Chereads / Jalan Sang Kesatria Naga / Chapter 22 - Sihir Pertama

Chapter 22 - Sihir Pertama

"Aku sudah tidak sabar lagi pak tua" Jack mengatakannya dengan senyum lebar terukir di wajahnya.

Sambil ikut tersenyum Pak tua Izack berdiri dan berkata kepada Jack, "Ayo ikut aku ke ruangan sebelah." Mereka pun pergi ke ruangan di seberang ruang kerja Izack Newtown, di sana terdapat boneka kayu dan boneka jerami yang diletakkan lima, delapan dan sepuluh meter dari pintu masuk. Sepertinya ia biasa menggunakan ruangan ini untuk berlatih menembakkan sihirnya.

"Sekarang coba lakukan. Caranya sangat mudah, kau hanya perlu menyuplai lingkaran sihir itu dengan mana. Setiap lingkaran sihir memiliki batas maksimal mana yang dapat ia gunakan. Kau dapat menggunakan lebih sedikit mana selama masih dapat mengaktifkan semua mantra yang ada pada lingkaran sihir itu. Ulurkan tanganmu, Alirkan mana pada pusat lingkaran sihir itu perlahan-lahan sampai lingkaran terluar menyala, rasakan prosesnya." Izack mencoba menggambarkan cara kerja lingkaran sihir itu sambil memperagakannya.

Jack mengulurkan tangan kanan dan mulai mengalirkan mananya. Sedikit demi sedikit aksara Jawa yang tertulis di lingkaran tersebut mulai menyala, api pun mulai muncul dan mengumpul di atas tangannya. Saat semua lingkaran sihir itu menyala, api yang ada di atasnya membentuk sebuah bola bundar yang terbakar.

"Sekarang coba tembakkan ke boneka jerami itu. Saat menembakkannya kau akan merasakan hentakan yang cukup keras, jangan lawan hentakan tersebut, rasakan dan gunakan." Pak tua Izack berkata sambil menunjuk pada boneka-boneka kayu yang ada di tempat itu.

"Wooosh… Bam!" Serangan Jack melesat dan mengenai boneka kayu yang berjarak sepuluh meter, permukaan boneka kayu itu sedikit terkelupas

"Luar biasa, kau memang berbakat menjadi seorang penyihir Jack." Puji Pak tua Izack sambil terkekeh dan mengacungkan jempolnya.

Eh? Aku mengincar boneka jerami yang ada di depan. Mulut Jack berkedut saat mendengarnya.

"Sekarang tambahkan manamu sampai batas maksimal dan tembakkan lagi. Jangan takut, kau akan tahu saat lingkaran sihir itu sudah terisi mana dengan maksimal."

"Wooosh… BAMM!" Kali ini serangannya mengenai kepala boneka kayu yang ada di tengah, serpihan kayu berhamburan dan hanya menyisakan setengah bagian kepala boneka itu.

"Hebat! Headshoot di tembakan ke dua!" Pak tua Izack memujinya sambil bertepuk tangan.

Padahal aku selalu mengincar boneka jerami pertama. Jack tidak tahu harus berkata apa.

Ia tidak lupa untuk mengecek statusnya setiap kali menembakkan bola api itu. Pada percobaan pertama ia menggunakan dua mana, dan empat mana pada percobaan kedua.

Saat ini, lingkaran sihir ini sangat cocok untukku karena mana maksimal yang ia butuhkan sebanding dengan mana yang bisa kukeluarkan. Jack tersenyum lebar saat melihat lingkaran sihir di tangannya itu, ia merasa telah benar-benar berada di dunia fantasi idamannya.

"Kurasa cukup untuk hari ini, ayo kita kembali ke ruang kerjaku." Mereka pun kembali ke ruangan sebelah.

Setelah duduk dan menautkan kedua tangannya, Pak tua Izack berkata kepada Jack yang sedang duduk di depannya, "Bagai mana menurutmu?"

"Hebat, lingkaran sihir yang kompleks itu dapat mengubah mana menjadi bentuk lain dan menggunakannya dengan lebih mudah. Apa kau tahu prinsip di balik lingkaran sihir itu pak tua?" raut wajahnya terliat sangat gembira saat menanyakannya.

"Sayang sekali kita hanya tahu sedikit tentang prinsip di balik lingkaran sihir ini maupun huruf yang dipakainya. Setelah meneliti selama bertahun-tahun yang kudapat hanya teori bahwa saat mana melewati deretan tulisan yang ada di dalam lingkaran sihir itu, terdapat semacan sistem yang membuatnya berubah ke dalam bentuk lain dan mengontrolnya mengikuti apa yang lingkaran sihir itu perintahkan."

Dengan kata lain lingkaran sihir ini seperti semacam program untuk mengubah dan mengatur mana. Berarti benar dugaanku.

"Apa aku boleh meminjam buku tadi untuk aku pelajari sendiri pak tua?" Jack sangat ingin mempelajari aksara Jawa yang terdapat di lingkaran sihir tersebut untuk dapat memahami bagaimana lingkaran sihir itu bekerja.

"Hmmm, bukan tidak mungkin. Tapi buku itu sangat penting dan sangat berbahaya. Aku tidak bisa begitu saja menyerahkannya kepadamu untuk kau pelajari sendiri tanpa adanya pengawasan dariku. Seorang peneliti pernah bereksperimen dengan sebuah lingkaran sihir untuk membuat sihir baru yang lebih kuat, ia membuat sedikit kesalahan dan tanpa menelitinya lebih dalam, ia menggunakan mananya untuk mengaktifkan lingkaran sihir tersebut. Hasilnya, ia kehilangan dua tangannya karena ledakan yang terjadi pada percobaan itu."

Jack sedikit ngeri mendengarnya, seperti bermain-main dengan sebuah granat. Jika salah sedikit saja, granat tersebut akan meledak di tangannya.

Melihat wajah Jack yang ketakutan ia melanjutkan penjelasannya, "Tapi… Aku punya buku berisi lingkaran sihir yang lebih aman. Bahkan lingkaran sihir itu dapat kau pakai untuk kegiatan sehari-hari seperti mengeluarkan angin yang menyegarkan, mengeluarkan cahaya untuk penerangan, mengeluarkan api kecil maupun mengubah mana menjadi air. Sangat cocok digunakan untuk digunakan sebagai bekal bertahan hidup di alam liar. Selain komposisinya yang lebih sederhana dan sedikit, mana yang dibutuhkan juga tidak banyak." kata Pak tua Izack, ia berdiri dan berjalan ke arah rak buku yang ada di sebelah kanan, beberapa menit kemudian ia kembali dengan membawa sebuah buku berwarna cokelat kekuningan dengan judul 'Sihir sehari-hari' dan memberikannya kepada Jack.

"Aku rasa hari ini cukup, sebentar lagi aku ada pertemuan dengan Departemen Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di ruangan sebelah. Latihlah sihirmu secara rutin agar kau terbiasa dengan hentakan yang kau terima saat menembakkannya, tapi jangan terlalu banyak. Sisakan manamu untuk situasi darurat yang mungkin datang dengan tak terduga. Oh iya, pilih lokasi yang sepi agar rahasiamu tetap terjaga. Sekarang kau boleh pulang." Ia menggerakkan pergelangan tangannya mengisyaratkan agar Jack cepat keluar dari ruangan itu.

Jack mengeluarkan lima koin perak dan memberikannya kepada Pak tua Izack.

Pak tua Izack terlihat bingung dan sedikit marah. "Apa ini? Apa kau pikir aku mengajarimu karena uang? Apa aku terlihat seperti sedang butuh uang? Simpan saja, datanglah kemari saat kau sempat, kita akan belajar tentang mana bersama sama." Ia berkata sambil tersenyum lebar, lalu mengisyaratkan agar Jack cepat keluar dari ruangan itu.

Jack memasukkan buku itu di tasnya lalu berjalan menuju ke Guild Shop untuk meminjam kapak beliung dari Tarud dan membeli beberapa baju dan peralatan harian lainnya, ia menghabiskan tiga koin perak untuk membelinya.

Alat penghancur kayu pertama sudah jadi dan siap diuji coba sore itu, saat tim Adventurer kembali membawa sampel-sampel kayu yang akan digunakan untuk membuat kertas. Mereka bergerak dengan cepat, dalam sehari saja sudah dapat melakukan percobaan pertamanya.

Saat hari mulai malam Jack pamit dan kembali ke apartemennya, ia tidak lupa membeli makanan seharga tiga koin perunggu untuk makan paginya besok.

Sesampainya di kamar sebenarnya ia ingin mempelajari aksara Jawa yang ada pada lingkaran sihir di buku yang ia pinjam dari Pak tua Izack. Tapi badanya yang terasa sangat berat menghalanginya untuk melakukan hal itu. Jack memutuskan untuk meminum Health Potion dan tidur lebih awal untuk memulihkan kondisinya.

Suara serangga membangunkan Jack dari tidur lelapnya, Ia pun bangun dan meregangkan badannya. Melihat lebam di lengan kiri dan tubuhnya sudah menghilang ia tersenyum dan berjalan ke balkon dan melihat bulan biru masih menggantung di atas langit.

Sepertinya baru sekitar jam tiga pagi. Perutku lapar sekali, akan kumakan jatah sarapan pagiku.

Setelah makan, Jack mandi dan membersihkan armor, tameng, pedang dan peralatan lainnya. Ia pun melakukan olahraga rutin yang sudah ia jadwalkan dan berlari ke Pertambangan Blackrock Lama lebih pagi dari biasanya. Menyusuri jalanan sepi ditemani oleh bulan merah yang setia menerangi langkah kakinya.

Jack kembali ke ruangan dimana ia meninggalkan tiga slime untuk berkembang biak. Saat tiba di sana ia dapat merasakan ada slime di ruangan tersebut, bahkan sebelum melihatnya. Apa ini efek dari title 'Slime Hunter'? Saat melihat lima slime sedang mengerumuni piring besi yang ia isi dengan mana potion, senyuman muncul di wajah Jack.

Percobaan pertama sukses, aku bisa mengembangbiakkan slime dengan cara memberi mereka mana potion. Tapi aku membutuhkan mana potion dalam jumlah banyak untuk dapat melakukannya. Aku akan bertanya kepada Pak tua Izack di mana aku bisa membelinya.

Jack menusuk satu slime dengan pedangnya lalu berkata, "Status".

Jack Walker

Level 2 EXP- 45/200

Title : 'Transmigrator from another world' 'Slime Hunter'

Health : 28/28

Mana : 13/13

STR : 17 +

AGL : 23 +

INT : 22 +

Attack : 3

Speed : 4

Magic : 4

Resp. : 2

Intuition : 1

Satu slime hanya memberikan 10 experience. Berarti aku harus memburu 16 slime lagi untuk menaikkan levelku. Batu mana yang mereka tinggalkan pun lebih kecil dari biji kacang hijau.

Jack menuangkan setengah mana potion yang ia bawa ke dalam piring besi sebelum pergi dari tempat itu untuk mengecek tiga tembok pertambangan yang ia curigai memiliki ruang tersembunyi di dalamnya.

Di titik pertama ia merasa ada slime yang sedang bersembunyi di balik tembok itu, ia pun menghabiskan waktu selama satu jam untuk membuat lubang yang dapat ia lewati.

Ia melihat dua puluh slime sedang bersembunyi di tempat itu. Tanpa ragu Jack menghunuskan pedangnya dan mulai membunuh slime yang ada di sana dengan mudah. Setelah selesai, Ia dapat merasakan kalau levelnya telah naik.

Jack membuka statusnya dan meningkatkan Str nya menjadi 22 poin, Agl 30 poin dan Int 25 poin. Setelah memastikan tempat itu aman ia mulai bermeditasi untuk menyerap kekuatan itu.

Jutaan jarum terasa seperti menusuk seluruh tempat di tubuhnya, tapi kali ini Jack tidak panik. Ia mendistribusikan kekuatan yang ia terima itu ke seluruh bagian tubuhnya dengan lebih tenang.

Sekarang aku level tiga!

Setelah berdiri dan menggerakkan tubuhnya, Jack mengambil batu mana yang berserakan di lantai. Tidak ada item lain yang tertinggal dari dua puluh slime yang ia lenyapkan.

Jack berjalan ke titik yang kedua tapi ia tidak merasakan ada slime di sana, jadi ia melewatinya dan menuju ke titik ketiga. Tempat itu berada di sebuah ruangan kecil berukuran 3x3 meter yang sepertinya baru saja dibuat sebelum ditinggalkan.

Dinding batu di tempat itu berwarna abu-abu muda, permukaannya sedikit berjamur dan retakan dapat terlihat di sana sini. Saat masuk ke dalam Jack merasakan keberadaan slime di tempat itu.

Jackpot! Perasan ini lebih kuat daripada yang tadi, semoga aku bisa naik ke level empat setelah membasmi mereka.

Dengan tenang, Jack menaruh lentera di tangannya di tengah ruangan itu dan mulai menggali dinding yang ada di sana.

Tang …! Tang …! Tang …!

Keras sekali! Batu abu-abu ini terasa seperti besi saat dipukul. Setelah gagal membuat lubang dalam beberapa kali ayunan, Jack menggunakan seluruh tenaganya kali ini.

Tang …! Krak …!

Saat ia mengangkat beliung untuk memukul sekali lagi, retakan itu menyebar.

Kraaaaakkkk!

"Waaaaaa…" retakan itu merobohkan lantai tempat ia berada, Jack terperosok ke dalam lubang sedalam dua meter. Dengan sigap ia melepaskan beliung di tangannya dan mengambil tameng yang ia simpan di punggung. Setelah sampai di dasar lubang itu ia menghunus pedangnya dan bersiap untuk membantai slime yang ada di tempat itu.