Chereads / The Seven Wolves: The Alpha and His Beta / Chapter 14 - Chapter 14: Unfaithful

Chapter 14 - Chapter 14: Unfaithful

(21+)

Kenanga terlihat berjalan di sebuah gerai rumah mode brand terkenal hendak memilih gaun untuk makan malamnya bersama Louis. Ia terlihat bahagia karena ia dan Louis sudah resmi berkencan, dibelakang Claire.

Tak ada yang curiga dengan Kenanga yang sudah seperti setengah tinggal bersama Louis Pradipta Olsen. Ia sering datang ke apartemen Louis dan berhubungan dengan pria itu. Sementara tanpa diketahui Kenanga, Louis tetap mengikat janji setia menunggu Claire hingga ia bercerai.

Setelah memilih gaun dan selesai membayar, Kenanga tidak sengaja menabrak seorang pengunjung pria yang ingin melakukan hal yang sama.

"Gimana sih lo, kalo jalan liat-liat dong," hardik Kenanga pada pria berpakaian kemeja santai itu.

"Eh, kenapa jadi gue yang salah?" balas pria itu sembari tertawa kecil.

"Ya, elo yang nabrak gue," pria itu pun menggeleng dan tersenyum. Kenanga langsung mengambil bag belanjaannya yang tergeletak di lantai. Pria itu pun diam saja melihat Kenanga keluar dari rumah mode itu. Ia hanya menggeleng sambil tersenyum dan mengambil bag nya yang sempat terjatuh.

Sebelum ikut keluar setelah selesai belanja, pria bernama Gentala Samudra itu tertegun sejenak dan berfikir. Sepertinya ia pernah melihat gadis itu disuatu tempat, tapi ia lupa. Gentala pun melanjutkan perjalanannya menuju pintu keluar mall sambil tak sengaja melihat lagi isi bag yang ia bawa.

Begitu ia meraba bahan di dalamnya, keningnya berkerut. Gentala pun menghentikan langkah dan merogoh isi bag.

"Lho, ini kenapa jeans sama hoody gue berubah jadi gini?" gumamnya berkerut sambil mengangkat sebuah gaun backlesss hitam milik wanita.

"Holy shit!" umpatnya lalu mendengus kesal.

"Ini pasti ketuker sama cewek tadi," Gentala mendengus berkali-kali dan meremas rambutnya yang agak panjang. Ia memasukkan lagi gaun tersebut ke dalam bag dan kembali lagi ke store. Ia hendak mencari tau dimana ia bisa menemukan pelanggan yang tertukar belanjaan dengannya.

Rumah mode itu akhirnya memberikan nama dan alamat pelanggan yang tertukar barang belanjaannya dengan Gentala. Gentala harusnya tampil malam ini sebagai DJ utama di sebuah klub terkenal dan ia membeli pakaian baru untuk menunjang penampilannya di atas panggung. Kini ia harus mencari tau dimana ia bisa menukar pakaiannya kembali.

Gentala bukanlah seorang DJ biasa, ia sesungguhnya adalah salah satu dari anggota keluarga Samudra, pemilik retail dan supermarket cukup ternama di Indonesia. Hanya saja ia tidak tertarik pada bisnis retail, ia lebih suka menjadi produser musik. Dan ayahnya yang sangat mengerti sang putra hingga membantunya membuat studio rekaman yang dikembangkan Gentala menjadi studio rekaman yang sangat bergengsi. Lucunya, ia malah senang menjadi DJ yang tampil di beberapa klub seperti Anthem bersama Arjoona misalnya. Alasannya adalah untuk bersenang-senang.

Sambil memakai kacamata hitam dan kemeja, Gentala turun dari mobil sport nya dan menuju sebuah komplek apartemen sesuai alamat yang diberikan rumah mode itu. Masuk ke lobi apartemen, Gentala bertanya pada pusat informasi tentang penghuni bernama Kenanga Rinjani. Dan salah satu petugas akhirnya menunjukkan nomor apartemen milik Kenanga.

Beberapa kali mengetuk dan membunyikan bel, tidak ada yang kunjung membuka pintu. Gentala mulai resah, ia terus melihat jam tangannya karena ia harus segera ke klub sebelum ia terjebak macet di sore hari dan akan telat. Ia mendengus kesal dan mencoba menghubungi lagi nomor telpon yang diberikan, tapi masih belum terjawab.

Gentala mengucek rambutnya dengan kasar dan berdiri menunggu. Namun setelah tidak bisa menunggu lagi, Gentala akhirnya memutuskan untuk pergi. Ia harus segera ke klub sebelum terlambat. Lebih baik kehilangan baju baru daripada kehilangan reputasi nya sebagai DJ terbaik.

Gentala terpaksa tampil dengan pakaian yang ia gunakan untuk membeli pakaian. Ia tidak sempat mengganti lagi bajunya. Ia akan tampil selama 4 jam full hingga lewat tengah malam, hingga diganti oleh DJ lain yang akan melanjutkan pesta.

Semua pengunjung di klub sudah mengantri dan mulai masuk untuk menikmati alunan musik dari DJ Samudra. Dan semua orang yang memadati lantai dansa langsung berjingkrak bahagia begitu Gentala muncul dan menyajikan musiknya.

Pria, wanita ataupun setengah pria dan wanita semuanya berbaur saling berpesta. Minum, menikmati musik, bernyanyi bersama hingga berciuman di tengah-tengah lantai dansa. Dan Gentala yang terlihat sangat keren dengan kaos penuh peluh ikut berjingkrak bersama musik dan para pengunjung.

Seorang tamu wanita yang merupakan fansnya malah berani ikut naik memberikan segelas bir pada Gentala. Dan sebagai hadiah, mereka malah berciuman panas diatas panggung. Seluruh pengunjung berteriak senang dan meneruskan pesta nya.

Usai tampil dan kelelahan, Gentala langsung ke backstage dan berputar menuju bar. Ia memesan scotch sebelum duduk di salah satu stool.

"Nice show, man!" ujar sang bartender sambil memberi Gentala minumannya. Gentala menaikkan gelasnya dan meminum sebelum ia menoleh kesamping dan terkejut.

Gadis yang ia cari-cari karena tertukar bag ternyata malah duduk di sebelahnya sedang minum dengan wajah murung. Gentala mendengus dan tertawa sinis pada dirinya.

"Sorry, gue nyari-nyari lo dari siang. Gak nyangka lo malah disini!" ujar Gentala sambil menyentuh pundak Kenanga dengan ujung jarinya. Kenanga menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Siapa lo?"

"Kita ketukar bag tadi siang, sekarang gara-gara itu harusnya gue perform dengan baju baru," jawab Gentala menyampingkan tubuhnya. Kenanga yang terlihat mulai mabuk lalu mendengus sinis.

"Kasian banget lo," Kenanga masih minum. Gentala yang awalnya baik jadi berubah kesal.

"Eh, harusnya lo minta maaf, ini kenapa malah.."

"Gara-gara lo, makan malam gue berantakan. Jadi kita impas," potong Kenanga cepat. Gentala mendengus sinis.

"Memangnya apa salah gue sama lo? Gue gak ada urusannya sama makan malam lo, kenapa jadi gue yang kena getahnya," Kenanga menghentakkan kakinya kesal.

"Bisa gak sih lo gak ganggu gue!"

"Gue mau balikin baju lo, kenapa jadi lo yang marah-marah!".

"Gue udah gak butuh gaun itu lagi," Kenanga malah menangis setelah menghardik Gentala. Gentala yang menyaksikan hingga kebingungan dan melihat ke kanan kiri. Ia hanya menghembuskan nafas berat dan diam membiarkan wanita cantik di depannya menangis.

Kenanga terus minum ditengah menangis dan terisak. Dan Gentala yang diam saja sesekali melihat wajah Kenanga dari samping. Dia ingat sekarang, ini adalah gadis yang sama yang hampir sebulan lalu sempat menarik perhatiannya. Gentala pun hanya tersenyum sambil menghabiskan scotch nya.

Gentala mulai perhatian ketika ada dua orang pengunjung hendak mengganggu Kenanga yang sudah mabuk. Dua pria itu mencoba mengajak Kenanga kencan dan Gentala yang tau jika gadis itu tengah mabuk karena masalah, menghalangi dua pria itu.

"Dia pacar gue," tegur Gentala yang kemudian disambut dengan dua tangan yang terangkat ke atas tanda menyerah. Gentala pun mengangguk dan tidak lagi mempermasalahkan hal itu.

Kenanga terlihat bangun dan seolah hendak berjalan. Tapi tubuhnya terhuyung dan jika bukan karena tangkapan tangan Gentala ia pasti sudah jatuh.

"Lo bawa mobil?" tanya Gentala sambil memegang lengan Kenanga. Ia mengangguk dan Gentala malah tertawa.

"Udah tau mau mabuk, lo malah bawa mobil," Gentala pun menggeleng.

"Kenapa lo ngatur-ngatur gue!" hardik Kenanga dalam keadaan mabuk, namun Gentala malah melihatnya lucu. Gadis itu cantik dan menggemaskan ternyata. Gentala kemudian membayar seluruh minuman Kenanga dan dirinya sebelum mengajak gadis itu ke parkiran.

"Gue anter lo pulang, lo mabuk," ujar Gentala sambil membuka pintu mobilnya. Kenanga langsung naik mobil Aston Martin itu tanpa protes. Gentala tersenyum dan menggeleng. Kenanga masih sadar dan duduk dengan tenang.

"Ntar mobil lo, gue suruh derek aja ke apartemen, oke!" tambah Gentala lagi dan diberi anggukan oleh Kenanga. Gentala pun keluar dari tempat parkir setelah memasangkan seatbelt pada Kenanga.

Mereka tiba di apartemen Kenanga setelah lebih dari 30 menit mengendarai mobil. Begitu mobil tiba di parkiran dekat lobi, Kenanga langsung hendak keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Tunggu, ntar lo jatuh kalo jalan sendiri. Biar gue antar," tawar Gentala menahan lengan Kenanga. Kenanga malah bertanya dengan mengerutkan keningnya.

"Kan gue udah bilang tadi siang kemari anterin gaun punya lo, tapi lo nya gak ada," Kenanga mengangguk mengerti dengan mata setengah tertutup.

Gentala pun keluar dan mulai memapah Kenanga masuk melewati lobi apartemen dan masuk lift. Hampir tiba di depan pintu, Kenanga malah tertidur dan Gentala terpaksa menangkap tubuhnya.

"Kita udah mau nyampe," Kenanga tidak perduli dan malah memeluk Gentala. Gentala pun terpaksa menunduk dan menggendong Kenanga hingga tiba di depan pintu.

"Berapa password nya?" tanya Gentala pada Kenanga yang hanya menggeliat.

"13061997," jawab Kenanga pelan. Gentala mendengus tersenyum sambil menekan tomol password apartemen Kenanga.

"Itu ulang tahun lo?" tanya nya sambil membuka pintu. Kenanga hanya menjawab dengan menggumam. Gentala membawa Kenanga ke dalam apartemennya yang remang. Ia hanya meninggalkan sebuah lampu sudut yang menyala. Gentala meletakkan Kenanga di sofa dengan lembut. Ia melihat ke kanan dan kiri lalu masuk ke dalam dapur dan mengambil segelas air putih agar rasa mabuk Kenanga sedikit hilang.

Ia menghampiri Kenanga yang masih duduk dan meminumkannya air putih perlahan. Tapi Kenanga malah menangis lagi setelah tiba di apartemennya.

"Kenapa lagi?" tanya Gentala dengan nada lembut.

"Apa gue gak berhak bahagia? Kenapa gak ada orang yang mau ngerti perasaan gue?" ujar Kenanga terisak. Gentala tidak mengerti caranya mendiamkan seoran gadis yang tengah menangis. Jadi ia hanya bisa mengelus punggung Kenanga perlahan.

"Nama lo Kenanga Rinjani, hai, nama gue Gentala Samudra" ujar Gentala malah memperkenalkan diri. Kenanga menaikkan pandangannya melihat wajah tampan Gentala. Posisi Gentala cukup dekat dengan Kenanga dan itu membuatnya memberikan senyuman.

"Lo orang mana? Lo bukan orang Indonesia ya?" Gentala melebarkan senyumannya.

"Mau gue antar ke kamar," balas Gentala masih dengan nada lembutnya. Entah mengapa tatapan Kenanga membuat Gentala nyaman dan terhanyut. Ia terus memandang mata dan sebuah tahi lalat kecil dibawah mata tepat di dekat tulang pipi Kenanga. Tanda itu membuat wajahnya jadi terlihat sangat cantik. Tanpa sadar, Gentala malah menyentuh pipi Kenanga dengan ujung jarinya.

"Cantik," gumam Gentala makin mendekatkan wajahnya dan malah mencium bibir Kenanga yang setengah sadar. Kenanga menutup mata dan menikmati ciuman dari pria asing yang baru ia kenal itu.

Bau rum dari alkohol begitu terasa dari ciuman mereka. Dan Gentala tidak melepaskan bibir Kenanga sama sekali. Ia malah membuka jaket dan kemejanya dan merangkul pinggang Kenanga. Gentala mengambil jemari Kenanga dan menciumnya usai melepaskan bibirnya.

"Kamu cantik banget, biar aku buat kamu senang ya, hmmm," Gentala mencari persetujuan Kenanga. Dan mabuk memang sudah membuat Kenanga kehilangan kendali pada dirinya. Ia sama bergairahnya dengan Gentala dan ingin melupakan sakit hatinya pada Louis karena lebih memlih Claire malam ini.

"Okay," mendapat desahan persetujuan dari Kenanga membuat Gentala bersemangat. Ia tidak perduli siapa gadis yang akan ia tiduri. Gentala langsung menggendong Kenanga untuk masuk ke kamar dan mereka terus berciuman.

Gentala menurunkan Kenanga berdiri di lantai dekat ranjang dan mulai membuka T shirt nya. Ia memamerkan perut sixpack dengan tubuh yang tidak terlalu kekar. Ada sebuah tato yang tak begitu jelas bisa dilihat Kenanga di dekat tulang rusuk nya. Kenanga yang terpana melihat perut sixpack milik DJ itu sibuk meraba otot perut yang seksi sambil akhirnya membalas ciuman Gentala.

Tak berapa lama, Kenanga di dorong dengan lembut hingga terbaring di ranjang sambil terus saling menggulum bibir. Kini ciuman Gentala mulai pindah ke leher dan tulang selangka. Ia membuat beberapa kissmark sebelum mulai melucuti dress yang digunakan Kenanga.

"Ahh, aku panggil kamu Tala, ya?" desah Kenanga diantara sentuhan dan leguhan Gentala.

"Oke, ah you're amazing!" Gentala hanya berhenti sejenak lalu meneruskan lagi gigitan kecilnya di leher. Gentala memundurkan tubuhnya dan membuka celana dalam Kenanga sebelum melepas dress nya.

"Let's see!" gumamnya sambil membelai bagian sensitif Kenanga. Gentala langsung melakukan yang membuatnya penasaran. Ia ingin 'merasakan' Kenanga di mulutnya.

"Aaahh, ah kamu ngapain," protes dan desah Kenanga sedikit berteriak. Awalnya terasa aneh bagi Kenanga tapi kemudian ia membiarkan saja pria itu memanjakannya dengan cara yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Tak butuh waktu lama bagi Kenanga untuk naik dan menikmati orgasme pertamanya bersama Gentala. Gentala melepaskan ciumannya dan tersenyum bahagia.

"I like the humid taste of you," Kenanga tidak menjawab dan masih terengah. Gentala tidak mau membuang waktu lama untuk membuka seluruh dress Kenanga dan celana jeansnya. Ia merogoh kondom yang selalu ada di kantung celana dan memakainya sebelum memposisikan dirinya.

"Shit, you are so awesome babygirl," puji Gentala begitu ia memasuki Kenanga perlahan. Dan Kenanga terlihat menikmati hubungan intimnya dengan Gentala sambil meremas rambut tebal pria itu. Mereka berhubungan cukup lama dan Gentala membuat Kenanga merasakan double orgasme sambil meneriakkan namanya.

"Tala, oh please," Gentala malah tertawa kecil sambil ikut melepaskan hasratnya pada gadis cantik itu. Setelah sama-sama terengah dan Gentala melepaskan dirinya, ia membuka pelindung dan tidur sambil memeluk Kenanga yang sudah tertidur.

BEBERAPA JAM SEBELUMNYA

Kenanga melempar bag yang ternyata berisi pakaian pria, bukannya gaun yang ia beli. Ia kesal dan tidak punya waktu lagi untuk membeli pakaian baru atau mengembalikan pakaian yang tertukar itu.

Kenanga terpaksa memakai dress lama nya untuk pergi makan malam bersama Louis. Ia tidak boleh membuang kesempatan apapun termasuk makan malam ini. Hanya butuh satu jam untuknya bersiap-siap berangkat ke makan malam romantis itu.

Selama perjalanan, Kenanga sudah bisa membayangkan betapa romantisnya candle light dinner di restoran Perancis yang dimaksudkan oleh Louis. Kenanga memarkirkan mobilnya di parkiran valet restoran sebelum masuk dengan wajah bahagia.

Namun belum tiba di meja, senyumnya hilang seketika. Louis malah sedang menggenggam tangan kekasihnya, Claire Winthrop sambil makan malam romantis. Seharusnya makan malam itu untuknya, mengapa malah Claire yang ada disana?.

Kenanga mencoba menelpon Louis dan terlihat pria itu melihat ponsel lalu mengangkatnya setelah sedikit menjauh dari Claire.

"Kamu dimana Lou?" tanya Kenanga ketus.

"Ah, Sorry aku bener-bener lupa ngasih tau kamu. Mamaku baru datang dari Singapura jadi aku harus nemenin dia," Louis berbohong di depan Kenanga yang memejamkan mata menahan tangis.

"Jadi makan malam nya?" Louis terlihat sedang mencari-cari alasan.

"hhmm, kita janjian lain kali aja ya sayang. I'll make it up for you, okay," Kenanga tidak menjawab. Ia masih memandang Louis yang sedang menerima telponnya dari kejauhan.

"Sayang aku harus pergi, aku temenin mamaku dulu. bye," ujar Louis lagi lalu menutup telpon dan menghampiri Claire sambil tersenyum manis. Ia langsung memegang tangan Claire dan menciumnya beberapa kali dengan Claire yang tersenyum bahagia menopang dagunya terkesima pada Louis. Mereka terlihat bahagia dan terus berpegangan tangan.

Kenanga sudah tidak sanggup lagi berdiri dan menangis sendirian di restoran itu. Ia pun berbalik dan kembali ke mobilnya sambil menangis. Kenanga masih berdiri di samping mobilnya sambil terus terisak.

"Kenapa dia selalu jadiin gue yang kedua?" isaknya sambil menopang keningnya dengan punggung tangan pada sudut mobil. Setelah menangis, Kenanga lalu masuk ke dalam mobilnya dan berlalu pergi.

Ditengah jalan sedang menuju ke sebuah klub, Kenanga mengambil ponsel dan menelpon.

"Joona ini gue Kenanga, sahabatnya Claire," ujar Kenanga begitu telpon tersambung.

"Ya, gue ingat, ada apa Kenanga?"

"Gue pikir lo suaminya Claire, tapi kenapa lo biarin istri lo makan malam sama cowok lain?" lanjut Kenanga dengan wajah dingin dan nada sinis.

"Apaa, maksud lo apa!" sahut Joona setengah berteriak.

"Gue rasa lo terlalu percaya sama Claire,"

"Dimana Claire sekarang," tanya Joona dengan nada marah. Kenanga hanya menyengir jahat sebelum bicara lagi.

"Dia makan malam sama Louis, gue akan kirim alamatnya,"

"Okay, gue kesana sekarang!" telpon langsung mati dan tidak butuh waktu lama bagi Kenanga mengirimkan map lokasi restoran Perancis itu. Sementara mobilnya melaju ke sebuah klub besar terkenal.

Kenanga keluar dari mobil dan berjalan dengan wajah tanpa emosi. Ia ingin mabuk sendirian di dalam klub yang sedang berpesta karena penampilan spesial seorang DJ terkenal.

Ketika hendak minum, Kenanga menoleh ke arah atas panggung dan melihat seorang DJ yang tanpa berhenti me remix musik tengah berciuman dengan salah satu pengunjung wanita berpakaian seksi setelah meminum bir yang diberikan.

"Dasar cowok murahan!" umpat Kenanga dan melanjutkan minum.