Chereads / BAYANG KENANGAN / Chapter 12 - bab 12

Chapter 12 - bab 12

Berpikir jernih, dan selalu melihat kedepan. Bukankah kenangan itu tak akan hilang? dan coba lah untuk bangkit dari kenangan buruk itu, dan berpikir bahwa akan ada suatu saat nanti, sebuah kenangan indah menghampiri dirimu.

Rosa selalu berharap bahwa semua ini tak semenyakitkan ini, namun apa boleh buat takdir tak bisa dihindari.

Selalu, dan selalu saja hal yang menyakitkan menghampiri diri-nya.

Kadang ia berpikir, apakah hidup nya ini hanya seperti ini saja, tak ada sebuah kebahagian di akhirnya?

Atau bisakah, bahagia tak pergi meninggalkan diri-nya dengan cepat?

Walau kini ia bahagia dengan apa yang ia dapati, maksudnya bisa kembali melihat bayu, ditempat ini, disebuah taman, di sebuah gazebo.

Rasa-nya ini semua hanya mimpi, dapat bertemu dengan orang yang telah pergi untuk selama-lamanya.

"Apakah mungkin?"

Selalu ia berkata kepada diri-nya sendiri.

"Apakah benar?"

Atau

"Mimpikah ini?"

Bahagia?

Untuk saat ini, mungkin ia bahagia.

Melihat bayu yang duduk di sebelah-nya.

Berbicara dengan-nya, tersenyum, atau tertawa.

"Bisakah aku mengubah takdir?" kalimat itu selalu ia tanyakan kepada diri sendiri.

Melihat bayu yang menulis sebuah cerita, memberikan kata-kata motivasi untuk diri-nya.

Itu semua membuat ia rosa sangat bahagia.

"Aku berpikir, Hidup itu seperti daun. Saat ia masih muda ia begitu kokoh walau di tiup angin sebegitu kencang. Namun, saat ia sudah mulai menua jangan kan angin bahkan ia bisa jatuh sendiri ke tanah. Semua itu seperti takdir yang di nampak kan oleh-nya".

Bayu, orang yang ingin rosa temui itu, tak berubah, bagi rosa senyum-nya adalah suatu kebohongan, menutupi kesedihan dengan senyum tipis penuh kebohongan.

"kau bohong bayu". Begitulah kata ia dulu, waktu ia menyuruh bayu untuk jujur kepada-nya.

Namun bayu tetap saja keras kepala tak mau jujur kepada-nya.

Sampai pada saat dimana, kebohongan itu terbongkar dengan sendiri-nya.

"Kau selalu tertawa dalam kesedihan, kau selalu tersenyum, senyum kebohongan mu kini telah terbongkar bayu. Tapi kebohongan mu begitu baik, setiap kau menghembuskan nafas mu, kau selalu berbohong".

Saat itulah kebohongan yang selama ini bayu simpan terbongkar dihadapan Rosa.

Muka pucat, tarikan nafas menambah bukti bahwa selama ini bayu berbohong kepada-nya.

"kenapa kau tak memberi tahu ku?".

Namun itu sudah terlambat, tarikan nafas kini menjadi lebih panjang, dengan tatapan kosong dari mata-nya.

Saat itu ia masih saja tersenyum di sela senyuman itu ia berpesan kepada Rosa agar tak menyalahi takdir.

Nafas berhenti berhembus, tubuh pucat seperti tak berdarah, dengan tubuh yang dingin ia terjatuh di tubuh rosa, dengan sigap rosa memeluk-nya agar tak jatuh ketanah. Mengetahui bahwa bayu telah tiada.

Rosa menangis.

berteriak.

Memangil nama bayu, namun itu sia-sia saja.

Kini bayu telah tiada.

Tangisan menyertai, kepergian-nya.

Terbaring di tanah, bertabur bunga, di doakan orang-orang.

Bayu mata-nya kini tertutup, ia tertidur tanpa bisa terbagun lagi.

Waktu itu, rosa hanya bisa menangis tersedu-sedu.

Dada-nya begitu sesak, sangat sesak.

Ia pingsan, ia terjatuh ke tanah, dengan cepat orang-orang mengendong-nya, menjahui tempat itu.

"Bisakah waktu itu terulang?" ia bertanya kepada bayu, saat ia teringat waktu itu.

"Tak mungin". Jawab bayu dengan tetap menulis sebuah cerita.

"Tapi ini sudah terjadi bayu". Kata ia didalam hatinya.

Waktu itu kini telah terulang kembali, untuk mengubah takdir, yang buruk ini menjadi kenangan yang indah.