"Aku serius dengan yang aku sampaikan tadi. Semua si pengganggu, hanya akan berakhir hancur. Itu tidak hanya sekadar slogan, tetapi yang akan terjadi," tambah Celine lagi. Sorot matanya membenarkan isi perkataan itu. Sangat tajam dan membara. Tidak pernah sebelumnya Celine mengeluarkan tatapan yang demikian.
Ia menatap lurus ke depan. Disapunya sedikit lebih tebal bedak di pipi yang merah karena tamparan. "Mangkin kamu terkejut Darren, tetapi kamu juga harus paham, aku lelah jika diinjak-injak terus. Aku hanya ingin menjalani kehidupan normal layaknya orang kebanyakan. Penuh cinta dan dukungan. Memang hidup normal juga tidak lepas dari cobaan, kerja keras dan masalah, tetapi bukan masalah yang seperti ibumu berikan padaku. Itu adalah masalah yang aku terima dengan bodoh tanpa bisa berpikir. Darren, semoga kamu mengerti."