain alatnya sekarang, ini adalah bagian yang paling penting"
Mereka pun mulai membuat desain alat yang akan mereka gunakan dimulai dari alat menghancur kayu. Jack memberitahukan mekanisme alat itu. bentuknya berupa dua silinder bergerigi yang saling berhimpitan, alat digerakkan dengan cara memutar tuas yang disambungkan dengan gir-gir ke dalam silinder itu, Semakin kecil gerigi pada silinder itu semakin halus hasilnya. Mereka berencana membuat dua tahapan penghancuran kayu.
Setelah itu mereka mulai membuat desain alat roll press manual dengan mekanisme yang hampir sama dengan alat penghancur kayu tadi, hanya saja silindernya halus dan jarak antara dua silinder tersebut adalah tebal kertas yang mereka inginkan, seperti mesin fourdrinier tapi hanya menggunakan satu pasang silinder saja. Proses akhir roll press ini mereka rencanakan dalam tiga tahapan dengan setiap tahapannya akan membuat kertas tersebut semakin padat dan tipis.
Setelah itu Jack juga menjelaskan desain pena sederhana yang pernah ia pakai waktu masih di bumi.
Mereka berdua berdiskusi untuk memadukan ide dengan pengalaman yang mereka punya. Akhirnya sekitar satu setengah jam kemudian mereka menyelesaikan rancangan rencana mereka. Saat itu Kyle kembali ke ruangan itu lagi untuk menyerahkan lencana workshop kepada Jack sambil membawa makanan yang ia beli di aula Guild. Sambil menikmati kudapan dan minuman rempah yang dibuat oleh istri Tarud mereka memberi tahu Kyle tentang rencana tadi. Ia hanya diam terpaku ketika mendengar rencana mereka setelah selesai darahnya seperti mendidih karena ingin segera mewujudkan rencana itu menjadi sebuah kenyataan.
Setelah makan Jack pun pamit, sambil membawa palu kecil yang ia pinjam dari Tarud, ia pun berjalan-jalan di area Guld Shop. Ternyata tempat itu sangat luas dan terdapat berbagai macam barang yang dijual di tempat itu seperti senjata, armor, pakaian, topi, buku, peta, piring tanah liat, tungku dan lain sebagainya. Barang-barang itu dibuat oleh ketujuh workshop yang ada di Kota Alexandrium. Pembelinya bahkan banyak yang dari luar kota, termasuk para bangsawan dan pedagang yang sengaja datang ke tempat itu.
Jack mencari lentera minyak, korek api, piring besi, botol minuman, kapur tulis, peta Kota Alexandrium dan peta Jalur Pertambangan Lama tempat ia akan mencari slime. Ia membeli semua itu dengan dua koin perak dan tiga koin perunggu, kemudian ia pergi ke areal pertambangan yang jaraknya sekitar satu jam jika ia berjalan jalan kaki dari tempat itu. Tapi ia memutuskan untuk membayar delapan koin perunggu untuk menyewa sebuah kereta kuda agar dapat lebih cepat sampai ke tempat itu.