Setelah aku membersihkan semua badan ku, aku bergegas menemui Riko, namun ketika aku cari Riko tidak ada di tempat, lalu kemana dia?
"Rik, Rikooo kemana kamu Rik" teriak ku memanggil manggil nama dia
sekitar Beberapa menit kemudian dia kembali, dengan wajah dia yang sedikit basah
"Van apa kamu tidak curiga dengan nenek tersebut? aku rasa aku ko curiga ya, jangan jangan nenek itu bersekongkol dengan penjahat tadi" ujar Riko sembari dia duduk di kursi kayu
"ah kamu mah Rik, masa iya nenek itu bersekongkol sama penjahat tadi? ada ada saja kamu ya, untuk saat ini kita aman karena kita bertemu nenek tersebut" jawab ku kepada Riko.
tak berselang lama ketika kita sedang berbicara, nenek tersebut datang sembari berjalan menggunakan tongkat yang terbuat dari kayu, dia berjalan dengan perlahan menemui ku dan Riko.
"Neng, mas. mari kita sama sama makan dulu, kalian belum makan kan? nenek udah masakin buat kalian, mari di makan" ujar nenek tersebut sembari tersenyum
"ahh iya nek terimakasih atas bantuan nya" ujar Riko kepada nenek tersebut
lalu kami pun bergegas masuk ke dalam untuk menyantap makanan yang sudah nenek tersebut masak, Nenek tersebut memasak sayur, dan ada ubi manis juga. lalu kami bertiga pun memakan makanan itu dengan kenyang sampai habis.
"Nek, apa nenek benar sendirian disini? Nenek tidak takut tinggal sendiri disini? apa nenek boleh cerita kepada kami nek, mengapa nenek bisa tinggal di hutan?" Tanya ku kepada nenek tersebut
nenek tersebut hanya tersenyum sambil menepuk paha ku.
"neng, nenek tinggal disini sudah bertahun tahun, dulu nenek tinggal di desa bersama anak nenek, namun ia meninggalkan nenek karena nenek tidak bisa membelikan dia sebuah handphone" Jawab nenek tersebut.
"Waduh nek, ko anak nenek seperti itu ya? apa dia tidak sadar kalau dia sudah durhaka kepada ibunya?" jawab Riko kepada nenek tersebut
Lalu kami pun bercerita cerita bercanda gurau bersama nenek tersebut, oh iya nenek itu bernama nenek Sari, beliau umur nya sudah 74tahun, namun ia masih seperti kuat untuk mencari ranting ranting kayu di hutan.
Lalu nenek sari pun pergi ke kamar mandi, tinggalah kita berdua aku dan Riko.
"Rik, bagaimana caranya kita keluar dari sini? gimana kalo penjahat itu masih mencari cari kita?" Tanya vania pada Riko
"yaelah Van, mungkin penjahat itu berpikir kita sudah mati di terkam hewan buas, sudah lah jangan terlalu berfikir yang aneh aneh. sementara ini kita tinggal saja di tempat nenek sari sampai semuanya aman, ya itung itung kita nemenin nenek sari yang hidup sendirian" Jawab Riko sembari menyenderkan bahu nya ke bilik kayu.
"Iya juga ya Rik, Mungkin nenek sari tahu jalan keluar dari hutan sini, lagipula ini hutan sangat luas. kita saja sampai nyasar begini gara gara di kejar penjahat sialan!!" Jawab vania sembari mengikat rambutnya
Nenek tersebut kembali dan duduk di lantai yang hanya beralaskan kain dari anyaman bambu, lalu Kami pun melihat lihat sekitaran rumah nenek sari yang memang ketika di lihat pada pagi sampai sore hari rasanya nyaman adem, namun beda lagi ketika di lihat waktu malam hari, mungkin rasanya seperti Dunia nya parah mahluk astral, tetapi rasanya disini jarang ada hewan buas. paling hanya monyet dan babi hutan saja.
HAPPY READING 🧡