Chereads / The Kingdom of NETERLIANDIS / Chapter 32 - Selesai

Chapter 32 - Selesai

Benar saja tebakan Raja Indra, sosok lelaki jangkung berambut abu itu sudah berdiri dan menatap tajam ke arah Ratu Diana yang tampak terdesak di kursinya.

Tatapan intimidasi dari mata tajam berwarna ungu milik Dinata sangat kuat sehingga Ratu Diana terlihat tak berkutik sedikitpun.

"Bicarakan dengan jelas Ratu Diana atau harus aku panggil Ibunda Diana?"

"Sa... Saya tidak mengerti yang kamu ucapkan, Dinata" kegugupan Ratu Diana sama sekali tidak bisa ia sembunyikan seperti saat ia berpura-pura menjadi Ratu yang baik.

Pangeran Dinata kembali menekan mental Ratu Diana dengan mengeluarkan fantalis sihir kristal es, berbentuk pedang yang persisi sama ketika ia memenggal kepala Bayan dan mengancam Perdana Menteri Suliam.

"Ayolah Ratu Diana!! saya ingin mendengar rencana-rencana licik dari lidah ularmu itu," ucap Pangeran Dinata sambil mengayun-ayunkan pedangnya tanpa arah di hadapan wajah Ratu Diana.

"Saya beri waktu untuk berpikir selama 3 detik, Ratu Diana. Dimulai dari... 1."

Ratu Diana kemudian menutup matanya, ia tak sanggup melihat pemandangan mengerikan yang melintas di depan mukanya.

"2"

Di tempat yang agak jauh dari sana, tampak Raja Indra dan Gandara sedang mengamati hal yang mulai sedikit mereka tahu arahnya.

"Bagaimana Raja Indra apa perlu kita hentikan Pangeran Dinata sekarang?" Tanya Gandara panik setelah melihat Pangeran Dinata mulai mengeluarkan fantalis sihirnya.

"Tunggu, jujur saya sedikit penasaran kita lihat apa yang dimaksud Dinata dulu. Tapi jika kelakuan Dinata sudah melampaui batas dan melukai Ratu Diana, kita segera menghentikannya," tutur Raja Indra yang masih terus mengamati kejadian yang ada dihadapannya kini.

"3, waktu kamu sudah habis. Tetap tidak ingin mengaku ternyata, bodoh. Saya sudah tahu semuanya kamu berencana menghancurkan kerajaan Neterliandis bukan? dengan menanamkan niat-niat busuk pada Perdana Menteri Suliam yang bodoh itu sehingga memberontak dalam seleksi pemilihan putra mahkota kerajaan Neterliandis ini."

"Pa.... pangeran Dinata, sa.... Saya sungguh tidak mengerti arah ucapan kamu," ucap Ratu Diana masih berharap Pangeran Dinata percaya dengan ucapan sok polosnya itu.

"Ah, sepertinya saya harus memotong lidahmu itu terlebih dahulu Ratu Diana, supaya kamu berhenti untuk berpura-pura bodoh," ucap Pangeran Dinata yang kemudian menekan leher Ratu Diana dengan tangan kirinya supaya lidahnya terjulur keluar serta tangan kanannya mengangkat pedang untuk memutuskan bisa dari wanita ular itu.

"Gandara, segera lakukan sesuatu untuk menghentikan Dinata sebelum ia membunuh Ratu Diana!!" Raja Indra berteriak panik melepaskan perintahnya.

Paman Gandara dengan cepat mengeluarkan fantalis sihirnya untuk menghentikan Pangeran Dinata yang tengah bertindak tanpa hati.

Syettt... Lidah Ratu Diana terputus dengan sekali ayunan pedang Dinata sebelum sihir Gandara sampai untuk menghentikan itu. Karena jarak yang cukup jauh dan kecepatan pedang setara dengan kilat, lidah Ratu Diana harus menggeletek di tanah bersama dedaunan kering yang jatuh.

Beruntung nyawa Ratu Diana terselamatkan ketika ayunan pedang ke dua yang mengarah ke lehernya dapat dihentikan oleh sihir Paman Gandara yang mengenai pedang Pangeran Dinata, membuat pedang itu terpental cukup jauh.

Pandangan Pangeran Dinata dan Ratu Diana langsung tertuju ke arah datangnya sihir yang membuat pedang miliknya terpental.

Terlihat sosok Raja Indra dan Paman Gandara tengah berjalan ke arah mereka.

"Jangan ikut campur urusan saya, Paman Gandara, Ayah jika kalian tidak mau berusaha dengan saya nanti. Wanita ular ini pantas untuk mati dengan cara yang pelan dan menyiksa."

"BdhxsgxatcxfxgxCfdsbvf," ucapan Ratu Diana sama sekali tak jelas karena darah yang terus mengalir dari bekas sayatan di lidahnya.

Ratu Diana kemudian berlari dari Pangeran Dinata dan bersembunyi dibalik tubuh Raja Indra yang tegap dan kekar.

"Dinata, sudah cukup!! Saya tahu dia memiliki kesalahan yang sudah sangat besar, tapi tak pantas kamu membalas dengan membunuhnya. Biarkan saja dia dihukum dengan aturan di kerajaan kita, jangan bertindak sesuka hati kamu. Ayah mohon kendalikan nafsu kamu."

"Tidak bisa Raja Indra yang terhormat, jika tidak diselesaikan sekarang akan lebih banyak kekacauan lagi akibat ulahnya," bantah Dinata cukup keras pada ayahnya itu.

Raja Indra terlihat kaget dengan cara bicara putranya yang sama sekali tidak menunjukkan etika kesopanan. Sementara itu Dinata tampak membungkuk untuk menyentuh tanah dengan tangannya langsung.

Terasa ada getaran kuat di tanah ketika fantalis Pangeran Dinata keluar dari tangannya dan masuk ke tanah, dan ketika itu dia mulai menghitung mundur, "tiga."

"Apa yang kamu perbuat Dinata? Ayah mohon hentikan sekarang."

"Dua"

"Jangan melakukan hal-hal aneh lain yang membuat penyesalan nantinya!!"

"Satu, kena kau wanita ular."

Arghhh, teriakan Ratu Diana sangat keras ketika sebuah bongkahan es tajam keluar dari tanah dan menancap di jantungnya. Tubuh Ratu Diana dengan cepat tumbang ke tanah dengan darah segar mengalir dari jantung dan mulutnya.

"Selesai."